TERBIASA
BERBUAT BURUK SUSAH BEROBAH UNTUK BERBUAT BAIK
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Sungguh, Allah Ta’ala
telah menunjukkan dua jalan yaitu sebagaimana firman-Nya :
وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ
Kami telah menunjukkan
kepadanya (manusia) dua jalan.(Q.S al Balad 10)
Imam Ibnu Katsir, dalam Kitab
Tafsirnya antara lain menjelaskan bahwa : Para sahabat seperti Ibnu Mas’ud,
Ibnu Abbas, Ali bin Abi Thalib, dan juga Mujahid (seorang Tabi’in murid Ibnu
Abbas) dan yang lainnya mengatakan bahwa dua jalan itu bermakna JALAN
KEBAIKAN DAN JALAN KEBURUKAN.
Tentang surat al Balad ayat
10 ini, Syaikh as Sa’di berkata : (Dua jalan) yaitu JALAN KEBAIKAN DAN JALAN
KEBURUKAN. Allah menjelaskan antara petunjuk dan kesesatan padanya (manusia). Tafsir Taisir Karimir Rahman.
Nah, ketika seseorang
dalam hidupnya senantiasa menempuh jalan
yang buruk yaitu MELAKUKAN KEBURUKAN, maksiat dan dosa maka sungguh sangatlah
berat baginya untuk MELAKUKAN SESUATU YANG BAIK.
Kenapa ?, karena
ketika seseorang terbiasa, sering bahkan terus menerus melakukan keburukan
seperti berbuat maksiat dan dosa maka itu menjadi tabiatnya. Bahkan akhirnya
timbul perasaan bahwa keburukan yang dia lakukan sebagai sesuatu yang baik. Lalu
dia cari cari alasan untuk mengatakan bahwa maksiat yang dia lakukan itu adalah
dengan tujuan baik dengan niat baik pula.
Kemudian, jika
seseorang terbiasa melakukan perbuatan baik berupa amal shalih yang
disyariatkan maka amal shalihnya itu menghalangi
dirinya untuk melakukan perbuatan buruk. Diantara contohnya adalah ibadah shalat fardhu dan shalat sunnah. Allah Ta'ala berfirman :
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ
وَالْمُنْكَرِ ۗ
Dirikanlah shalat,
sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. (Q.S al
Ankabut 45).
Ketahuilah bahwa seseorang yang senantiasa melakukan shalat
AKAN SANGAT RISIH BAHKAN SANGAT TAKUT UNTUK MELAKUKAN PERBUATAN BURUK DAN
TERCELA lalu sangat senang berbuat baik.
Syaikh as Sa'di berkata : Seorang hamba yang menegakkan
shalat, menunaikan rukun rukun, syarat syarat dan kekhusyu'-annya maka : (1)
Hatinya akan bersinar. (2) Jiwanya menjadi suci. (3) Imannya bertambah. (4)
Kemauannya pada kebaikan makin kuat dan (5) Kemauannya pada keburukan berkurang
atau habis. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Ketahuilah bahwa
ketika Imam Ibnul
Qayyim memberikan nasehat, beliau
berkata : Bahwa satu wadah baru bisa diisi dengan sesuatu JIKA KOSONG DARI
LAWAN SESUATU ITU. (Kitab Fawaidul Fawaid).
Kesimpulannya adalah bahwa : (1) Ketika
diri seseorang dipenuhi dengan kesibukan dalam melakukan kebaikan maka hal ini
akan menghalanginya dari perbuatan buruk. (2) Begitupun sebaliknya, ketika diri
seseorang dipenuhi dengan kesibukan melakukan perbuatan buruk maka hal ini akan
menghalanginya dari perbuatan baik.
Wallahu A'lam. (3.146)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar