DUA PENGHALANG BELAJAR ILMU
Oleh : Azwir B. Chaniago
Islam mewajibkan umatnya untuk terus menerus belajar ilmu
terutama ilmu syar’i dan ilmu ilmu lainnya yang bermanfaat bagi umat Islam.
Rasulullah bersabda : “Thalibul ‘ilmi faridhatun ‘ala kulli muslim”. Menuntut
ilmu adalah wajib bagi setiap muslim (H.R Imam Ahmad). Diantara pakar bahasa
Arab mengatakan bahwa kata fardhu maknanya adalah wajib. Dalam hadits
ini disebut faridhatun yang maknanya sangat atau lebih wajib. Ini adalah
salah satu dalil yang tegas tentang wajibnya belajar bagi seorang muslim baik
laki laki maupun perempuan.
Namun dalam belajar ilmu khususnya ilmu syar’i akan banyak
ditemukan penghalang. Penghalang itu bisa ada diluar diri seseorang ataupun pada dirinya sendiri. Diantara
penghalang yang ada pada diri seseorang dalam belajar ilmu adalah adanya dua
sifat buruk yaitu sifat malu dan sifat sombong.
Diantara contohnya adalah :
Pertama : Jika seseorang ingin belajar membaca al Qur an tapi malu karena sudah
tua baru mulai belajar maka dia akan bodoh terus dalam membaca al Qur an. Rasa malu telah menghalanginya. Diantara
contoh lainnya adalah seorang yang sudah berusia lanjut lalu merasa malu
menghadiri majlis ilmu yang jamaahnya sebagian besar adalah orang orang muda.
Akibatnya dia kehilangan kesempatan untuk mendapat ilmu dan pahala yang besar.
Rasa malu sebenarnya memiliki konotasi yang positif. Misalnya
malu bermasiat, malu melalaikan ibadah dan yang lainnya. Tetapi kalau malu
untuk belajar ini bisa jadi disebut dengan musibah.
Kedua : Jika seseorang menganggap dirinya sudah punya banyak ilmu, timbul rasa
sombong, maka ilmunya tidak akan bertambah. Rasa sombong telah menghalanginya
untuk belajar. Pada hal mungkin ilmunya masih sangat sedikit tetapi merasa
sudah memiliki ilmu yang sangat banyak.
Keadaan ini memang agak sering menghinggapi orang yang berilmu, kecuali
yang Allah berikan taufik.
Contoh lain dalam hal ini adalah tentang seorang yang tidak
berilmu. Lalu kebetulan duduk di suatu majlis ilmu. Tapi dia tidak sungguh sungguh
mendengarkan apa yang dijelaskan ustadz. Sewaktu ditanya kenapa dia tidak
sungguh sungguh mendengarkan kajian ?. Lalu dijawab : Ah itukan kaji yang dari
dulu begitu begitu saja. Tidak ada yang baru. Dan lagi pula katanya : Cara
ustadz menjelaskannya tidak menarik.
Inilah satu tanda kesombongan dan telah menghalangi orang ini mendapat
ilmu.
Imam Mujahid bin Jabr, seorang Tabi’in, murid Ibnu Abbas
(wafat 104 H) berkata : Tidak akan mendapatkan ilmu orang yang malu dan
orang yang sombong (Atsar shahih riwayat Imam Bukhari).
Oleh karena itu waspadalah terhadap kedua sifat buruk ini
karena bisa merugikan diri sendiri.
Jangan biarkan kedua sifat ini menjadi penghalang dalam belajar ilmu.
Wallahu A’lam. (264)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar