CARA MEMBUANG AKHLAK BURUK
Oleh : Azwir B. Chaniago
Muqaddimah.
Sesungguhnya Islam mengutamakan akhlak yang mulia. Bahkan
dalam Islam, akhlak mulia berkaitan
langsung dengan ukuran dan kesempurnaan iman seorang hamba. Rasulullah bersabda
: “Akmalul mu’mini iimaanan ahsanuhum akhlaaqaa” Orang mukmin yang paling sempurna
imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Oleh karena merupakan
kewajian seorang untuk melazimkan akhlak yang terbaik.
Selain itu, akhlak adalah satu sebab Rasulullah diutus. Ini
adalah suatu bukti bahwa akhlak yang mulia adalah sangat sangat dibutuhkan oleh
seorang hamba. Rasulullah bersabda : “Innamal bu’itstu li utammima makaarimal
akhlaq” Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia (H.R
Ibnu Abid Dun-ya dan al Hakim).
Imam Ibnul Qayyim berkata : Agama ini seluruhnya adalah
akhlak, barang siapa yang memperbaiki
akhlaknya maka akan baik pula agamanya. (Madaarijus Saalikin).
Imam Fudhail bin Iyadh berkata : Barang siapa yang buruk akhlaknya maka buruk pula agamanya.
Makna akhlak.
Imam Ibnul Qayyim, dalam Kitab Madaarijus Saalikin antara
lain menjelaskan makna akhlak yaitu :
Pertama : Berbuat baik kepada orang lain.
Kedua : Menghindari sesuatu yang menyakiti atau yang tidak disukai orang lain.
Ketiga : Menahan diri (dengan bersabar) jika disakiti atau diperlakukan tidak
baik oleh orang lain.
Dan insya Allah tiga hal ini mencakup makna akhlak yang mulia
terhadap manusia umumnya dan kepada
sesama muslim khususnya.
Islam mencela akhlak yang buruk.
Sungguh sangatlah banyak keterangan dari al Qur’an dan as
Sunnah yang mencela bahkan mengancam
para pelaku akhlak yang buruk.
Diantaranya adalah : “Ya aiyuhalladzina aamanuu
laa yaskhar qaumun min qaumin ‘asaa aiyukuunuu khairan minhum, walaa nisaa-un
min nisaa-in ‘asaa aiyakunna khairan
minhunna.” Hai orang orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok
olok kaum yang lain, boleh jadi yang
(diperolok olok) lebih baik dari yang dari mereka. Dan jangan pula perempuan
perempuan (mengolok olok) perempuan yang lain (karena) boleh jadi perempuan
(yang diolok olok) lebih baik dari mereka. (Q.S al Hujuraat 11).
Allah berfirman : “Wailul likulli humazatil lumazah”.
Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat dan pencela (Q.S al Humazah 1).
Dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah bersabda : “Laisal mu’minu
bitha’aanin, walaa bila’aanin walaal faahisyil badzii’ (Bukanlah seorang mukmin
orang yang banyak mencela, bukan pula yang banyak melaknat dan bukan pula yang
berkata kata kotor. (H.R. Imam Ahmad dan Imam al Bukhari dalam Adabul Mufrad).
Cara membuang akhlak yang buruk.
Islam megutamakan akhlak mulia dan sangat mencela akhlak yang
buruk. Ada beberapa kiat yang bisa dilakukan bagi seseorang yang memiliki akhlak buruk dan berniat untuk
membuangnya, diantaranya adalah :
Pertama : Meluruskan aqidah
dan keimanan.
Seseorang yang baik dan lurus akidahnya maka tentu akan baik
pula akhlaknya. Oleh karenanya, cara
pertama untuk membuang akhlak yang buruk adalah dengan meluruskan aqidah. Dan
sungguh akhlak yang baik berkaitan langsung dengan aqidah atau iman yang benar.
Rasulullah bersabda : “Man kaana yu’minu biillahi wal yaumil
akhir falyaqul khairan au liyasmutu”
Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaklah dia
berkata yang baik atau diam. (Mutafaq ‘alaihi).
Hadits ini antara lain menjelaskan bahwa ada korelasi yang
kuat antara iman dan akhlak. Sungguh
beriman kepada Allah dan hari Akhir adalah aqidah dan berkata yang baik adalah
akhlak.
Kedua : Banyak berdoa.
Sungguh kita tidak punya daya, tidak punya kemampuan untuk membuang
akhlak buruk yang mungkin ada dalam diri kita kecuali dengan hidayah dan
pertolongan Allah. Oleh karena itu mohonlah kepada Allah agar kita selamat dari
semua akhlak tercela.
Rasulullah adalah seorang hamba yang sangat baik akhlaknya
bahkan mendapat pujian dari Allah dalam firmanNya : “Wa innaka la’ala
khuluqin ‘azhiim” Sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang
luhur. (Q.S al Qalam 4). Sungguhpun demikian beliau tetap berdoa agar senantiasa
dianugerahi akhlak yang mulia.
Diantara doa Rasulullah adalah :
1.”
Allahhumma jannibnii munkaraatil akhlaaq, wal ahwaa-i wal a’maali wal adzwaa-i.”
Ya Allah, jauhkanlah aku dari berbagai kemunkaran akhlak, hawa nafsu, amal
perbuatan dan segala macam penyakit. (H.R Imam al Hakim, shahih dengan syarat
Imam Muslim, dishahihkan oleh Imam adz Dzahabi).
2.
“Allahhumma ahsanta khalqii fa ahsin khuuluqii”. Ya Allah, sebagaimana Engkau
telah menciptakanku dengan baik maka perbaiki pula akhlakku. (H.R Imam Ahmad
dishahihkan oleh Syaikh al Albani).
Ketiga : Mengganti
dengan yang lebih baik.
Untukmeninggalkan kebiasaan buruk tentu tidaklah mudah karena
seolah olah hatinya telah terbelenggu dengan keburukan. Salah satu cara untuk
menghindarkan keburukannya adalah berusaha mencari pengganti yang lebih baik.
Seorang yang biasa minum khamer misalnya dia bisa mengganti dengan minum jus atau
makan permen.
Seseorang yang biasa
ghibah dia bisa mengganti dengan menyibukkan diri untuk belajar ilmu
lalu memberi nasehat , menulis
kitab atau menyusun makalah atau kesibukan lain yang bermanfaat.
Keempat : Berjihad untuk meninggalkan kebiasaan buruk.
Salah satu upaya agar lepas dari akhlak yang buruk adalah
dengan niat dan keinginan yang sangat
kuat untuk meninggalkannya lalu bertawakal kepada Allah. Berjihadlah atau
bersungguh sungguhlah untuk meninggal yang buruk. Selalu ingat akan dampak
buruk dari akhlak yang tercela . Perhatikan bagaimana akhlak yang buruk telah banyak
menjatuhkan manusia kepada kehinaan dan kesengsaraan.
Allahu a’lam. (076)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar