ORANG BERILMU MENGAJAK
KEPADA KEBAIKAN DENGAN IKHLAS
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Orang yang
berilmu memiliki kewajiban yang sangat besar dalam mengajak manusia kepada
kebaikan dengan dakwah melalui berbagai cara dan berbagai media. Dia menjadi contoh
bahkan panutan oleh manusia.
Oleh karena itu maka wajib baginya menunjukkan dan
menjaga akhlak yang mulia. Diantara akhlak yang harus dipelihara oleh orang
berilmu ketika ketika mendakwahkan
ilmunya adalah IKHLAS.
Sungguh,
seorang yang berilmu senantiasa menjaga niatnya dalam mengajarkan ilmunya.
Tiada yang dia inginkan dalam mengajarkan ilmu kecuali mencari ridha
Allah. Seorang yang berilmu selalu berusaha membersihkan niatnya sehingga terus
terjaga keikhlasannya.
Oleh karena itu pendorong paling utama dan sangat mendasar bagi seorang yang berilmu dalam mengajarkan ilmunya adalah menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya, tidak tujuan lain apalagi perkara duniawi. Sungguh Allah telah berfirman :
وَمَآ
أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ
Pada hal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus. (Q.S al Baiyyinah 5).
Rasulullah
Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :
إِنَّ اللهَ عَزَّ وَ جَلَّ لاَ يَقْبَلُ مِنَ
الْعَمَلِ إِلاَّ مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ
Sesungguhnya
Allah tidak akan menerima dari semua jenis amalan kecuali yang murni (ikhlas)
untuk-Nya. (H.R an Nasa’i, lihat Silsilah ash Shahihah).
Imam Ibnul Qayyim memberi nasehat : Hendaknya (seorang hamba) tidak mencampur amalannya dengan campuran campuran perusak berupa keinginan jiwa. Ingin agar dilihat oleh manusia, ingin dipuji oleh mereka.
Hendaknya lari dari keinginan mendapatkan pengagungan dari manusia atau keinginan mendapat harta manusia atau ingin dapat bantuan dari mereka atau selain itu dari tujuan tujuan yang rusak yang bermuara pada keinginan selain Allah Ta’ala dengan amalannya, apapun bentuknya
Selain itu, ketahuilah bahwa sungguh orang berilmu tidak boleh bakhil dalam menyampaikan ilmu. Seseorang yang dermawan dengan hartanya adalah orang yang terpuji. Begitupun orang yang dermawan atau tidak bakhil dengan ilmunya tentulah lebih terpuji lagi karena ilmu jauh lebih berharga daripada harta.
Imam Ibnul Qayyim berkata : Termasuk kedermawanan dalam ilmu, bila ada yang bertanya kepadamu tentang suatu permasalahan maka hendaklah engkau (berusaha) menjawabnya dengan jawaban yang memuaskan. (Madaarijus Saalikin)
Wallahu A'lam. (3.126)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar