SIKAP MANUSIA TERHADAP RAMADHAN
Oleh : Azwir B. Chaniago
Dengan kasih sayangNya, Allah Subhanahu wa Ta’ala
mendatangkan Ramadhan setiap tahun agar kita bisa memperoleh berkahnya dan mengambil manfaat sebesar besarnya untuk
beribadah. Ramadhan adalah bulan yang padanya -Allah buka pintu pintu kebaikan
yang sangat luas. Sungguh sangatlah banyak keutamaan yang ada pada bulan
Ramadhan.
Diantaranya adalah
bahwa Allah melipat gandakan pahala amal bagi hamba hambaNya, sampai tidak
terhingga. Allah berfirman dalah hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari dan Imam Muslim : “Setiap amalan anak Adam akan dilipat gandakan satu
kebaikan dengan sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat, kecuali puasa.
Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan pahala terhadap
puasa tersebut. Sebab orang yang berpuasa meninggalkan syahwat dan makanannya karena Aku”.
Ketahuilah bahwa kebaikan, keberkahan yang ada dalam Ramadhan
termasuk lailatul qadar, hanya akan didapat oleh hamba hamba yang betul betul
menginginkannya. Hamba yang berusaha dengan sungguh sungguh untuk
memperolehnya.
Dan sangatlah banyak hamba hamba Allah yang menunggu nunggu
datangnya Ramadhan dan berusaha
mengisinya dengan amal amal shalih untuk meraih berbagai kebaikan yang
disediakan Allah. Namun demikian ada pula yang tidak mengambil manfaat apapun
dari Ramadhan. Sungguh mereka telah mengalami kerugian yang besar.
Kalau kita perhatikan sikap manusia dalam menyambut dan
mengisi Ramadhan adalah sangat beragam. Syaikh Abdul Aziz as Sadhan,
menyebutkan ada enam kelompok.
Pertama : Kelompok yang menunggu datangnya Ramadhan dengan kesabaran,
kegembiraan dan harapan.
Ia selalu berdoa agar dipertemukan dengan Ramadhan. Mempersiapkan diri untuk menyambutnya jauh hari sebelum Ramadhan datang.
Semakin dekat bulan Ramadhan maka semakin bertambah pula kegembiraannya. Dia
memuji Allah karena bisa bertemu
Ramadhan. Lalu dia bersungguh sungguh mengisinya dengan mengerjakan berbagai
amal amal shalih yang disyariatkan. Insya Allah inilah kelompok terbaik dalam
menyambut Ramdhan.
Kedua : Kelompok yang sejak Ramadhan datang dan berlalu lagi, keadaan mereka
sama saja.
Sebelum, sesudah
Ramadhan atau pada saat Ramadhan baginya sama saja. Mereka tidak terpengaruh
oleh kehadiran Ramadhan. Tidak ada rasa senang untuk bersegera melakukan
kebaikan dan amal amal shalih. Sunguh mereka adalah orang orang yang menyia
nyiakan waktu, kesempatan dan keuntungan yang besar. Semestinya seorang muslim
akan bertambah semangatnya untuk beribadah terutama pada waktu waktu yang
banyak kebaikan dan pahala didalamnya.
Ketiga : Kelompok yang tidak mengenal Allah kecuali pada bulan Ramadhan.
Bila Ramadhan datang mereka akan ikut puasa, ruku’ dan sujud
serta melakukan ibadah lainnya bersama orang banyak. Tapi setelah Ramadhan berlalu
mereka kembali pada kondisi mereka sebelum Ramadhan. Tidak lagi ruku’ dan sujud
atau beribadah yang lainnya. Mereka kembali kepada kebiasaan buruknya.
Ketahuilah bahwa kelompok manusia seperti ini bukan hanya ada
pada dewasa ini. Bahkan pada zaman Imam Ahmad bin Hambal juga sudah ada. Sampai
sampai Imam Ahmad berkomentar tentang mereka. Imam Ahmad berkata : Mereka
adalah seburuk buruk kaum lantaran tidak
mengenal Allah kecuali pada bulan Ramadhan.
Kelompok ini perlu diingatkan bahwa sesungguhnya nikmat Allah
yang dia peroleh dan dia butuhkan bukan pada bulan Ramadhan saja tapi setiap
detik dari umurnya. Dan tentu sangatlah tidak pantas kalau bersyukur dan
mengingat Allah hanya pada bulan Ramadhan saja.
Keempat : Kelompok yang perutnya saja yang berpuasa.
Dia tidak bisa menahan diri untuk selain itu. Dia memang
tidak terganggu melihat makanan dan minuman. Dia bisa menahan untuk tidak makan
dan minum karena ia sadar sedang berpuasa. Namun dalam kesehariannya, baik di
bulan Ramadhan maupun di bulan lainnya dia tidak bisa mengindar dari berkata
yang tidak baik, berbohong, bergunjing bahkan sering mencela. Artinya, dia
tidak berusaha menjaga lidah, mata, telinga dan hatinya.
Kepada kelompok ini perlu diingatkan agar menghindari
perkataan dan perbuatan buruk apalagi di bulan Ramadhan. Dia telah menodai
puasanya dan menyia nyiakan pahala yang dijanjikan Allah terhadap puasanya.
Rasulullah bersabda : “Barangsiapa yang tidak meninggalkan
perkataan dan perbuatan dusta, maka tidak ada kebutuhan bagi Allah dalam diri
orang yang meninggalkan makan dan minumnya. (H.R Imam Bukhari)
Kelima : Kelompok yang merobah jadwal tidur saja.
Mereka menggunakan waktu siangnya untuk tidur sepenjang hari.
Malam harinya digunakan untuk bergadang dengan melakukan perbuatan yang tidak
bermanfaat dan sia sia. Diantaranya adalah mengobrol dengan teman temannya
sampai larut malam. Menonton acara televise terus menerus, mungkin juga main
gaple dan yang sejenisnya. Seharusnya, apalagi di bulan Ramadhan, seorang hamba
haruslah menjadikan siang dan malamnya untuk beribadah, berbuat kebaikan agar
memperoleh manfaat yang besar dari puasanya.
Kepada mereka perlu diberikan nasehat agar takutlah dan
bertwakalah kepada Allah. Jangan menyia nyiakan kesempatan beribadah karena
Allah telah memberi nikmat yang banyak. Bersyukurlah.
Keenam : Kelompok yang tidak mengenal Allah pada bulan Ramadhan dan tidak pula
pada bulan lainnya.
Mereka ini adalah kelompok yang paling buruk dan membahayakan
dirinya sendiri. Mereka tidak memperhatikan shalat, puasa dan ibadah lain yang
diwajibkan kepadanya. Mereka meninggalkan kewajiban itu secara sengaja meskipun
dihatinya tidak mengingkari bahwa semua itu adalah kewajiban dalam rangka
taqarrub dan bersyukur kepda Allah Ta’ala.
Kepada orang semacam ini perlu didoakan agar dapat hidayah
dan juga perlu diberi nasehat : Segeralah bertaubat, kembalilah kepada agama
kalian. Lipatlah lembaran hidup yang kemaren. Sesungguhnya Rabb kita
Mahapenyayang kepada hamba hamba-Nya yang mau bertaubat dan mentaatiNya.
Allahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar