PENDORONG BICARA BERLEBIHAN
Oleh : Azwir B. Chaniago
Sikap berlebihan yang paling banyak terjadi dan paling besar akibatnya adalah
sikap banyak bicara. Sebagian besar manusia terkena penyakit ini kecuali orang
orang mendapat petunjuk. Pada hal sikap banyak berbicara atau bicara berlebihan
ini memiliki banyak keburukan. Diantaranya adalah membuat hati menjadi keras.
Imam Ibnul Qayyim berkata : Penyebab kerasnya hati terdapat pada empat
perkara, jika keempat perkara itu dilakukan
dengan melampaui batas, yaitu : (1) Tidur (2) Makan (3) Berbicara
(4) Bergaul (secara berlebihan).
Seorang hamba yang menjaga dirinya akan berusaha dengan
sungguh sungguh untuk tidak melakukan keempat macam ini secara berlebihan atau
melampaui batas yaitu antara lain dengan mengetahui pendorongnya. Diantara
sebab atau pendorong yang membuat
seseorang berbicara berlebihan
adalah :
Pertama : Suka membicarakan yang
tak bermanfaat.
Tidak diragukan bahwa seseorang yang suka
membicarakan segala sesuatu yang tidak bermanfaat akan jatuh pada sikap bicara
berlebihan. Rasulullah telah mengingatkan kita tentang hal ini dalam sabda
beliau :
“In min husni islamil mar’i
tarkuhu maa laa ya’nih”.
Sesungguhnya salah satu tanda bagusnya keislaman seseorang adalah meninggalkan
hal-hal yang tidak perlu baginya. (H.R. At Tirmidzi, Ibnu Majah, Imam Ahmad dan
selainnya).
Ibnu Rajab antara lain
menjelaskan : Maksud hadits ini, salah satu tanda bagusnya keislaman seseorang
adalah meninggalkan apapun yang tak perlu baginya baik itu berupa perkataan
maupun perbuatan. Ia hanya berkata dan berbuat apa yang perlu baginya.
Keperluan yang dimaksud adalah perkara yang ia butuhkan sehingga ia mencari dan
mengharapkannya (Jami’al ulum wal Hikam).
Selanjutnya Ibnu Rajab berkata : Para ulama salaf
sangat memuji orang diam yang ingin meninggalkan keburukan dan perkara yang
tidak perlu baginya. Mereka selalu membina dan memperjuangkan diri untuk diam
dari hal-hal yang tidak perlu bagi mereka. (Jami’ul Ulum wal Hikam)
Abdullah bin Amr berkata :
Tinggalkanlah segala sesuatu yang tidak ada hubungan denganmu. Jangan berbicara
yang tidak bermanfaat bagimu. Jagalah lidahmu seperti engkau menjaga hartamu.
Imam Hasan al Bashri berkata : Salah satu tanda jauhnya
Allah dari hamba-Nya adalah Allah menjadikan orang tersebut sibuk dengan
perkara-perkara yang tidak perlu baginya. Hal itu sebagai bentuk penghinaan
terhadapnya.
Syaikh Muhammad bin Shalih al
Utsaimin berkata : Orang yang menyibukkan dirinya dengan perkara yang tidak
berguna baginya (perkataan dan perbuatan, pen), maka kualitas keislamannya
tidak baik. Dan hal ini nampak pada sebagian besar manusia, dimana anda dapati
mereka banyak mengatakan sesuatu yang tidak berguna atau menanyakan sesuatu
yang tidak bermanfaat kepada orang lain. Semua ini menunjukkan lemahnya
kualitas keislaman mereka.(Syarah Hadits Arba’in).
Kedua :
Membicarakan semua yang didengar dan dilihat.
Sungguh banyak manusia zaman
sekarang yang senang berbicara. Semua yang pernah dia dengar ataupun yang dia
lihat saat ini maupun pengalamannya masa lalu bahkan puluhan tahun yang lalu selalu
dibicarakan bahkan berulang ulang ditempat dan dengan orang yang sama. Tidak
peduli apakah itu bermanfaat untuk dunia dan akhiratnya atau tidak. Ini suatu
penyebab manusia berbicara berlebihan.
Dalam berbagai pertemuan atau
perkumpulan sosial banyak manusia membicarakan tentang kemungkaran di
masyarakat, tentang kecurangan yang marajalela, peristiwa kecelakaan dan ikut
menyesalinya. Tapi hampir tidak ada yang mereka perbuat. Nampaknya mereka berbicara
untuk mengisi kekosongan waktu atau ikut sekedar meramaikan pembicaraan.
Rasulullah salallahu ‘alaihi
wasallam bersabda : “Kafa bil mar’i kadziban aiyuhaditsa bi kulli ma sami’.
Cukuplah bagi seseorang untuk dikatakan berbohong jika ia membicarakan segala
sesuatu yang ia dengar”(H.R.Muslim).
Hadits ini memberikan nasehat
kepada kita untuk tidak membicarakan
semua hal yang kita dengar, karena bisa jatuh kepada sikap bicara berlebihan
yang kadang-kadang ditambahi dengan yang tidak dilihatnya. Akibatnya bisa jatuh
kepada kebohongan. Ketahuilah bahwa berbohong adalah sesuatu yang sangat
tercela dalam syari’at Islam.
Ketiga : Tidak
berfikir sebelum berbicara.
Ini juga sesuatu yang tanpa
disadari bisa mendorong seseorang untuk berbicara berlebihan. Janganlah
sekali-kali berucap sebelum berfikir karena sering menimbulkan penyesalan.
Berfikir dulu baru berbicara ini lebih selamat untuk diri kita dan orang lain.
Imam Hasan al Bashri berkata : Bahwa lidah orang bijak ada dibelakang hatinya. Ketika ingin
berbicara ia memikirkan dulu di hatinya. Jika perkataaan itu baik ia
mengucapkannya dan jika tidak maka ia menahan lidahnya. Adapun orang bodoh,
hatinya diujung lidahnya dimana lidahnya tidak kembali kehatinya. Apa yang ada
diujung lidahnya dia ucapkan semuanya.
Itulah tiga hal yang mendorong seseorang untuk berbicara
berlebihan dan pada akhirnya akan mendatangkan keburukan baginya. Allahu a’lam. (072)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar