BENARKAH
MASUK SURGA BUKAN KARENA AMAL
Oleh : Azwir B. Chaniago
Dalam
al Qur an sangatlah banyak ayat yang menjelaskan bahwa seorang hamba yang
beriman dan beramal shalih akan dimasukkan Allah Ta’ala kesurga-Nya. Sungguh
sangatlah banyak ayat ayat dalam al Qur-an yang menjelaskan tentang yang demikian,
diantara adalah :
Pertama : “Wa
basysyiril ladziina aamanuu wa ‘amilush shalihaati anna lahum jannatin tajrii min
tahtihal anhaar” . Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang orang yang
beriman dan beramal shalih bahwa untuk mereka (disediakan) surga surga yang
mengalir dibawahnya sungai sungai. (Q.S
al Baqarah 25)
Kedua : “Yaquuluuna
salaamun ‘alaikum udkhulul jannata bimaa kuntum ta’maluun”. Mereka (para
malaikat) berkata : Salaamun ‘alaikum, masuklah ke dalam surga karena apa yang
telah kamu amalkan. (Q.S an Nahal 32)
Ketiga : “Wa
tilkal jannatul latii uuristumuuhaa bimaa kuntum ta’maluun”. Dan itulah surga
yang diwariskan kepada kamu karena perbuatan yang telah kami amalkan. (Q.S az Zukhruf 72)
Tentang
ayat ini Syaikh as Sa’di berkata : Artinya, Allah Ta’ala mewariskan
(menganugerahkan) surga surga itu untuk kalian karena amal perbuatan kalian dan
dijadikannya sebagai balasan atas amal amal kalian karena karunia-Nya. Dan didalamnya
Allah menyimpan berbagai rahmat-Nya.
Kemudian
kita mengetahui sebuah hadits dari Abu Hurairah, dia berkata bahwa Rasulullah salallahu ‘alaihi
wasallam bersabda : “Lan yudkhila ahadan
‘amaluhul jannah, qaaluu wa laa anta yaa rasuulallahi. Qaala : Laa, wa laa anaa
illa an yataghammadanillahu bi fadhlin wa rahmah”. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Amal seseorang tidak akan memasukkan
seseorang ke dalam surga. Para sahabat bertanya : Engkau juga tidak wahai
Rasulullah?, Beliau bersabda : Aku pun
tidak. Itu semua hanyalah karena karunia dan rahmat Allah. (H.R Imam
Bukhari dan Imam Muslim).
Secara
sepintas mungkin ada yang beranggapan bahwa ayat ayat al Qur an diatas
bertentangan dengan hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah. Padahal tidak,
sama sekali tidak. Ketahuilah bahwa ayat ayat al Qur-an tidaklah mungkin
bertentangan dengan hadits hadits yang shahih karena apapun yang disabdakan oleh Rasulullah semuanya adalah
wahyu dari Allah Ta’ala juga.
Allah
berfirman : “Wamaa yantiqu ‘anil hawaa.
In huwa illaa wahyun yuuhaa”. Dan tidaklah yang diucapkannya itu (al
Qur-an) menurut keinginannya. Tidak lain (al Qur an itu) adalah wahyu yang
diwahyukan kepadanya. (Q.S an Najm 3-4)
Tentang
ayat ini Syaikh as Sa’di berkata : Yakni
ucapannya (Rasulullah) bukanlah berdasarkan hawa nafsunya artinya ia hanya
mengikuti wahyu yang disampaikan padanya berupa hidayah, takwa dalam dirinya
dan yang lainnya.
Hal
ini menunjukkan bahwa as Sunnah (hadits) adalah (juga) wahyu dari Allah untuk
Rasul-Nya sebagaimana disebutkan dalam firman Allah : “Wa
anzalallahu ‘alaikal kitaaba wal hikmah”. Dan Allah menurunkan kepadamu al Kitab
dan al Hikmah (Q.S an Nisa’ 113). Lihat
Kitab Tafsir Karimir Rahman.
Lalu
bagaimana para ulama menjelaskan makna seseorang tidak masuk surga bukan karena
amalnya.
Pertama
: Syaikh Salim bin ‘Ied al Hilali dalam Bahjah an Nazhirin, dengan diringkas.
(1) Yang dimaksud seseorang tidak masuk
surga dengan amalnya adalah peniadaan masuk surga karena amalan.
(2) Amalan itu sendiri tidak bisa
memasukkan orang ke dalam surga. Kalau bukan karena karunia dan rahmat Allah,
tentu tidak akan bisa memasukinya. Bahkan adanya amalan juga karena sebab
rahmat Allah bagi hamba-Nya.
(3) Amalan hanyalah sebab tingginya
derajat seseorang di surga, namun bukan sebab seseorang masuk ke dalam surga.
(4) Amalan yang dilakukan hamba sama
sekali tidak bisa mengganti surga yang Allah beri. Itulah yang dimaksud,
seseorang tidak memasuki surga dengan amalannya.
Maksudnya ia tidak bisa
mengganti surga dengan amalannya. Sedangkan yang memasukkan seseorang ke dalam
surga hanyalah rahmat dan karunia Allah.
Kedua : Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarah Shahih
Muslim.
(1)
Ayat-ayat Al-Qur’an yang ada menunjukkan bahwa amalan bisa memasukkan orang
dalam surga. Maka tidak bertentangan dengan hadits-hadits yang ada.
(2)
Bahkan makna ayat adalah masuk surga itu disebabkan karena amalan. Namun di
situ ada taufik dari Allah untuk beramal. Ada hidayah untuk ikhlas pula dalam
beramal. Maka diterimanya amal memang karena rahmat dan karunia Allah.
(3)
Karenanya, amalan semata tidak memasukkan seseorang ke dalam surga. Itulah yang
dimaksudkan dalam hadits.
Kesimpulannya,
kata beliau, bisa saja kita katakan
bahwa sebab masuk surga adalah karena ada amalan. Amalan itu ada karena rahmat
Allah. Wallahu a’lam.
Jadi dapatlah diketahui bahwa tidak terdapat
pertentangan antara ayat ayat alqur an dengan hadits dari Abu Hurairah
diatas. Benarlah bahwa kita masuk surga
bukan semata-mata dengan amalan kita. Amalan kita itu bisa ada karena taufik
dari Allah. Taufik Allah itulah karunia dan rahmat-Nya. Jadi, amalan itu ada
hanya karena karunia dan rahmat-Nya.
Oleh
karena itu bersyukurlah wahai orang orang yang telah diberi taufik, karunia dan
rahmat oleh Allah Ta’ala untuk mudah dalam beramal.
Wallahu
A’lam. (475)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar