MEMULIAKAN ORANG BERILMU
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Kita bersyukur dan memuji Allah Ta’ala
yang telah memberikan kesempatan bagi kita semua untuk hidup ditengah
masyarakat yang Allah tempatkan orang orang berilmu atau para ulama disekitar
kita. Dengan adanya mereka maka kita dituntun menuju kepada jalan keselamatan dan kebaikan
yaitu melalui ilmunya yang diajarkan kepada kita.
Dahulu
ummat Nabi Nuh pada satu kurun tersesat
kepada kesyirikan karena wafatnya semua ulama mereka. Akhirnya syaithan menghiasi perbuatan
syirik mereka seolah-olah ibadah, yaitu meminta dan menyembah kepada kuburan
ulama yang telah meninggal.
Oleh karena itu, disamping
berterima kasih dan mendoakan bagi para ulama maka sangatlah baik jika kita
juga memuliakan mereka. Saudaraku, ada beberapa alasan yang mendasar
kenapa kita sangat dianjurkan untuk memuliakan ulama atau orang orang berilmu,
diantaranya adalah :
Pertama : Para ulama adalah orang yang
berilmu pewaris para Nabi. Sangat pantas bagi kita menghormati dan
memuliakannya tapi tidak mengkultuskan.
Kedua : Coba renungkan berapa banyak jasa
mereka kepada kita. Siapa yang mengajar kita tentang aqidah yang shahih, mengajari kita
beribadah, berakhlak, bermuamalah secara syar’i dan mengajari kita membaca al Qur-an. Subhanallah.
Ketiga : Pada dasarnya ulama itu tidak
meminta kita untuk menghormati dan memuliakannya. Tapi kewajiban kita
melakukannya sebagai tanda terima kasih kita kepada ulama. Sungguh apa yang
diberikan ulama kepada kita berupa ilmu yang bermanfaat tidak bisa dibanding
nilainya dengan harta seberapapun banyaknya.
Namun demikian, sekiranya ada seseorang yang tidak berminat untuk menghormati dan
memuliakannya, mereka tidak kecil hati. Bukankah sudah menjadi kebahagian yang
luar biasa bagi orang orang berilmu karena Allah telah mendahului kita memuliakan dan mengangkat
derajatnya.
Allah
berfirman : “Yarfa’illahul ladzina amanu minkum walladzina utul ilma darajaat.” Niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman dan orang-orang yang diberi pengetahuan (ulama)
beberapa derajat. (Q.S al Mujaadilah 11).
Ketahuilah bahwa kita diperintahkan memuliakan ulama. Rasulullah menyebutkan hal ini dalam
sebuah hadits qudsi, bahwa Allah Ta’ala berfirman : “Barang siapa yang memusuhi
wali-Ku, maka sungguh Aku umumkan perang atasnya”. (HQ.R Imam Bukhari). Ketahuilah bahwa para wali Allah itu yang terutama adalah
ulama.
Juga
diriwayatkan dari Ikrimah, seorang ahli tafsir, murid Ibnu Abbas, berkata :
Waspadailah oleh kalian jika menyakiti seorang dari ulama (tidak mau memuliakannya), sebab barang siapa menyakiti ulama sungguh ia telah
menyakiti Rasulullah Salallahu alaihi Wasallam.
Lalu apa yang bisa dilakukan
untuk memuliakan ulama. Tentu ada banyak cara,
diantaranya adalah :
Pertama : Mengetahui hak ulama.
Bahwa para ulama atau orang
berilmu tidaklah sama dengan orang yang tidak berilmu sehingga pantas
mendapat hak untuk dimuliakan. Rasulullah sangat memuliakan ulama. Beliau
bersabda : “Keutamaan orang berilmu atas orang ahli
ibadah adalah semisal kemuliaanku atas orang-orang yang paling rendah diantara
kalian.” (H.R at Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh al Albani.)
Rasulullah
bersabda : “Bukan termasuk golongan kami orang yang
tidak memuliakan orang tua, menyayangi yang kecil dan yang tidak mengetahui hak
ulama diantara kami.” (H.R Imam Ahmad, dihasankan oleh
Syaikh Albani).
Kedua : Menjadikan ulama sebagai rujukan.
Adalah merupakan
kewajiban bagi orang yang tidak berilmu untuk merujuk kepada ulama apa-apa yang
belum diketahuinya tentang syariat. Allah
berfirman : “Fas’alu ahladz dzikri inkuntum laa ta’lamuun.” Maka bertanyalah
kepada yang berilmu (ulama) jika kamu tidak mengetahui. (Q.S an
Nahl 43).
Ketiga : Senantiasa
berbaik sangka kepada ulama
Jangan
mencari-cari kesalahan ulama, apalagi sampai mengghibahnya. Rasulullah bersabda : “Wahai sekalian orang yang beriman dengan
ucapannya namun belum masuk dalam hatinya. Janganlah kalian mengghibah kaum
muslimin dan janganlah mencari-cari aib mereka. Sungguh barang siapa yang suka
mencari kesalahan saudaranya, Allah akan cari kesalahannya, pasti dia akan
dihinakan, walau dia berada dalam rumahnya.” (H.R Abu
Dawud,dishahihkan oleh Syaikh al Albani).
Keempat : Membela ulama yang dizhalimi.
Rasulullah bersabda :
“Barangsiapa yang membela
kehormatan saudaranya pada saat saudaranya tidak mengetahui, ia mendapat hak
dari Allah untuk dibebaskan dari api neraka.” (H.R ath Thabrani).
Termasuk
bagian dari memuliakan dan menghormati
ulama adalah meninggalkan pendapat mereka yang mungkin menyelisihi sunnah
karena para ulama adalah manusia yang tidak maksum. Oleh karena itu jika menjelaskan suatu
kekurangannya haruslah dengan adab yang baik
karena kita memaklumi bahwa para ulama itu kekurangannya sangatlah sedikit dan
kelebihannya sangatlah banyak bahkan berlimpah.
Mari kita muliakan ulama ulama
kita, guru atau ustadz kita karena beliau telah memberikan ilmu yang banyak
untuk kebaikan kita semua di dunia dan di akhirat kelak. Selain itu juga
sangatlah dianjurkan jika kita mendoakan kebaikan bagi mereka semuanya.
Wallahu A’lam. (453)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar