EMPAT NASEHAT MENGGAPAI SABAR
Oleh : Azwir B. Chaniago
Allah telah mengingatkan dalam kitabNya yang mulia bahwa
manusia itu akan diberi berbagai ujian dalam kehidupannya. Allah berfirman : “Latubluwannakum
fii amwaa likum wa anfusikum” Kamu
sungguh sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu (Q.S Ali Imran 186).
Imam Ibnu Katsir berkata : Seorang mukmin itu harus diuji
harta dan jiwanya atau anak keturunan dan keluarganya. Seorang mukmin juga
harus diuji tingkat keagamaannya. Jika agamanya kuat maka akan bertambah pula
cobaan yang akan diterimanya. (Tafsir Ibnu Katsir).
Abdul Malik ibnu Abjar berkata : Tidak ada seorang manusia
melainkan akan diuji dengan kesehatan dan kelapangan untuk mengetahui sejauh
mana ia akan mensyukurinya. Dan ia akan diuji pula dengan musibah untuk
mengetahui sejauh mana ia akan bersikap sabar menghadapi ujian
tersebut.
Bersikap sabar adalah sesuatu yang sangat tidak mudah.
Ketahuilah bahwa untuk bersabar diperlukan usaha yang sungguh sungguh. Diantara
cara untuk meraih sabar terhadap berbagai ujian adalah :
Pertama :
Senantiasa berbaik sangka kepada Allah Ta’ala.
Seorang muslim insya Allah akan mudah memperoleh
sikap sabar jika dia berbaik sangka kepada Allah terhadap segala yang
ditetapkan dan menimpanya.
Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata:
(1) Engkau wajib berbaik sangka kepada Allah terhadap
perbuatan Allah dimuka bumi
(2)
Engkau wajib
meyakini bahwa apa yang Allah lakukan adalah untuk hikmah yang sempurna.
Terkadang akal manusia memahaminya terkadang tidak
(3)
Maka janganlah
ada yang menyangka bahwa jika Allah melakukan sesuatu dialam ini karena
kehendaknya yang buruk.
Kedua : Membandingkan nikmat yang hilang dengan yang masih ada.
Sungguh cobaan yang kita alami
jika dibanding dengan nikmat yang kita terima semenjak dalam kandungan ibu kita
hingga saat ini tentulah lebih
banyak nikmat.
Bahkan kita tidak mampu menghitungnya. Perhatikanlah bahwa Allah masih
memberikan kepada kita nikmat Iman dan Islam yang tidak ada bandingan nilainya,
nikmat akal, hati, panca indra dan yang lainnya. Mungkin saja seseorang saat ini
sedang sakit dan sudah empat hari terbaring
di rumah sakit. Tapi ingatlah bahwa dia pernah sehat selama empat puluh
tahun. Ini haruslah menjadi pendorong bagi seorang hamba untuk senantiasa
bersabar.
Ketiga : Meyakini bahwa ujian adalah dari Allah
dan itu yang terbaik.
Kalau kita yakin dan menyadari bahwa
ujian adalah ketetapan Allah yang
terbaik bagi hamba- Nya tentulah sepantasnya kita bisa sabar menerimanya. Allah berfirman : “Qul lan yushiibanaa illa
maa kataballahu lanaa, huwa maulaanaa” Katakanlah (Muhammad) sekali kali
tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami.
Dialah pelindung kami. (Q.S at Taubah 51).
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as Sa’di berkata : Maksud ayat
ini adalah bahwa Dia yang menakdirkannya dan memberlakukannya di Lauhul
Mahfudz. Dialah pelindung kami yang mengurusi perkara kami, baik urusan agama
maupun dunia. Maka kita wajib ridha terhadap takdir-Nya dan kita tidak memiliki
sedikitpun hak dalam perkara kita. (Kitab Tafsir Karimir Rahman).
Rasulullah bersabda : “Man yuridillahu bihi khairan
yusib minhu” Barangsiapa yang dikehendaki Allah dengan kebaikan Allah akan menimpakan kepadanya
musibah. (H.R Imam Bukhari).
Imam Ibnu Taimiyah berkata : Musibah yang diterima semata-mata karena
Allah lebih baik bagimu dari pada nikmat yang membuat kamu lupa mengingat Allah
Keempat : Meyakini bahwa ujian tidak melebihi
kemampuan.
Adalah juga merupakan
cara menggapai sabar yaitu dengan mengingat bahwa Allah tidak memberikan
ujian melebihi kemampuan seorang hamba. Allah berfirman : “Laa
yukallifullahu nafsan illaa wus’ahaa” Allah tidak
membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (Q.S al Baqarah 286)
Ketahuilah bahwa ujian yang kita terima belum seberapa
dibanding orang lain apalagi para Nabi
dan orang orang shalih. Tapi mereka senantiasa bersabar. Diriwayatkan dari
Sa’ad bin Abi Waqqash bahwa ia berkata, Aku berkata : Wahai Rasulullah, siapa manusia yang paling berat cobaannya ? Beliau bersabda:
“Para Nabi
kemudian orang yang terbaik setelah mereka. (H.R at Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Salafus shalih memberi nasehat tentang kesabaran.
Pertama : Umar bin
khathab berkata: sebaik-baik kehidupan yang kami dapati adalah dengan
kesabaran. (Kitab az Zuhd, Ibnul Mubarak)
Kedua : Abdullah
bin Mas’ud berkata: Keimanan itu ada dua bagian, setengah untuk sabar dan
setengah untuk syukur (Madarijus Saalikin, Imam
Ibnul Qayyim)
Ketiga : Umar
bin Abdul Aziz berkata : Tidaklah Allah memberi nikmat kepada seseorang hamba
kemudian mencabutnya dan menggantinya dengan kesabaran, melainkan yang Allah gantikan itu lebih baik dari apa yang
hilang. (Madarijus Saalikin, Imam Ibnul Qayyim)
Semoga bermanfaat bagi kita semua. Wallahu A’lam. (253)