MENCARI KEBAHAGIAAN HAKIKI
Oleh Azwir B. Chaniago
Semua orang sangat berkeinginan mendapatkan kebahagian. Untuk
itu mereka berusaha dengan berbagai cara agar mencapainya, Adapun cara yang
dilakukan pada dasarnya adalah sesuai
dan selaras dengan pemahamannya terhadap apa itu kebahagian.
Orang yang memahami bahwa kebahagiaan itu adalah berupa
pangkat, jabatan, kekuasaan, harta dan gemerlap dunia, maka tentu dia akan
berjuang untuk mengejar dan mendapatkan
semuanya itu. Namun kenyataannya, mereka tidak mendapatkan kebahagian
yang mereka inginkan. Kalaupun ada yang merasa mendapatkannya, ternyata sifatya
adalah sangat sangat sementara bahkan semu. Tidak lebih dari fatamorgana dan
permainan yang menipu.
Allah berfirman : ”Wamal hayaatad dun-yaa illa mataa’ul
ghurur” Kehidupan dunia itu
hanyalah kesenangan (kebahagian) yang memperdaya. (Q.S Ali Imran 185)
Sementara itu ada pula orang orang yang memahami kebahagian
itu dengan memiliki ilmu dan amal. Dia akan berusaha dengan sungguh sungguh
mencari ilmu yang bermanfaat dan melakukan
amal amal shalih. Dia mencari ridha Allah dan berharap kebahagian dunia dan
akhirat. Inilah yang disebut dengan kebahagian hakiki. Mungkin saja terlihat kehidupannya susah dan sulit tetapi hakikatnya kebahagian ada pada dirinya.
Bahkan dia telah mereguknya.
Sungguh syariat Islam yang mulia ini telah mengajarkan segala
sesuatu untuk mendapatkan kebahagian yang hakiki itu, diantaranya adalah :
Pertama : Senantiasa mengingat Allah.
Ketahuilah bahwa kebahagian yang sebenarnya adalah kebahagian
hati, ketenteraman dan ketenangan hati. Allah telah mengingatkan manusia bahwa
hanya dengan mengingatNya hati menjadi tenteram dan tenang. Allah berfirman :
Alladziina aamanuu wa tathmainnu quluubuhum bidzikrillahi, alaa bidzikrillahi
tathminnul quluub”. (yaitu) orang orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tenang dengan mengingat Allah. Ketahuilah, hanya dengan mengingat
Allahlah hati menjadi tenang. (Q.S
ar Ra’du 28).
Syaikh as Sa’di dalam Kitab Tafsir Taisirul Karimir Rahman
berkata : Maksudnya, bahwa kegundahan hati dan kegelisahan telah lenyap
berganti dengan kebahagiaan hati dan kenikmatan kenikmatannya.
Allah memperingatkan pula agar manusia selalu
mengingatnya dan tidak berpaling dari petunjukNya. Allah berfirman : “Waman
a’radha ‘an dzikri fainna lahu ma’isyatan dhankaa. Barangsiapa yang
berpaling dari peringatan-Ku maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit
(Q.S Thaahaa 124).
Dalam Kitab Tafsir al Qur anuil ‘azhim, Imam Ibnu Katsir
mengatakan : Maksudnya adalah orang yang melanggar perintah Allah dan risalah
yang diturunkan-Nya kepada Rasul-Nya. Ia berpaling dan melalaikannya serta
mengambil petunjuk dari selainya, maka baginya penghidupan yang sempit di
dunia. Tidak ada ketenangan baginya dan tidak lapang dadanya.
Selanjutnya, kata beliau, dadanya merasa sempit lagi tidak
nyaman karena kesesatannya, meskipun ia hidup enak secara lahiriah. Mengenakan
pakaian apa saja yang ia kehendaki dan memakan makanan apa saja yang ia ingini
serta tinggal di tempat yang ia mau. Sesungguhnya, hatinya jika tidak sampai
kepada keyakinan dan petunjuk yang lurus maka tetap saja berada dalam
kegundahan, kebinguan dan keragu raguan. Akibatnya dia selalu dalam keragu
raguan dan kebingungan. Ini termasuk kehidupan yang sempit.
Oleh karena itu maka kebahagian tidak akan pernah dicapai
oleh orang orang yang tidak mau mengingat Allah, meskipun harta dan gemerlap
dunia ada ditangannya.
Kedua : Senantiasa mengikuti petunjuk syariat.
Sungguh untuk keselamatan dan kebahagian hidup manusia di dunia
dan diakhirat Allah menurunkan petunjukNya. Siapa saja yang mengikutinya
maka tidak mendapatkan kekhawatiran dan
kesedihan tapi akan memperoleh kebahagian. Allah berfirman : “Faman tabi’a
hudaaya falaa khaufun ‘alaihim walaahum yahzanuun” Maka barangsiapa yang
mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak
(pula) mereka bersedih hati. (Q.S al Baqarah 38).
Allah berfirman : “Famanit taba’a hudaaya falaa yadhillu
walaa yasyqaa”. Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, maka ia tidak
akan sesat dan tidak akan celaka. (Q.S Thaahaa 123).
Syaikh as Sa’di berkata : Sesungguhnya orang yang mengikuti
petunjuk-Nya, dengan mengikuti perintahnya dan menjauhi larangan-Nya, maka
sesungguhnya orang tersebut tidak akan sesat di dunia dan di akhirat dan juga
tidak akan celaka di dua alam itu. (Taisirul Karimir Rahman).
Ketiga : Senantiasa mensucikan jiwa.
Sesungguhnya orang orang yang selalu mensucikan jiwa akan
senantiasa beruntung dan mendapatkan kebahagian karena memiliki jiwa yang
bersih. Tidaklah terdapat pada jiwanya
keburukan. Dia senantiasa
mensucikan jiwanya dari perbuatan kesyirikan dan kemaksiatan. Sehingga hidupnya
menjadi lapang dan beruntung.
Allah berfirman : “Qad aflaha man zakkaahaa. Waqad khaaba
man dassaahaa.” Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu.
Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya (Q.S asy Syams 9-10).
Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata :
“Sesungguhnya beruntunglah, bermakna akan
beruntung mendapatkan apa yang dicita citakannya dan selamat dari apa
yang ditakutinya.
Keempat : Beriman dan senantiasa melakukan amal shalih.
Allah berfirman : “Man ‘amila shaalihan, min dzakarin au
untsaa wahuwa mu’minun fala nuhyiyannahu hayaatan thaiyibah. Wala najziyannahum
ajrahum bi ahsani maa kaanuu ya’maluun”. Barangsiapa yang melakukan amal shalih, baik laki laki
maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada
mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S
an Nahal 97).
Syaikh as Sa’di menjelaskan bahwa makna kehidupan yang baik
dalam ayat ini adalah mendapatkan ketenteraman hati dan ketenangan jiwa dan
Allah memberinya rezki yang halal lagi baik dari arah yang tidak disangka
sangkanya.
Itulah sebagian dari cara untuk mendapatkan kebaikan dan
kebahagian seorang hamba dalam hidupnya baik dunia maupun akhirat. Semoga Allah
memberi petunjuk dan kemudahan bagi kita untuk mendapatkan kebahagiaan yang
kita dambakan.
Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar