NIKMAT SEHAT JANGAN DIABAIKAN
Oleh : Azwir B. Chaniago
Allah
telah memberikan nikmat yang sangat banyak kepada kita. Disebabkan begitu
banyak jenis dan jumlahnya maka tidak ada seorangpun yang mampu menghitungnya.
Allah berfirman : “Wain ta’uddu ni’matallahi laa tuhshuhaa. Innal insaana
lazhaluumun kaffaar ” Dan jika kamu
menghitung nikmat Allah niscaya kamu tidak mampu menghitungnya. Sungguh manusia
itu sangat zhalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). Q.S Ibrahim 34.
Ketahuilah
saudaraku bahwa nikmat Allah yang diberikan kepada kita tidak ada yang kecil,
semuanya besar bahkan ada yang sangat besar seperti nikmat Iman dan nikmat
beragama Islam dengan ikhlas dan ittiba’ kepada Rasulullah.
Diantara
nikmat yang besar yang dikaruniakan Allah kepada kita adalah nikmat sehat atau
kesehatan.Tapi kebanyakan orang baru benar benar merasakan nikmat sehat jika
telah datang sakit. Bahkan ada diantara manusia yang bukan sekedar melalaikan tapi tertipu dengan nikmat sehat.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
: “Ni’mataani maghbuunun fiihimaa katsirun minannaasi, ash shihatu wal
faragh” Ada dua kenikmatan yang kebanyakan manusia tertipu (dengannya),
yaitu nikmat sehat dan waktu luang. (H.R Imam Bukhari dari Ibnu ‘Abbas).
Harga
sebuah kesehatan baru terasa pada saat
seseorang mengalami sakit. Bahkan sering terjadi bahwa orang orang yang sedang mengunjungi orang sakit terkadang
tidak menyadari kesehatan yang sedang
dinikmatinya.
Orang bijak berkata : Nikmat sehat
adalah ibarat mahkota yang indah berada
diatas kepala orang yang sehat dan hanya bisa dilihat oleh orang orang yang
sedang sakit.
Wahab bin Munabih berkata : Dalam
hikmah keluarga Nabi Dawud tertulis, kesehatan adalah raja yang tersembunyi.
(Ibnu Abi Dunya, asy Syukr)
Sungguh
nikmat sehat itu adalah sesuatu yang sangat berharga dan tidak bisa dinilai
dengan uang. Diantara penjelasannya adalah sebagai berikut :
Pertama : Jika seseorang mengalami sakit dia rela mengeluarkan uang
seberapapun, kalau perlu dengan berhutang untuk berobat kemana mana. Yang saya
inginkan adalah bisa sehat. Tidaklah mengapa kalau harta saya habis untuk
berobat. Kalau saya sembuh, insya Allah
saya bisa mencari uang lagi. Demikian katanya
Kedua : Dikatakan bahwa kesehatan lebih berharga
dari pada uang karena orang yang sehat bisa berusaha mendapatkan uang.
Sementara itu uang tidak bisa membeli kesehatan. Uang memang bisa membayar dokter yang paling ahli,
membeli obat yang paling mahal dan membayar rumah sakit yang paling canggih.
Tapi uang yang banyak, seberapa pun jumlahnya tidak akan mampu membeli sehat
atau kesehatan. Tidak ada apotik yang menjual sehat. Apotik cuma menjual obat
untuk bisa sehat bisa juga tidak.
Fakta
menunjukkan berapa banyak orang yang sakit telah mengeluarkan uang banyak untuk
membeli obat yang paling mahal, membayar dokter yang paling ahli dan membayar
rumah sakit yang paling canggih tapi belum juga mendapatkan kesembuhan.
Ingatlah firman Allah ketika menceritakan kisah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. “Wa
idza maridhtu fa huwa yasyfiin” Dan apabila aku sakit, Dialah yang
menyembuhkan aku. (Q.S asy Syu’ara 80)
Sungguh
kesehatan adalah karunia yang besar dari
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bersyukurlah terhadap kesehatan yang sedang dimiliki
dengan menggunakannya untuk ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ingatlah
bahwa semua nikmat yang diberikan Allah akan ditanya termasuk nikmat kesehatan.
Bahkan diantara nikmat nikmat yang akan ditanyakan pertama kali di akhirat
kelak adalah nikmat kesehatan.
Rasulullah
bersabda : “Inna auwala maa yuhaasabu bihil ‘abdu yaumal qiyaamati an
yuqaala lahu alam ushshaha laka jismaka wa urwika minal maa-il baarid” Sesungguhnya
pertama kali yang ditanyakan kepada seorang hamba pada hari kiamat (berupa
kenikmatan) adalah : Bukankah Kami telah menyehatkan badanmu ? Dan melepaskan
dahagamu dengan air yang dingin ? (H.R at Tirmidzi).
Semoga
bermanfaat. Wallahu A’lam.(207)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar