SHALAT MALAM ADALAH KEBIASAAN ORANG ORANG SHALIH
Oleh : Azwir B. Chaniago
Rasulullah bersabda :
“Ataanii jibriilu faqaala : Ya Muhammad, isy maa syi’ta fainnaka mayyitun, wa
ahbib maa syi’ta fainnaka mufariquhu, wa’mal maa syi’ta fainnaka majziyun bihi,
wa’lam anna syafaral mu’minin qiyaamuhu billaili wa ‘izzahustighnaa uuhu
‘aninnasi”. Jibril mendatangiku, lalu berkata : Wahai Muhammad, hiduplah
sesukamu karena kamu akan mati, cintailah apa saja sekendakmu karena kamu akan
berpisah dengannya, dan beramallah sekehendakmu karena kamu akan diberi
balasan, dan ketahuilah bahwa kemuliaan seorang mukmin itu ada pada shalat
malamnya dan tidak merasa butuh terhadap manusia (H.R Imam al Hakim dan
Imam al Baihaqi, dihasankan oleh Syaikh al Albani).
Rasulullah
bersabda : ‘Alaikum biqiyamil laili fainnahu dakbush
shalihiina qablakum, wahuwa qurbatun lakum ilaa
rabbikum, wa maghfaratun lissaiyati wa manhaatun
‘anil itsmi. Hendaklah kalian melakukan shalat malam karena ia
adalah kebiasaan orang orang shaleh sebelum kalian, ia sebagai amal taqarrub
bagi kalian kepada Allah, penghapus kesalahan kesalahan dan menjauhkan dosa.
(H.R Imam at Tirmidzi, Imam al Baihaqi dan al Hakim).
Rasulullah bersabda : … Wa afdhalush shalaati ba’dal
faridhati shalaatul laili” … Dan sebaik baik shalat setelah shalat fardhu
adalah shalat malam. (H.R Imam Muslim).
Sungguh shalat malam memiliki banyak keutamaan diantaranya
sebagaimana disebutkan dalam hadits hadits diatas. Itulah sebabnya maka para
sahabat dan orang orang shalih sesudahnya
menjadikan shalat malam sebagai kebiasaan karena mereka sangat rakus melakukan
amal shalih terutama yang bernilai tinggi.
Lihatlah bagaimana kesungguhan sahabat dengan shalat malamnya diantaranya
adalah sebagaimana yang dikabarkan oleh Abu Utsman an Nahdi. Dia berkata : Aku
pernah bertamu pada Abu Hurairah beberapa hari. Aku lihat Abu Hurairah,
istrinya dan pembantunya senantiasa membagi malam menjadi tiga untuk shalat.
Apabila yang satu telah shalat lalu membangunkan yang lain. (Kitab Hiyatul
Auliyaa’).
Dengan pembagian itu maka rumah Abu Hurairah selalu dihiasi dengan shalat malam secara
bergantian semenjak selesai shalat Isya sampai shalat Shubuh.
Dalam suatu
riwayat ada disebutkan bahwa Abdul ‘Aziz bin Abi Daud berbaring di atas dipan
seraya berkata : Alangkah empuknya kamu. Tetapi dipan surga jauh lebih empuk
darimu. Ia lalu berdiri untuk mengerjakan shalat. Dan masih terus shalat hingga
fajar menyingsing.
Syaddad
bin Aus apabila hendak berbaring di kasurnya, ia berkata : Ya Allah, sungguh
neraka itu membuatku tidak bisa tidur. Beliau pun kemudian mengerjakan shalat malam.
(Shifatu Shafwah)
Selanjutnya adalah tentang shalat malam Syaikh Abdul Aziz bin
Abdullah bin Baz. Beliau adalah seorang Ulama besar, bekas Rektor Universitas
Islam Madinah dan bekas Mufti Besar Kerajaan Saudi Arabia. Dalam kitab Akhlak
dan Keutamaan Syaikh bin Baz disebutkan bahwa
Ahmad salah seorang anak Syaikh bin Baz berkata : Semenjak aku mengenal
ayahku, beliau bangun satu jam sebelum subuh dan beliau selalu shalat malam 11
rakaat.
Oleh karena itu sangatlah baik kalau kita juga berusaha
melazimkan diri untuk melakukan shalat
malam ini sebagaimana kebiasaan orang orang shalih dari dahulu. Insya Allah ada
manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (727)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar