ALLAH MENJAMIN RIZKI MAKHLUKNYA
Oleh : Azwir B. Chaniago
Muqaddimah.
Sungguh, tujuan penciptaan manusia telah dijelaskan Allah
yaitu semata-mata untuk beribadah kepadaNya. Allah berfirman : “Wama
khalaqtul jinna wal insa illa liya’budun”
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah
kepadaKu. (Q.S adz Dzariat 56).
Ketahuilah saudaraku bahwa jika ada diantara kita diberi
pangkat dan jabatan maka itu haruslah dimanfaatkan dalam rangka beribadah
kepada Allah. Jika ditakdirkan memiliki harta yang banyak itu juga haruslah dimanfaatkan
dalam rangka beribadah kepada Allah. Ditakdirkan menjadi orang yang berilmu
maka itupun haruslah dimanfaatkan dalam rangka beribadah kepada Allah.
Prof. DR. Hamka
berkata : Bahwa tidak ada kegunaan lain
manusia diciptakan Allah kecuali untuk
beribadah dan mengabdi kepadaNya.
Oleh sebab itu seorang hamba haruslah berusaha memusatkan
perhatiannya untuk bisa beribadah kepada Allah, menjaga ketaatan dengan melaksanakan segala perintahNya dan
menjauhi segala laranganNya.
Rizki Allah yang menjamin.
Untuk bisa beribadah dengan baik maka Allah telah menyediakan
berbagai fasilitas bagi manusia termasuk menjamin rizkinya. Allah berfirman : “Wama
min daabbtin fil ardhi illa ‘alallahi rizquhaa”. Dan tidak satupun makhluk
bergerak (bernyawa) dibumi melainkan semuanya dijamin Allah rizkinya (Q.S Hud
6).
Dalam hal rizki, kewajiban seorang hamba adalah bagaimana
berusaha mencarinya, bukan memikirkan apakah dia
akan dapat rizki atau tidak. Tidak perlu bersusah susah memikirkan akan dapat
rizki atau tidak kalau dapat jumlahnya sedikit atau banyak dan sebagainya.
Tentulah dalam mencari rizki seorang hamba juga harus berdoa
untuk memperolehnya, berserah diri kepada Allah dan ridha terhadap apa dan
berapa yang diberiNya. Itupun haruslah dengan catatan tidak melupakan
kewajibannya yang utama yaitu beribadah kepada Allah.
Allah memberikan yang terbaik.
Tidaklah Allah memberikan suatu kenikmatan atau rizki kepada
hambanya yang beriman kecuali itu adalah yang terbaik baginya. Memang manusia
sering tidak dapat membedakan antara penolakan dan penundaan atau penggantian
yang lebih baik dari Allah.
Terkadang manusia berharap untuk mendapatkan segala
keinginannya didunia ini meskipun yang diminta itu terkadang adalah sesuatu yang hina tidak bernilai. Padahal Allah
Mahamengetahui yang terbaik baginya.
Ketahuilah, kata al Imam Ibnul Qayyim :
Allah tidak menolak sesuatu yang diminta hambaNya melainkan
karena Allah ingin memberikan yang lebih baiklagi kepada hamba itu.
Allah tidak memberikan cobaan melainkan untuk kebaikan hambaNya.
Allah tidak menguji seseorang melainkan untuk mensucikan
dirinya.
Allah tidak melahirkan seseorang kedunia melainkan agar dapat
berbekal untuk menemuiNya dengan meniti
jalan yang lurus agar mengantarkan (dengan selamat) kepadaNya.
Allah tidak mematikan seseorang hamba (yang beriman) melainkan
untuk menghidupkannya kembali (di alam yang lebih baik) (Lihat Kitab Fawaidul
Fawaid, Imam Ibnul Qayyim).
Dari satu kebaikan kepada yang lebih baik.
Dengan kasih sayangNya, Allah senantiasa menyediakan rizki
yang baik bagi hamba hambaNya yang beriman.
Ketahuilah bahwa jika Allah menutup satu pintu rizki untuk
seorang hamba maka sebenarnya Allah bermaksud membuka pintu rizki yang lain dan
lebih baik. Bisa jumlah dan jenisnya yang lebih baik dan bisa pula
keberkahannya yang bertambah.
Imam Ibnul Qayyim, mengingatkan kita agar merenungkan
bagaimana rizki yang diberikan Allah berpindah dari sesuatu yang baik
kepada yang lebih baik.
Kata beliau : Cobalah renungkan. Pada waktu seorang hamba
masih berada dalam kandungan ibunya, diberi rizki oleh Allah melalui satu jalan
saja yaitu melalui tali pusarnya.
Setelah lahir kedunia maka rizki melalui satu jalan tadi
yaitu tali pusar ini diputus. Dengan demikian putuslah pula rizkinya. Tapi dengan kasih sayangNya pula, rizki yang
satu jalan ini diganti oleh Allah dengan rizki dari dua jalan yaitu dua saluran
asi dari ibunya, yaitu minuman yang
segar dan lezat. Ini adalah rizki atau
makanan terbaik bagi si bayi.
Selanjutnya, apabila seorang bayi telah berakhir masa penyusuannya, maka sudah
tertutup baginya rizki dari dua jalan saluran
asi ini. Tapi Allah telah
mempersiapkan rizkinya melalui empat jalan. Dua jalan berupa minuman yaitu air
segar dan susu dan dua jalan berupa makanan yaitu dari tumbuh-tumbuhan dan hewan.
Kemudian, setelah pintu rizki yang empat macam ini ditutup
tersebab datangnya ajal, Allah bukakan
lagi kenikmatan baru dan jauh lebih hebat dari rizki dan kenikmatan yang
lalu yaitu delapan pintu surga. Dan orang yang beriman dan bertakwa boleh
memilih dari pintu mana saja dia mau masuk.
Penutup.
Kewajiban seorang hamba adalah beribadah. Rizki sudah
disediakan Allah dan seorang hamba tinggal berusaha mencarinya dan tidak perlu
memikirkan bisa dapat atau tidak.
Allah akan memberikan yang terbaik bagi hamba-hambanya. Jika
suatu pintu kenikmatan ditutup maka Allah akan membuka pintu kenikmatan yang
lain yang lebih baik, bagi hamba hambaNya yang bertakwa.
Pada suatu waktu seorang
hamba mungkin merasa tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkannya. Dalam
kondisi ini hendaknya dia memahami bahwa sesuatu yang baik menurutnya belum
tentu baik menurut Allah karena Allah pasti lebih tahu apa yang terbaik bagi
hamba-hambaNya.
Allah berfirman : “Wa ‘asaa an takrahuu syai-an wa huwa
khairul lakum. Wa ‘asaa-an tuhibbuu syai-an wa huwa syarrul lakum. Wallahu
ya’lamu wa antum laa ta’lamuun”. Boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu
padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu pada hal itu
tidak baik bagimu. Allah Mahamengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui. (Q.S
al Baqarah 216)
Allahu a’lam (087)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar