MENANAM YANG BAIK MENUAI YANG
LEBIH BAIK
Oleh : Azwir B. Chaniago
Petani jika menanam
benih yang baik, dipelihara dengan baik tentu akan mendapatkan hasil panen yang
baik pula. Demikian juga perlakuan kita terhadap orang lain. Jika ingin
mendapat perlakuan baik maka cara paling tepat adalah dengan terlebih dahulu
memperlakukan orang lain dengan baik. Dengan kata lain adalah menanam kebaikan
diri kita pada diri orang lain.
Orang bijak berkata :
(1) Berbuat baiklah
kepada orang lain - merekapun akan berbuat baik terhadap Anda.
(2) Bersungguh-sungguhlah
membantu orang lain - merekapun akan
bersungguh-sungguh terhadap Anda.
(3) Berlaku sopan
terhadap orang lain - mereka akan
berlaku sopan terhadap Anda.
(4) Berlaku kasar
terhadap orang lain – merekapun akan berlaku kasar kepada Anda.
(5) Bersahabatlah
terhadap orang lain maka merekapun akan bersikap bersahabat dengan Anda.
(6) Bersikap bermusuhanlah dengan orang lain – maka mereka
akan bersikap bermusuhan dengan Anda.
(7) Bersikap hormatlah
terhadap orang lain - merekapun akan bersikap hormat kepada Anda.
Tapi ada yang berkata : Saya sudah sering berbuat baik tapi
tidak dibalas dengan kebaikan. Bahkan ada yang dibalas dengan keburukan.
Ketahuilah bahwa hal itu memang kadang kala terjadi. Itu nama ujian atau cobaan
dari Allah Ta’ala untuk menguji kesabaran dan keimanan seorang hamba.
Allah berfirman : ”Ahasibannaasu aiyutrakuu aiyaquuluu
amannaa wahum laa yuftanuun” Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan
dibiarkan saja mengatakan kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji. (Q.S
al Ankabuut 2).
Kita melihat banyak orang yang sudah hati hati berkendaraan tetapi pada satu waktu mendapat musibah di
jalan. Bisa jadi dia menabrak mobil orang lain atau di tabrak oleh orang lain.
Barangkali dibalik musibah atau ujian itu ada hikmah yang kita tidak
mengetahuinya.
Saya ingat peristiwa, ini kisah nyata, yang menimpa seorang
teman saya beberapa tahun yang lalu. Mobilnya (secara tidak sengaja) ditabrak
oleh mobil yang dikemudikan oleh seorang anak muda berumur kira kira 30 tahun.
Mereka sepakat untuk tidak mau bertengkar di jalan karena bisa membuat
kemacetan. Lalu teman ini mengajak anak muda yang menabrak tersebut
ke rumahnya yang tidak jauh dari tempat kejadian.
Setelah sampai di dirumah, anak muda ini diajak masuk kerumahnya. Dipersilahkan duduk di ruang tamu. Tak lama
kemudian keluarlah anak perempuan teman
saya ini (umur kira kira 25 tahun) menghidangkan air minum untuk tamu tersebut.
Ternyata anak muda ini tidak tertarik dengan minuman yang dihidangkan tapi tertarik dengan anak perempuan teman saya
ini. Singkat cerita beberapa waktu kemudian anak muda ini datang bersama orang
tuanya melamar anak perempuan teman yang mobilnya ditabrak tadi. Itulah hikmah
yang ada dibalik kejadian tabrakan itu.
Ketahuilah bahwa hukum
asal berbuat baik ikhlas karena Allah, adalah akan mendapat kebaikan
baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Ingatlah akan firman Allah dalam surat al Israa’ ayat 7 : “In
ahsantum, ahsantum li anfusikum. Wain asa’tum falahaa” Jika kamu berbuat
baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat
buruk maka (akibat keburukan) itu untuk dirimu sendiri.
Allah Ta’ala juga berfirman : “Hal jazaa-ul ihsani illal
ihsan” Balasan perbuatan baik adalah kebaikan pula (Q.S ar Rahman 60).
Oleh karena itu bersegeralah berbuat baik dalam setiap
keadaan. Lalu sekarang apalagi yang ditunggu. Segeralah berbuat baik. Fastabiqul khairat.
Wallahu A’lam. (729)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar