MENGAMBIL HIKMAH DARI MUSIBAH
Oleh : Azwir B. Chaniago
Pengantar
Musibah yang
menimpa memang sering dirasakan sebagai suatu yang tidak mengenakkan. Namun
seberat apapun musibah yang menimpa pastilah dengan kehendak Allah. Ketahuilah
bahwa Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya. “Laa yukallifullahu nafsanillaa wu’ahaa”. Allah tidak membebani seseorang melainkan
sesuai dengan kesanggupannya. (Q.S Al-Baqarah: 286).
Selain itu,
setiap musibah pasti mengandung hikmah yang besar. Tapi hikmah itu sedikit
sekali yang disadari oleh pikiran manusia. Allah tidak menjadikan sesuatu, tidak
menurunkan sesuatu, tidak mengangkat sesuatu dengan sia-sia kecuali ada hikmah
dibaliknya.
Dalam
menghadapi suatu musibah adakalanya seseorang bertanya-tanya apakah ini adzab,
peringatan atau ujian. Barang kali pertanyaan ini ada baiknya dalam rangka
instropeksi diri. Namun yang lebih penting adalah bagaimana menyikapi dan
mengambil hikmahnya. Andaikata kita bisa menyikapi dengan benar dan mengambil
hikmah dari setiap musibah maka musibah akan memberikan manfaat yang besar
meskipun awalnya tidak mengenakkan.
Hikmah
dibalik musibah
Musibah
adalah suatu keniscayaan yang melanda manusia. Kapan saja bisa terjadi baik
terhadap perorangan maupun yang sifatnya jamaah. Musibah memang sering
dirasakan sebagai suatu yang tidak nyaman
namun kita perlu memahami bahwa dibalik musibah itu pasti ada hikmah
yang sempurna, yang kadang kala kita tidak menyadarinya.
Diantara
hikmah yang dapat kita petik dari berbagai musibah yang menimpa adalah:
Pertama : Musibah
sebagai bentuk teguran dari Allah.
Musibah yang
terjadi merupakan suatu bentuk teguran atau peringatan dari Allah terhadap
hambanya yang telah banyak melalaikan perintah-Nya. Dengan teguran berupa
musibah diharapkan manusia ingat untuk melakukan introspeksi terhadap apa yang
telah dilakukannya. Allah berfirman bahwa kerusakan yang terjadi adalah akibat
perbuatan manusia : “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut di sebabkan
karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian
dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar)” (Q.S.
Ar-Ruum:41).
Oleh karena
itu orang yang berakal akan mengambil hikmah dari suatu musibah yaitu dengan
melakukan introspeksi yang akan membuahkan kesadaran dan kembali bertaqarrub
kepada Allah.
Kedua : Musibah
sebagai parameter kesabaran.
Seorang
hamba dituntut untuk bersabar dalam menghadapi cobaan dan ujian. Kesabaran
seseorang dalam hal ini, akan mendatangkan kecintaan Allah. Besarnya pahala
bagi seorang hamba adalah tergantung pada besarnya cobaan yang dialaminya.
Rasulullah
Salallahu ‘alaihi wassallam bersabda: “ Sesungguhnya besarnya pahala
tergantung pada besarnya cobaan. Jika Allah mencintai suatu kaum maka Dia akan
mengujinya dengan cobaan. Barangsiapa yang ridho atas cobaan tersebut maka dia
akan mendapat keridhoan Allah dan barangsiapa yang berkeluh kesah (marah) maka
dia akan mendapat murka Allah” (HR. At-Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh
Al-Albani).
Adalah
merupakan salah satu hikmah dari suatu musibah yaitu menumbuhkan sikap sabar
dari seorang hamba dan itu baik baginya.“ Sungguh menakjubkan keadaan
seorang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik baginya. Jika
memperoleh kelapangan lalu dia bersyukur maka itu baik baginya. Dan jika
ditimpa kesempitan lalu dia bersabar maka itupun (juga) baik baginya”. (HR.
Muslim).
Ketiga : Musibah
sebagai penghapus dosa.
Sesungguhnya
apapun musibah yang menimpa seorang hamba mempunyai hikmah yang banyak. Salah
satunya Allah jadikan musibah itu sebagai penghapus dosa. Rasulullah Salallahu
‘alaihi wassallam bersabda: “ Ujian akan datang kepada seorang Mukmin
atau Mukminah mengenai jasadnya, hartanya, anaknya sehingga ia menghadap Allah
tanpa membawa dosa” (HR. At-Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani).
Hadits ini
adalah berita gembira bagi orang Mukmin, dan tentu dengan catatan, jika datang
suatu musibah maka dia harus paham dan menyakini betul bahwa ini dari Allah.
Dia juga harus tegar dan sabar sehingga mendapat kebaikan yaitu berupa
pengampunan dosa dari Allah.
Keempat : Musibah
menumbuhkan kesadaran beribadah.
Secara
sederhana dapat digambarkan bahwa seseorang yang mendapat musibah katakanlah
berupa gempa yang datang tiba-tiba. Menghadapi hal ini dia akan spontan
langsung menyebut nama Allah, beristighfar dan bertakbir, sebagai ibadah lisan.
Selain itu timbul rasa khasy-yah atau
takut kepada Allah, ini sebagai ibadah hati.
Perhatikanlah
bahwa tidak sedikit orang yang selama ini jauh dari Allah, jarang beribadah,
tapi begitu mendapat suatu musibah dia menjadi taat beribadah dan terus
mendekatkan diri kepada Allah. Ini merupakan salah satu hikmah yang agung
dibalik musibah.
Kelima : Musibah
dapat menghilangkan sikap sombong.
Sombong atau
takabur adalah memperlihatkan atau merasa diri lebih tinggi atau lebih baik
dari orang lain, baik karena ilmu, kedudukan atau harta. Sifat sombong adalah
salah satu sikap tercela dan dibenci oleh Allah. Allah berfirman: “Sesungguhnya Allah tidak suka kepada
orang-orang yang berbuat kesombongan” (Q.S. An-Nahl: 23).
Sangat
sering musibah memberikan pelajaran
kepada orang yang sombong. Banyak orang yang dulunya berpangkat dan berharta
lalu didatangi oleh penyakit ujub dan sombong. Lalu begitu dapat musibah pangkat
dan hartanya hilang maka hal ini membuat
dia sadar dan bertobat dari segala kesombongan dan menjadi orang yang tawadhu’.
Penutup
Seorang
beriman wajib meyakini bahwa apapun musibah yang menimpanya, itu adalah
ketetapan dari Allah Ta’ala. Allah berfirman : “Qul lan
yushiibanaa illaa maa kataballahu lanaa, huwa maulaanaa wa ‘alallahi fal
yatawakkalil mu’miniin”. Katakanlah
(Muhammad), tidaklah akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan
Allah bagi kami. Dialah pelindung kami dan hanya kepada Allah bertawakkal orang
orang yang
beriman (Q.S t Taubah 51)
Oleh karena
itu maka setiap musibah haruslah disikapi dengan benar sehingga kita bisa
memperoleh hikmah dan kebaikan yang ada dibaliknya.
Banyak hal
yang pada awalnya dianggap sekedar musibah namun setelah dijalani dengan sabar
ternyata merupakan berkah bagi yang mengalaminya bahkan juga bagi orang lain.
Itulah diantara
hikmah yang bisa kita petik dari suatu musibah antara lain sebagai sarana
introspeksi, parameter kesabaran, penghapus sebagian dosa dan menjauhkan diri
dari penyakit hati seperti sikap sombong.
Semoga kita
bisa mengambil banyak hikmah dan pelajaran dari setiap musibah yang menimpa
diri sendiri maupun orang lain.
Wallahu A’lam.
(468)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar