JIWA YANG TENANG
Oleh : Azwir B. Chaniago
Surat al Fajr adalah surat ke 89 dalam al Qur anul Kariim.
Surat ini terdiri dari 30 ayat dan pada ayatnya yang 27 dan 28 Allah berfirman
: “Yaa aiyatuhan nafsul muthma-innah. Irji’ii ilaa rabbiki raadhiyatan mardhiyah”
Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Rabb-mu dengan hati yang puas
lagi di ridhai-Nya.
Syaikh Muhammad Shalih al Utsaimin berkata : Allah menutup
surat ini dengan perkara yang membuat hati (seorang mukmin) menjadi senang dan
dada (nya) menjadi lapang. Selanjutnya Syaikh menjelaskan :
Pertama : Kembalilah kepada Rabb-mu…, perkataan ini kelak akan dikatakan kepada seorang
mukmin pada detik detik terakhir dari kehidupannya di dunia. Akan dikatakan
kepada ruhnya : Keluarlah wahai jiwa yang tenang, keluarlah untuk menemui
rahmat Allah dan keridhaan-Nya. Maka seketika itu ruh akan merasa berbahagia dan dengan
mudahnya akan berpisah dari raganya. Hal itu karena berita gembira yang
diterimanya tentang kenikmatan yang (jauh) lebih hebat dari segala kenikmatan
dunia yang akan segera dirasakannya.
(Yaitu) sungguh suatu kenikmatan yang tidak dapat tergambar
dalam otak dan pemikiran manusia. Allah berfirman : “Falaa ta’lamu nafsun
maa ukhfiya lahum min qurrati a’yunin jazaa-an bimaa kaanuu ya’maluun” Seorangpun
tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam
macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang
telah mereka kerjakan. (Q.S as Sajdah
17)
Kedua : Jiwa yang tenang, maksudnya adalah jiwa yang beriman dan
selamat. Sebab anda tidak akan pernah mendapati jiwa yang lebih tenang dari
jiwa seorang mukmin selama lamanya. Seorang mukmin itu berjiwa baik dan tenang.
Bahkan Rasulullah kagum terhadap kepribadian seorang mukmin.
Seorang mukmin akan selalu tenang dan ridha dengan ketentuan
Allah dan takdir-Nya. Dia tidak marah ketika ditimpa musibah. Tidak menjadi
sombong dan lupa diri jika mendapatkan kenikmatan. Justru dia akan selalu
bersyukur ketika mendapat nikmat dan bersabar ketika menerima cobaan. Maka
dengan demikian anda akan mendapati seorang mukmin itu selalu tenang.
Jadi, nafsul muthma-innah itulah jiwanya orang orang yang
mendapatkan ketenangan selama di dunia dan akan selamat dari adzab Allah pada
Hari Kiamat. (Lihat Tafsir Juz ‘Amma, Syaikh al Utsaimin).
Wallahu A’lam. (288)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar