LEMAH LEMBUT LEBIH UTAMA
Oleh Azwir B. Chaniago
Muqaddimah.
Syari’at Islam mengajarkan umatnya untuk melazimkan sikap
lemah lembut dalam kehidupannya. Sikap lemah lembut menjadi semakin penting
diantaranya adalah dalam memberi nasehat agar nasehat menjadi lebih bermanfaat.
Ketahuilah bahwa dalam memberi nasehat kita bermaksud menarik
hati manusia untuk melakukan kebaikan. Dan tidaklah kita bisa menarik hati
manusia dengan cara yang kasar bahkan dengan harta sekalipun kecuali dengan lemah lembut.
Allah subhanahu wa Ta’ala menyuruh Rasulullah berlemah lembut
terhadap para sahabat. Allah berfirman : “Fabimaa rahmatin minallahi linta
lahum, walau kunta fazhzhan ghalizhal qalbi lanfadhdhuu min haulika”. Maka
dengan rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka (para
sahabat) menjauhkan diri dari sekitarmu. (Q.S Ali Imran 159).
Musa dan Harun diperintahkan Allah menasehati Fir’aun.
Manusia yang paling durhaka kepada Allah adalah Fir’aun.
Diantara kedurhakannya adalah memusuhi Nabi Musa, membunuh semua bayi laki
laki. Puncaknya adalah dia mengaku sebagai tuhan dengan berkata : Ana rabbakumul
a’la. Aku adalah tuhanmu yang paling tinggi.
Karena sudah melampaui batas maka Allah mengutus Nabi Musa
dan Harun mendatangi Fir’aun untuk memberi nasehat. Allah berfirman : “Idzhaba
ila fir’auna innahu thagha. Faqula lahu qaulan laiyina, la’allahum yatadzakkaru
au yakhsya” Pergilah kalian (Musa dan Harun) kepada Fir’aun (untuk memberi
peringatan atau nasehat), sesungguhnya dia telah melampaui batas. Berbicaralah
kepadanya dengan lemah lembut. Mudah-mudah dia sadar (atas
kesalahannya) atau takut (kepada Allah) Q.S Thaaha 43-44).
Wajiblah bagi kita mengambil pelajaran berharga dari ayat yang mulia ini, bahwa terhadap manusia yang paling durhaka
seperti Fir’aun, Allah mengutus Nabi Musa dan Harun dan diperintahkan untuk berbicara dengan lemah lembut.
Ketahuilah bahwa saudara saudara kita yang dengannya kita
bergaul, bermuamalah dan kadang kadang
perlu saling menasehati maka tentulah mereka lebih pantas untuk mendapatkan
kelemah lembutan dari kita.
Insya Allah, tidak ada saudara saudara atau teman kita saat
ini yang lebih buruk dari Fir’aun dan kitapun tidak lebih mulia dari Nabi Musa.
Oleh karena itu sekali lagi mari kita jaga kelemah lembutan kita dalam bergaul
dengan mereka. Ingatlah bahwa jika kita
berlaku kasar terhadap saudara kita itu berarti dia dianggap sebagai manusia
yang lebih buruk dari Fir’aun dan kita merasa lebih baik dari Musa dan Harun.
Keutamaan lemah lembut.
Sungguh sangatlah banyak manfaat dan keutamaan dari sifat
lemah lembut, diantaranya adalah :
Pertama : Akan menghiasi pribadi seseorang.
Pada suatu kali ada orang Yahudi mengucapkan salam kepada Rasulullah,
tapi diplesetkan yaitu dengan ucapan assamu ‘alaikum bukan assalamu
‘alaikum. Assamu ‘alaikum bermakna matilah engkau. A’isyah
yang ada disitu jadi tersinggung dan berkata
kepada Yahudi itu : Matilah engkau dan laknat Allah bagi para keturunan
babi dan monyet.
Rasulullah tetap tenang dan mengingatkan A’isyah agar tetap
berlemah lembut. Lalu beliau bersabda : “Inna rifqa la yakuunu fi syai-in illa
zanalu, wala yunza’u min syai-in illa syanah”
Sesungguhnya lemah lembut itu tidaklah ada pada sesuatu kecuali menghiasinya
dan tidaklah dia dicabut dari sesuatu kecuali dia akan memburukkannya. (H.R
Muslim)
Kedua : Allah mencintai kelemah lembutan.
Seorang hamba haruslah senantiasa mencari cinta dan ridha
Allah baginya yaitu dengan selalu menjaga ketaatan kepadaNya. Kelemah lembutan
merupakan salah satu perangai yang Allah cintai.
Rasulullah bersabda : “Innallaha yuhibbu rifqa fii amri
kullih” Sesungguhnya Allah mencintai lemah lembut di segala perkara (H.R Imam
Bukhari dan Imam Muslim).
Ketiga : Jauh dari penyesalan.
Seorang hamba yang suka berbicara atau berlaku kasar biasanya
dia sering menyesalinya. Merasa terlanjur dan menyesal.
Syaikh Shalih bin Abdul Aziz berkata : Maka wajib bagi kalian
untuk berlemah lembut dan berhati hati. Jangan cepat marah dan berlaku kasar.
Kalian tidak akan menyesal selama lamanya bila berlemah lembut.
Kita bermohon kepada Allah agar diberi kekuatan untuk senantiasa berlemah lembut dalam
bermuamalah.
Allahu a’lam (098)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar