MENCARI KETENTRAMAN HATI
Oleh : Azwir B. Chaniago
Di zaman ini sangatlah banyak kita menyaksikan manusia yang dilanda kegelisahan dan kegundah
gulanaan dalam menjalani hidupnya. Keadaan ini ternyata tidak hanya melanda
orang orang yang tidak berpunya dan tidak berpangkat tapi juga melanda orang
orang yang memiliki harta yang banyak dan
kedudukan yang tinggi.
Lalu mereka mencari berbagai cara agar memperoleh ketenangan dan ketentaraman
hati. Ada yang mencarinya dengan hiburan, rekreasi, berbagai permainan meskipun
membutuhkan waktu dan mengeluarkan uang
yang banyak. Bahkan ada juga yang sampai
menggunakan obat obatan yang bisa membahayakan dirinya, apalagi jika kelebihan
dosis. Yang lebih berbahaya lagi adalah mencari ketentraman hati dengan
mendatangi (orang pintar ?) atau dukun karena bisa jatuh kepada kesyirikan. Na’udzubillahi
min dzaalik.
Namun demikian ternyata mereka belum mendapatkan ketentraman
atau ketenangan yang mereka cari. Kalaupun mereka mendapatkannya itupun sangat
sementara dan bisa dikatakan semu bahkan fatamorgana. Bisa jadi juga terkadang semakin jauh dari ketenangan hati
yang dicarinya.
Sungguh Allah Ta’ala telah mengingat hanya ada satu cara untuk
mendapatkan ketenangan hati yaitu bi dzikrillah, dengan mengingat Allah. Allah
Ta’ala telah berfirman : “Alladziina
aamaanu watath ma-inu quluubuhum bi dzikrillahi. Alaa bi dzikrillahi
tathma-inul quluub”. (Yaitu) orang orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tenteram dengan mengingat Allah, Ketahuilah hanya dengan mengingat
Allah hati menjadi tenteram. (Q.S ar Ra’du 28).
Syaikh as Sa’di berkata : Makna firman Allah : “Tathma-iinul qulub”- hati menjadi tenteram,
adalah hilangnya segala sesuatu
(yang berkaitan dengan) kegelisahan, dan kegundah-gulanaan dari dalam hati. Dan
dzikir tersebut akan menggantikannya dengan rasa keharmonisan (ketenteraman),
kebahagiaan dan kelapangan.
Dan firman-Nya : Alaa
bi dzikrillahi tathma-innul quluub” .
Maksudnya semestinya dan seyogyanya, kalbu kalbu itu tidak menjadi tenang
dengan sesuatu selain dengan mengingat-Nya. Karena tidak ada sesuatu pun yang
lebih nikmat, lebih memikat dan lebih manis bagi kalbu ketimbang (kenikmatan
dalam) mencintai Pencipta kalbu itu, berdekatan dan mengenal-Nya yakni
berdasarkan tingkat ma’rifah atau pengenalannya dan kecintaannya kepada Allah.
Demikian itu merujuk keterangan bahwa dzikrullah yang
dimaksud adalah seorang hamba yang mengingat Allah dengan bacaan tasbih,
tahmid, tahlil, takbir dan yang lainnya.
Ada yang menafsirkan bahwa dzikrullah maksudnya kitab-Nya
yang diturunkan sebagai dzikra (peringatan) bagi orang orang yang beriman. Atas
dasar ini maka thuma’ninah al qalbi (ketenangan hati) dengan dzikrullah yakni
ketika mengenal makna makna al Qur an dan hukum hukumnya, hati menjadi tenang
dengannya. (Kitab Tafsir Taisir Karimir
Rahman).
Ketika Allah Ta’ala telah mengingatkan orang orang yang
beriman bahwa untuk mendapatkan ketentraman hati adalah dengan mengingat Allah,
lalu kita mau mencari cara apa lagi dan mau cari kemana lagi selain itu.
Peganglah keterangan dalam ayat ini dengan kuat karena ini adalah firman Allah
yang sungguh tidak ada keraguan sedikitpun padanya.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (718)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar