BERUSAHA MENGEDEPANKAN
BAIK SANGKA KEPADA SESAMA SAUDARA
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Dalam bergaul dengan saudara sesama muslim terkadang seseorang menceritakan tentang dirinya yang baru mendapat kenaikan pangkat, kenaikan
gaji, kenaikan jabatan dan yang lainnya. Terkadang ada pula yang menceritakan
anaknya bisa masuk perguruan tinggi terbaik atau bisa masuk pesantren yang terbaik
pula.
Terkadang ada pula yang menceritakan tentang shalat malamnya, tentang puasa sunnahnya,
tentang kehadirannya di majlis majlis ilmu, tentang kegiatannya mengkhatamkan
al Qur an.
Terkadang ada pula yang menulis di medsos bahkan
dengan photo dan videonya ketika dia melakukan ibadah umrah dan kegiatan kegiatan ibadah yang lainnya.
Sebagian orang, ketika dapat cerita lisan atau dari
media sosial semacam yang disebutkan diatas lalu muncul dalam hatinya bahkan memberi
komentar bahwa orang ini terkena penyakit riya, sum'ah atau suka pamer. Masa ibadah
dipamerkan katanya.
Dalam keadaan demikian yang SANGAT DIANJURKAN adalah MENGEDEPANKAN SIKAP
BAIK SANGKA, bukan mencela apalagi memberi
komentar buruk. Ingatlah bahwa ketika seseorang menceritakan tentang
keberhasilan keberhasilannya, ibadah ibadahnya BELUM TENTU karena bermaksud
riya atau suka pamer.
Boleh jadi yang diceritakan adalah untuk tujuan
memberi semangat pula kepada yang lainnya agar berusaha sungguh sungguh untuk
mencapai prestasi yang baik dalam urusan
dunia atau TERUTAMA SEKALI DALAM MEMPERBANYAK IBADAH.
Terkadang demikianlah keadaannya. Ketika seseorang
mendapat kabar tentang seorang teman yang rajin membaca al Qur an atau rajin
hadir di majlis ilmu, secara tidak langsung bisa datang rasa cemburu bahkan iri
hati (dalam perkara yang baik) lalu dijadikan pendorong pula bagi dirinya untuk
bersegera pula mengambil pelajaran dan mengikutinya.
Bisa jadi pula karena dia ingin menyebut nyebut nikmat
yang diperolehnya dan itu memang boleh, sepanjang hati tetap bisa terjaga dari
perasaan riya atau sum'ah. Menyebut nyebut nikmat memang diperbolehkan sebagai salah
satu bentuk bersyukur. Allah Ta'ala berfirman :
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
Dan
terhadap nikmat Rabb-mu hendaklah engkau menyebutnya (dengan bersyukur) Q.S adh
Dhuha 11.
Oleh
karena itu, hamba hamba Allah berusahalah untuk mengedepankan sifat baik sangka
kepada sesama. Umar
bin Khathab memberi nasehat dalam hal ini, beliau berkata : Janganlah kamu
curiga terhadap suatu ucapan yang terlontar dari saudaramu sesama muslim,
melainkan kebaikan, selagi dirimu masih mendapatkan celah kebaikan dalam ucapan
tersebut (Kitab al Zuhd, Imam Ahmad).
Sebagai penutup tulisan ini dinukil sabda Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam berikut ini tentang berburuk sangka :
اِيّاكُم
والظنَّ فاِن الظنَّ اَكْذَبُ الحَدِيث
Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta. (H.R Imam Bukhari).
Wallahu A'lam. (3.143)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar