SABAR DAN KEUTAMAANNYA
Oleh : Azwir B. Chaniago
Muqaddimah
Sesungguhnya keimanan itu ada dua
bagian. Sebagiannya adalah sabar dan sebagian lainnya adalah syukur, yang
demikian itu adalah karena apa yang diperoleh seorang hamba didunia tidak lepas
dari dua perkara, yaitu:
Pertama:
Kenikmatan yang Allah ta’ala berikan kepadanya. Ini membutuhkan rasa syukur
yaitu diantaranya mengakui bahwa nikmat tersebut datang dari Allah dan
diwujudkan dalam bentuk ketaatan kepada Allah
Kedua:
Musibah yang menimpa seorang hamba
perkara ini membutuhkan sikap ridha dan sabar dalam menerimanya. Ini diwujudkan
dalam sikap tidak melakukan tindakan yang diharamkan Allah.
Makna dan hakikat sabar
Iman Ibnul Qayyim dalam Madarijus Saalikin menjelaskan makna dan hakikat sabar yaitu :
Pertama: Secara
bahasa sabar bermakna mencegah dan menahan.
Kedua:
Hakikat sabar adalah menahan
diri dari berputus asa, meredam amarah jiwa, mencegah lisan untuk mengeluh
serta menahan anggota badan untuk berbuat kemungkaran.
Sabar adalah akhlak mulia yang muncul
dari dalam jiwa. Dapat mencegah
perbuatan yang tidak baik.
Sabar adalah kekuatan jiwa yang dengannya akan tegak dan baik segala
perkara.
Tiga bagian pokok dalam sabar
Pertama : Sabar dalam menjalani ketaatan
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata
: Dalam mengerjakan ketaatan kepada Allah lebih utama dan sempurna daripada
menjauhi maksiat. Lagi pula
kerusakan karena tidak ada ketaatan lebih
dibenci Allah dari pada kerusakan adanya maksiat.
Allah berfirman : “Wa’mur
ahlaka bish shalaati washthabir ‘alaiha” Dan perintahkanlah kepada
keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya” (Q.S
Thaahaa 132).
Seorang yang ingin bersabar dalam
menjalankan ketaatan kepada Allah perlu memperhatikan tiga hal, sebagaimana
dikatakan Imam Ibnu Qudamah dalam Kitab Minhajul Qashidin, yakni:
(1) Sebelum beribadah. Hendaklah dia
meluruskan niatnya, ikhlas dan sabar agar terjaga dari penyakit riya’ dan sum’ah
(2) Saat beribadah. Hendaklah dia
tidak lalai dari merasa diawasi Allah, jangan malas mengerjakan
sunnah-sunnahnya dan adab-adabnya, sabar melawan rasa malas hingga selesai
ibadahnya
(3) Setelah beribadah. Hendaklah dia sabar dari menyebarkan
ibadah yang telah dia kerjakan. Tidak pamer dihadapan manusia dengan maksud
riya’ atau
sum’ah. Barangsiapa yang tidak sabar setelah bersedekah sia-sia belaka amalnya.
Kedua : Sabar dalam menjauhi larangan
Semua orang butuh kesabaran dalam
setiap waktu dan kondisi. Sebab ia selalu
berada dalam perintah yang wajib dilaksanakan dan larangan yang wajib
ditinggalkan. Manusia berada diatas takdir Allah termasuk kenikmatan yang wajib
dia syukuri. Apabila semua perkara ini tidak bisa lepas dari diri seorang hamba
maka kesabaran harus senantiasa ada pada dirinya sampai akhir hayat. (Tazkiyatun Nufus,
Syaikh Ahmad Farid).
Syaikh Muhammad Shalih al Utsaimin
berkata : Sabar dalam menjauhi yang diharamkan Allah, yaitu hendaklah manusia
menahan diri dari yang Allah haramkan, karena jiwa ini senantiasa memerintah
kepada keburukan. Hendaklah seorang hamba sabar untuk menjauhi yang diharamkan
Allah.
Ketiga : Sabar menerima takdir atau ketetapan Allah
Bahwa ketetapan yang Allah
takdirkan bagi seorang hamba didunia dibagi dua :
(1) Ketetapan Allah yang sesuai dengan keinginan seorang
hamba berupa keselamatan, harta, kedudukan dan kelezatan dunia. Maka disamping
bersyukur terhadap nikmat, seorang hamba haruslah jangan tertipu dengan
kelezatan dunia hingga lalai terhadap akhirat.
Besabar dengan
kenikmatan, tidaklah mudah seperti apa yang dikatakan Abdurahman bin ‘Auf : Kami diuji
dengan kesengsaraan, kami mampu bersabar. Akan tetapi tatkala kami diuji dengan kenikmatan tidaklah
kami mampu bersabar. Oleh karena itu, hamba yang beriman hendaklah berusaha untuk sabar dari semua
kenikmatan, yaitu bersabar yang diikuti rasa syukur.
(2)
Ketetapan Allah
berupa musibah dan sesuatu yang tidak dikehendaki jiwa. Ketahuilah bahwa
musibah, ujian dan cobaan merupakan sunnatullah yaitu sesuatu yang telah Allah
tetapkan dalam kehidupan dalam seorang hamba. Bahkan itu termasuk tujuan yang agung dari
penciptaan manusia.
Allah berfirman:
“Alladzii khalaqal mauta wal hayaata
liyabluwakum ahsanu ‘amalaa, wa huwal ‘aziizul ghafuur” (Dia) Yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji
kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa,
Mahapengampun. (Q.S al Mulk 2)
Allah Ta’ala
juga berfirman: “Ahasibannaasu an yutrakuu an yaquluu aamannaahum la
yuftanuun” Apakah manusia itu
mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, kami telah beriman sedangkan
mereka tidak diuji lagi” (Q.S al Ankabut 2).
Rasulullah
bersabda : “Matsalul mu’mini
kamatsaliz zar’i, laatazaalur riihu tamiiluhu, walaa yazaalul mu’minu
yushiibuhul bala’. Perumpamaan
seorang mu’min tak ubahnya seperti tanaman, angin akan selalu meniupnya, ia
akan selalu mendapat cobaan (H.R Imam Muslim dan at Tirmidzi).
Imam Ibnul Jauzi berkata : Dunia ini
dijadikan sebagai cobaan bagi manusia, hendaknya bagi orang yang berakal untuk
melatih dirinya agar bersabar. Apapun yang diperoleh manusia berupa
keinginannya adalah kemurahan dari Allah. Dan apa yang tidak dia dapat
merupakan asal dari tujuan dunia ini.
Keutamaan sabar
Ketahuilah bahwa sabar adalah merupakan akhlak terpuji. Merupakan watak
yang disukai. Merupakan
perangai yang indah. Sangatlah baik pengaruh
dan akibatnya. Memiliki
faedah dan manfaat yang berlimpah. Dengan kesabaran ada kesempatan berfikir jernih sehingga akan memudahkan
berbagai urusan.
Oleh karenanya para sahabat dan orang-orang
shalih selalu memelihara dan melazimkan sifat sabar ini dalam dirinya. Terutama
dalam menjaga ketaatan, menjauhi larangan dan sabar dalam menerima ketetapan Allah.
Sungguh sangat banyak keutamaan
sabar yang dijelaskan dalam al-Qur-an dan
as Sunnah.
Diantaranya adalah:
Pertama : Allah bersama orang-orang yang sabar
Allah berfirman: “Washbiru,
innallaha ma’ash shaabirin” Dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah
bersama orang- orang yang sabar.
(Q.S al Anfaal 46).
Ketahuilah bahwa
kebersamaan Allah Ta’ala kepada orang yang sabar adalah
kebersamaan yang khusus. Allah akan menjaganya, menolongnya dan selalu memberi kekuatan
baginya.
Kedua : Ganjaran pahala yang tidak terbatas
Sulaiman bin Qashim berkata : Setiap amalan
dapat diketahui ganjarannya kecuali kesabaran yang ganjarannya seperti air
mengalir. Kemudian beliau membacakan firman Allah Ta’ala : “Innama yuwaffash
shaabiruuna ajrahum bighairi hisaab” Sesungguhnya hanya orang-orang yang
bersabarlah yang disempurnakan pahala
mereka tanpa batas (Q.S az Zumar 10)
Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : Adapun kesabaran,
pahalanya berlipat ganda tidak terbatas. Hal ini menunjukkan bahwa ganjarannya
sangat besar sekali hingga tak mungkin bagi seorang insan untuk membayangkan
pahalanya karena tidak bisa dihitung dengan bilangan. Bahkan juga,
pahala sabar termasuk pahala yang maklum diisi Allah tanpa bisa dibatasi. Tidak
pula dapat disamakan dengan mengatakan satu kebaikan dilipat gandakan sepuluh
kali sampai tujuh ratus kali lipat. Kesabaran itu
pahalanya tanpa batas. (Syarah Riyadush Shalihin)
Ketiga : Allah
mencintai orang yang sabar
Kecintaan Allah Ta’ala adalah
pemberian yang agung bagi seorang hamba. Ketahuilah bahwa jika Allah telah mencintai
seorang hamba maka semua kebaikan akan datang kepadanya dari segala
arah. Keburukan dan gangguan akan hilang dan akan
terwujud baginya kebahagiaan
dunia dan akhirat.
Allah Ta’ala berfirman : “Wallahu yuhibbush shaabiriin” Dan Allah mencintai orang-orang yang
sabar. (Q.S Ali Imran 146)
Keempat : Aman dari tipu daya musuh
Allah Ta’ala berfirman : “Wain tashbiruu wa tattaquu laa
yadhurrukum kaiduhum syai-a.” Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya
tipu daya mereka sedikitpun
tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu.
(Q.S Ali Imran 120)
Imam Ibnu Katsir berkata : Allah
mengajarkan orang-orang mukmin kiat agar selamat dari keburukan orang yang
jahat dan tipu daya musuh dengan mengamalkan kesabaran dan ketakwaan serta
tawakkal kepadanya. Dia adalah Mahamengetahui para musuh. Tidak ada daya dan kekuatan
bagi mereka kecuali dengan pertolongan Allah.
Kelima : Mendapat pemberian yang paling baik
Rasulullah bersabda: “Tidaklah
seorang insan diberikan pemberian yang lebih baik lagi luas dibanding kesabaran” (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim)
Imam Hasan al Bashri berkata : Sabar adalah perbendaharaan dari
perbendaharaan
kebaikan. Tidaklah Allah
memberikannya kecuali kepada hamba-hamba yang mulia disisi-Nya (Minhajul Qashidin, Imam Ibnu Qudamah)
Keenam : Meraih derajat yang tinggi
Rasulullah bersabda : “Ada seseorang yang
meraih kedudukan mulia disisi Allah bukan karena amalnya. Allah memberikan
cobaan kepada dirinya atau hartanya atau anaknya kemudian Allah menjadikannya
bersabar, hingga ia dapat meraih derajat yang mulia” (H.R Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).
Itulah sebagian dari keutamaan yang akan diperoleh seorang
hamba jika melazimkan sifat sabar dalam dirinya. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Wallahu A’lam. (262)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar