IBADAH YANG
SAMA BISA BERBEDA NILAINYA
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Sungguh kewajiban
hamba hamba Allah adalah beribadah, mengabdi dan menyembah kepada-Nya. Allah
Ta'ala berfirman :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا
لِيَعْبُدُونِ
Aku tidak menjadikan jin dan manusia melainkan agar
mereka beribadah kepada-Ku.
Tentang makna ibadah diantaranya dijelaskan oleh Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah, beliau berkata :
Ibadah adalah satu istilah yang menghimpun seluruh apa yang DICINTAI DAN
DIRIDHAI oleh Allah Ta'ala berupa perkataan dan perbuatan yang lahir dan yang
bathin. (Al 'Ubudiyah).
Tentang surat
adz Dzariyat ayat 56 ini, Syaikh as Sa'di berkata
: Inilah tujuan Allah Ta'ala menciptakan jin dan manusia. Dan Allah
Ta'ala mengutus semua Rasul untuk tujuan tersebut. Tujuan tersebut MENYEMBAH
ALLAH TA'ALA, yang mencakup : (1) Berilmu tentang Allah Ta'ala. (2)
Mencintai-Nya. (3) Kembali kepada-Nya. (4) Menghadap kepada-Nya dan (5)
Berpaling dari selain-Nya. (Tafsir
Taissir Karimir Rahman)
Ketika melaksanakan perintah beribadah kepada Allah
Ta'ala maka hamba hamba Allah semestinya bersungguh menampilkan atau melakukan ibadah sesuai
syariat dengan cara yang terbaik. JANGAN ASAL ASALAN. Ketahuilah bahwa suatu
ibadah yang sama dilakukan oleh seseorang dan yang selainnya bisa jadi MENDAPAT
NILAI YANG BERBEDA DI SISI ALLAH.
Ibadah shalat misalnya, meskipun dilakukan oleh orang
orang pada waktu yang sama dan berdiri dalam shaf yang sama nilainya bisa
berbeda. Dalam satu hadits Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam mengingatkan
bahwa dalam shalat ada yang mendapat nilai berbeda dengan yang lainnya. Beliau
bersabda :
إِنَّ الرَّجُلَ لَيَنْصَرِفُ وَمَا كُتِبَ لَهُ إِلاَّ
عُشْرُ صَلاَتِهِ تُسْعُهَا ثُمُنُهَا سُبُعُهَا سُدُسُهَا خُمُسُهَا رُبُعُهَا
ثُلُثُهَا نِصْفُهَا
Benar benar ketika seseorang selesai (dari shalatnya),
namun tak ditulis pahala baginya melainkan hanya 1/10 shalatnya, atau 1/9 atau
1/8 atau 1/7 atau 1/6 atau 1/5 atau 1/4 atau 1/3, atau 1/2-nya. (H.R Abu
Daud, dishahihkan Syaikh al Albani).
Penyebab utama perbedaan
tersebut adalah TINGKAT KEIKHLASAN DAN KESUNGGUH SUNGGUHAN DALAM MUTABA’AH
yaitu mengikuti contoh dari Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam.
Tentang perbedaan nilai atau tingkatan amalan atau ibadah seseorang
dijelaskan oleh Imam Ibnu Taimiyyah rahimahullah, beliau berkata : Sesungguhnya
amalan-amalan berbeda-beda tingkatannya (nilainya) sesuai dengan perbedaan
tingkatan keimanan dan keikhlasan yang terdapat di hati. Dan sungguh ada dua
orang yang berada di satu shaf shalat akan tetapi perbedaan nilai shalat mereka
berdua sejauh antara langit dan bumi.
Dan juga beliau berkata : Sesungguhnya amalan-amalan
lahiriah (zahir) nilainya menjadi besar atau menjadi kecil sesuai dengan apa
yang ada di hati, dan apa yang ada di hati bertingkat-tingkat. Tidak ada yang tahu
tingkatan-tingkatan keimanan dalam hati manusia kecuali Allah Ta'ala. (Minhaajus
Sunnah).
Wallahu A'lam. (3.139)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar