MENGHARAP SYAFAAT DI AKHIRAT
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Muqaddimah.
Suatu
hal yang wajib diyakini oleh setiap muslim adalah bahwa setelah terjadi Kiamat
kelak maka semua manusia dari yang pertama sampai yang terakhir akan
dibangkitkan. Rohnya akan dikumpulkan dengan jasadnya. Semua akan digiring ke
sebuah tempat pengumpulan manusia yang disebut al Mahsyar atau padang Mahsyar.
Semuanya akan dihadirkan dalam keadaan seperti awal diciptakan. Tidak
berpakaian, tidak berkhitan dan tidak beralas kaki.
Ditempat
ini amal amal manusia akan ditimbang, dipertanyakan, dihitung dengan sangat
adil dan akan diberikan balasan. Segala apa yang manusia perdebatkan di dunia,
keadilan dan kezhaliman, keimanan dan kekufuran, amal kebaikan dan keburukan
pasti akan ditetapkan balasan yang seadil adilnya.
Manusia
disini akan diliputi rasa takut yang amat sangat, was was menunggu keputusan
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Keadaan sangat sulit dan panas yang sangat hebat.
Matahari didekatkan sejauh satu mil.
Suatu
yang bisa meringankan kesulitan di al Mahsyar ini adalah iman dan amal baik
selama berada di dunia. Selain itu, semua orang mengharapkan naungan dan sangat
sangat berharap syafaat atau pertolongan dari yang boleh dan bisa memberi
manfaat baginya dengan izin Allah.
Seluruh syafaat adalah milik Allah
Allah
berfirman : “Qul lillahisy syafaa’atu jamii’aa” Katakanlah : Syafaat itu
hanya milik Allah semuanya. (Q.S az Zumar 44)
Dari
ayat ini diketahui dengan pasti bahwa seluruh syafaat atau pertolongan itu
milik Allah semata. Artinya tidak ada syafaat kecuali dari Allah dan tidak ada
satupun syafaat yang berada diluar izin dan diluar ridha Allah Subhanahu wa
Ta’ala.
Pemberi
syafaat hanya dengan izin Allah.
Dalam
keadaan yang sangat sulit di al Mahsyar semua orang sangat ingin mendapatkan
syafaat. Memang ada yang bisa mendapat syafaat yaitu tersebab apa yang telah
dilakukannya di dunia. Diantaranya adalah dari :
Pertama
: Tersebab banyak bershalawat kepada Rasulullah.
Syafaat
utama yang insya Allah akan diperoleh dari Rasulullah
yaitu dengan banyak bershalawat kepada beliau. Rasulullah bersabda : “Orang
yang paling berhak mendapatkan syafaatku pada hari Kiamat adalah
yang paling banyak bershalawat kepadaku. (H.R at Tirmidzi).
Rasulullah
bersabda : “ Dari Abdullah bin ‘Amr bahwa beliau mendengar Nabi bersabda :
“Jika kalian mendengar muadzin maka tirukanlah ucapannya, kemudiaan bershalawatlah
kepadaku. Sesungguhnya orang yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah
akan bershalawat untuknya sepuluh kali. Lalu mintakanlah kepada Allah wasilah
untukku, karena wasilah adalah sebuah tempat di surga yang tidak akan
dikaruniakan melainkan kepada salah satu hamba Allah. Dan aku berharap bahwa
akulah hamba tersebut. Barang siapa memohonkan untukku wasilah maka ia akan
meraih syafaat” (H.R Imam Muslim)
Kedua
: Tersebab membaca doa setelah adzan.
Membaca shalawat kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dan meminta al-wasiilah untuk beliau seperti yang diucapkan
pada doa setelah mendengar adzan selesai dikumandangkan. Dalam hadits yang
shahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“.. .Barangsiapa yang meminta al-wasiilah untukku maka halal baginya
(mendapatkan) syafaatku. (H.R Imam Muslim).
Ketiga
: Tersebab bacaan al Qur an
Rasulullah
bersabda : “Aqraul qur’ana fainnahu yakti yaumal qiyamati syafi’an li ashhabih.” Bacalah Al-Qur’an karena
sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat untuk memberi syafa’at kepada
sahabatnya. (H.R. Muslim, dari Abu Umamah).
Para
ulama menjelaskan bahwa makna sahabatnya dalam hadits ini adalah orang
membacanya, mentadaburi dan mengamalkannya.
Keempat
: Tersebab melaksanakan puasa.
Puasa
seorang hamba akan menjadi penolong atau pemberi syafaat baginya. Dari Abdullah
bin Amr bin al ‘Ash bahwa Rasulullah bersabda : “Puasa dan al Qur an akan
memberikan syafaat pada hari kiamat bagi seorang hamba (yang mengamalkannya).
Puasa berkata : Wahai Rabbku, aku telah mencegahnya dari makan dan syahwatnya
di siang hari, maka izinkanlah aku memberi syafaat kepadanya. (Bacaan) al Qur
an (juga) berkata : Wahai Rabbku aku telah mencegahnya dari tidur dimalam hari
maka izinkanlah aku memberi syafaat kepadanya. Rasulullah bersabda : Maka
keduanya pun diizinkan memberi syafaat” (H.R Imam Ahmad, dan al Hakim,
dihasankan oleh Syaikh al Albani).
Oleh
sebab itu mari kita jaga puasa kita terutama yang wajib dan juga puasa puasa
yang tidak diwajibkan. Insya Allah kita akan memperoleh syafaat melalui puasa
yang kita lakukan.
Keenam
: Tersebab tinggal dan meninggal di Madinah.
Rasulullah
bersabda : “Barang siapa yang ingin meninggal di Madinah maka meningggallah
disana. Sesungguhnya aku akan memberi syafaat bagi orang orang yang meninggal
disana” (H.R Imam Ahmad, at Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dari Ibnu
Umar).
Madinah
adalah kota yang memiliki banyak keutamaan, diantaranya adalah :
Pertama : Pernah didoakan oleh Rasulullah agar Kota
Madinah diberkahi dua kali dari kota Makkah.
Kedua : Orang yang meninggal di Madinah, maka
Rasulullah akan menjadi saksi baginya.
Ketiga : Rasulullah pernah mengatakan bahwa Madinah
adalah sebaik baik tempat tinggal.
Keempat : Madinah adalah kota suci yang penduduknya
tidak boleh dizhalimi dan ditakut takuti. Tidak boleh memburu binatangnya dan
menebang pohonnya.
Umar
bin Khaththab pernah berdoa meminta dua hal yaitu meninggal dalam keadaan
syahid dan meninggal di Madinah. Dan kedua hal yang diminta Umar ternyata
dikabulkan Allah. Beliau meninggal di Madinah pada tahun 23 H yaitu ditikam
oleh Abu Lu’luah seorang Majusi, pada saat beliau menjadi Khalifah dan sedang
mengimami shalat shubuh di Masjid Nabawi.
Wallahu
a’lam. (213)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar