TAMPIL BEDA DENGAN SYAITHAN
Oleh : Azwir B. Chaniago
Sungguh setan itu adalah musuh yang selalu berusaha
menyesatkan manusia. Allah berfirman : “Innasy syaithaana lakum
‘aduwwun fattakhizdzuuhu ‘aduwwan.” Sesungguhnya syaithan
itu adalah musuh bagimu maka anggaplah dia sebagai musuh. (Q.S Fathir 6).
Kalau syaithan adalah musuh maka kelakuan, kebiasaan, penampilan dan cara cara
kita seharusnya menyelisihi setan yang
musuh kita itu. Jangan sama dengan mereka. Kita harus tampil beda dengan setan.
Diantaranya adalah berbeda dengan sifat sifat buruk syaithan :
Pertama : Setan memiliki sifat sombong, maka kita harus tawadhu’.
Ketahuilah bahwa syaithan dilaknat Allah karena
kesombongannya. Tidak mau atau enggan mengikuti perintah Allah untuk sujud
kepada Adam. Allah memasukkannya sebagai golongan yang kafir. Seorang hamba
haruslah berbeda dengan syaithan.
Kita harus tawadhu’ yaitu rendah hati. Jauh dari sifat sombong. Bagi kita, jika ada perintah Allah maka kita harus dalam posisi sami’na wa atha’na, kami dengar dan kami patuhi. Seorang hamba haruslah memahami betul bahwa perintah maupun larangan Allah semuanya bertujuan untuk kebaikan manusia.
Kita harus tawadhu’ yaitu rendah hati. Jauh dari sifat sombong. Bagi kita, jika ada perintah Allah maka kita harus dalam posisi sami’na wa atha’na, kami dengar dan kami patuhi. Seorang hamba haruslah memahami betul bahwa perintah maupun larangan Allah semuanya bertujuan untuk kebaikan manusia.
Allah berfirman : “Waidz qulnaa lil malaaikatisjuduu li
aadama fasajaduu, illaa ibliis, abaa wastakbara, wa kaana minal kaafiriin.” Dan
(ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat, Sujudlah engkau kepada
Adam, maka merekapun sujud, kecuali Iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri
dan dia termasuk golongan yang kafir. (Q.S al Baqarah 34).
Kedua : Setan memiliki sifat tergesa gesa, maka kita harus cermat dan tenang.
Sungguh sifat tergesa gesa itu adalah dari syaithan, dan
seharusnya kita menyelisihinya. Sungguh sifat tergesa gesa sering mendatangkan
keburukan. Seorang penyair berkata : “Betapa seringnya orang yang berhati hati
mendapatkan apa yang dibutuhkannya, Dan betapa seringnya orang yang tergesa
gesa itu tergelincir”.
Rasulullah bersabda : “Al anaatu minallah, wal ‘ajalatu
minasy syaithan” Sikap hati hati itu dari Allah dan sikap tergesa gesa itu dari
syaithan (H.R Imam at Tirmidzi)
Ketiga : Setan adalah saudara pemboros, maka kita harus hemat.
Sungguh Allah melarang kita menjadi pemboros karena akan
bersaudara dengan syaithan. Allah berfirman :
“Innal
mubadzdziriina kaanuu ikhwaanasy syayathiin. Wakaanasy syaithanu lirabbihi
kafuuraa”. Sesungguhnya orang orang yang pemboros itu adalah saudaranya
syaithan. Dan syaithan itu sangat ingkar kepada Rabbnya. (Q.S al Isra’ 27).
Oleh karena itu, kita sangat dianjurkan untuk berhemat karena
akan memberikan manfaat dan juga agar kita bisa tampil beda dengan syaithan.
Keempat : Setan makan, minum dengan tangan kiri, kita harus dengan tangan
kanan.
Tentang hal ini
Rasulullah bersabda : “Idzaa akala ahadukum falyak-kul bi yaminih, waidzaa
syariba falyasyrab bi yaminih, fa innasy syaithana yak-kulu bi syimaalihi, wa
yasyrabu bi syimaalihi.” Apabila salah
seorang dari kalian makan, hendaklah ia makan dengan tangan kanannya dan bila
ia minum hendaknya ia minum dengan tangan kanannya. Maka sesungguhnya syaithan
makan dan minum dengan tangan kirinya. (H.R Imam Muslim dari Ibnu Umar).
Sungguh yang kita lihat ada sebagian manusia makan dan minum
dengan tangan kiri. Karena sudah menjadi kebiasaan sehinga sulit untuk
merubahnya. Mereka merasa tidak ada beda makan dan minum dengan tangan kiri
atau tangan kanan. Tangan kanan atau kiri yang dipakai, kenyangnya sama. Tangan
kanan atau kiri yang dipakai, minumnya tetap menghilangkan haus. Apa memang
demikian ?
Sungguh Rasulullah telah mengingatkan kita tentang hal
ini. Ini adalah adab Islam. Dan ketahuilah bahwa jika Rasulullah melarang
sesuatu pastilah ada mudharat disitu. Dan yang lebih penting lagi adalah kalau
kita membiasakan makan dan minum dengan tangan kanan berarti kita telah
mengikuti dan menghidupkan sunnah. Kalau bukan umat Islam yang menghidupkan
sunnah dan mengikuti ajaran Rasululah lalu siapa lagi. Seandainya kita tidak
mau mengikuti ajaran Rasulullah lalu kita mau mengikuti ajaran siapa.
Syaikh Abdul Aziz as Sayyid Nada, berkata bahwa berdasarkan hadits
diatas maka makan dengan tangan kanan adalah wajib. Bahkan untuk orang yang
kidal sekalipun dia wajib makan dengan tangan kanannya. (Kitab Ensiklopedi Adab
Islam, jilid 1)
Semoga Allah memberi kita hidayah untuk selalu menyelisihi
perbuatan dan sifat sifat syaithan la’natullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar