MENDAHULUKAN AMAL YANG PALING UTAMA
Oleh : Azwir B. Chaniago
Setiap orang mendapatkan jatuh waktu yang terbatas untuk tinggal di dunia sebelum dipanggil untuk kembali ke negeri akhirat yang abadi.
Pada dasarnya waktu ini adalah relatif pendek dan tidaklah seorang pun
mengetahui berapa lama dia akan berada di dunia karena setiap orang mendapat jatah waktu yang
berbeda sesuai takdir yang telah Allah Ta’ala tetapkan. Dan jatah waktu inilah
kesempatan untuk berbekal.
Ketahuilah bahwa keutamaan suatu amal bergantung diantaranya adalah pada jenisnya, pada waktunya ataupun tempat, keadaan dan yang lainnya.
Imam Ibnul Qayyim dalam Kitab Madaarijus Salikin antara lain
memberikan kepada kita beberapa contoh tentang amal amal yang
paling utama, diantaranya :
Pertama : Ibadah paling utama waktu jihad atau ketika ada panggilan jihad adalah
jihad, walaupun hal itu akan meninggalkan shalat (sunnah) di malam hari dan
puasa di siang hari.
Kedua : Ibadah paling utama diwaktu sahur adalah sibuk dengan shalat lail,
membaca al Qur an, dzikir dan doa.
Ketiga : Ibadah paling utama di waktu adzan adalah meninggalkan wirid (seperti
membaca al Qur an atau berdzikir) dan
sibuk menjawab muadzdzin.
Keempat : Ibadah paling utama ketika waktu shalat adalah bersegera melaksanakan
shalat pada waktunya, dan keluar menuju masjid, walaupun jauh, serta berusaha
mendatanginya bagaimana pun caranya.
Kelima : Ibadah yang paling utama (jika memiliki kedudukan, tenaga dan harta)
adalah bersegera membantu orang yang membutuhkan dengan
kedudukan, tenaga dan harta yang dimiliki.
Keenam : Ibadah paling utama saat membaca al Qur an adalah memusatkan hati dan
keinginan untuk memahami dan memikirkannya, hingga seakan akan Allah Ta’ala
berbicara kepadamu.
Ketujuh : Ibadah paling utama pada saat wukuf di Arafah adalah merendahkan diri dengan banyak berdoa dan
berdzikir.
Kedelapan : Ibadah paling utama pada hari kesepuluh Dzulhijjah adalah memperbanyak
ibadah, takbir, tahlil dan tahmid.
Kesembilan : Ibadah paling utama pada sepuluh hari terakhir bulan
Ramadhan adalah menetap di masjid, menyendiri dan beri’tikaf.
Kesepuluh : Ibadah paling utama pada saat saudaramu sesama muslim sakit atau
meninggal adalah menjenguknya, menghadiri jenazahnya dan pemakamannya, serta
mendahulukan hal itu atas keperluan pribadimu.
Kesebelas : Ibadah paling utama ketika tamu datang adalah memenuhi hak tamu dan
sibuk melayaninya.
Keduabelas : Ibadah yang paling utama dalam setiap waktu dan
keadaan adalah mencari ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan sibuk dengan
menunaikan kewajiban, tugas serta ketentuan dalam waktu itu.
Wallahu a’lam bishshawab.
(280)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar