KEBAIKAN YANG KECIL JUGA ADA NILAINYA
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Sungguh Allah Ta’ala telah
memerintahkan manusia untuk berbuat baik. Dalam surat an Nahal 90 Allah telah menyuruh manusia untuk
berbuat kebaikan dan sekali gus melarang manusia untuk berbuat keji dan
mungkar. “Innallaha ya’muru bil a’dli wal ihsaan, wa-itaa- idzil qurba wa
yanhaa ‘anil fahsyaa-i wal munkari wal
baghyi. Ya’izhukum la’alakum tadzakkaruun” Sesungguhnya Allah menyuruh
(kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum
kerabat dan Allah melarang perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia
memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
Allah telah sangat banyak
berbuat baik kepada hamba hamba-Nya dan Allah memerintahkannya untuk
berbuat baik pula. Allah berfirman : “Wa ahsin kamaa ahsanallahu ilaika” Berbuat
baiklah (kepada manusia) sebagai
mana Allah telah berbuat baik kepadamu. (Q.S al Qashash 77).
Ketahuilah bahwa Allah akan membalas semua kebaikan yang
dilakukan seorang hamba. Tidak ada
kebaikan sekecil apapun yang akan sia sia disisi Allah. Allah berfirman : “Faman
ya’mal mitsqaala dzarratin khairan yarah” Maka barang siapa yang
mengerjakan kebaikan seberat zarrah niscaya dia akan melihat (balasan)nya Q.S
az Zilzaal 7.
Oleh karena itu
seorang hamba haruslah berusaha berbuat baik sekecil apapun yang dia mampu. Jangan
merasa rendah diri kalau belum bisa melakukan kebaikan yang besar. Perhatikanlah
beberapa hadits dibawah ini tentang berbuat baik dengan hal hal yang (mungkin)
dianggap kecil, diantaranya :
Pertama : Bermuka manis
kepada sesama saudara.
Rasulullah bersabda : “Laa
tahqiranna minal ma’ruufi syai-an wa lau an talqa akhaaka bi wajhin thalqiin”.
Jangan pernah meremehkan perbuatan baik sedikitpun, walaupun dengan cara
bermuka manis ketika bertemu saudaramu. (H.R Imam Muslim).
Sebagian orang beranggapan bahwa bermuka manis kepada orang
lain hanyalah sekedar etika pergaulan sehari hari. Tetapi ini ternyata memiliki
nilai ibadah yaitu berupa kebaikan terhadap sesama meskipun mungkin dianggap
sebagai sesuatu yang kecil saja.
Kedua : Menyingkirkan
gangguan di jalan.
Rasulullah bersabda : “Imam
memiliki tujuh puluh atau enam puluh cabang. Yang paling utama adalah ucapan La
ilaha ilallahu (kalimat syahadat) dan yang paling rendah adalah menyingkirkan
gangguan di jalan. Dan malu itu juga termasuk cabang keimanan. (H.R Imam
Muslim).
Bahkan dalam hadits ini terdapat isyarat bahwa perbuatan
baik yang (mungkin) dianggap kecil
seperti menyingkirkan gangguan di jalan juga merupakan bagian dari keimanan.
Ketiga : Sedekah dengan
sebutir kurma.
Ketahuilah bahwa sedekah walaupun sedikit, jika dilakukan
dengan niat yang ikhlas, bernilai besar di sisi Allah Ta’ala. Rasulullah
bersabda : “Ittaqun naara walau bisyiqi
tamratin fain lam tajiduu fa bikalimatin thaiyibah”. Jagalah diri kalian
dari api neraka walaupun hanya dengan (sedekah) sebutir kurma. Apabila
tidak mendapatinya maka ucapkanlah kalimat yang baik. (H.R Imam Bukhari dan
Imam Muslim).
Al Hafizh Ibnu Hajar berkata :
Didalam hadits ini terdapat anjuran untuk bersedekah dan menerima sedekah
walaupun itu hanya sedikit. Dan terdapat isyarat untuk tidak meremehkan sesuatu
yang sedikit dari sedekah dan yang lainnya. (Fathul Bari)
Keempat : Sedekah dengan sebutir anggur.
Pada suatu kali ada seseorang
datang meminta sesuatu kepada Ummul Mukminin Aisyah dan disisinya ada beberapa
wanita. Aisyah memerintahkan agar orang yang meminta itu diberi sebutir anggur.
Para wanita itupun terheran heran (bersedekah dengan sebutir anggur ?). Lalu
Aisyah berkata : Sebutir anggur merupakan benih yang banyak. Aisyah membacakan
firman Allah : Barangsiapa
yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun niscaya dia akan melihat (balasan) nya. (Q.S al
Zilzaal 7).
Ketahuilah bahwa kebaikan yang
kecil dan sedikit, pada suatu keadaan bisa bernilai lebih besar dari yang
banyak. Rasulullah bersabda : “Sabaqa
dirhamun mi-ata alfi dirhamin. Faqala
rajulun : Wa kaifa dzaka ya rasulullah ? Qaala : Rajulun lahu maalun katsiirun,
akhadza min ‘urdhihi mi-ata alfi dirhamin tashaddaqa bihaa, wa rajulun laisa
lahu illa dirhaman, fa-akhadza ahaduhumaa fa tashaddaqa bihi”
Satu dirham mengungguli seratus
ribu dirham. Seorang bertanya : Bagaimana itu wahai Rasulullah ? Beliau
menjawab : Seseorang mempunyai harta yang melimpah lalu dia mengambil dari kantongnya
seratus ribu dirham dan mensedekahkannya, dan seseorang yang lain hanya
memiliki dua dirham, dia mengambil satu dirham lalu mensedekahkannya. (H.R an Nasa-i, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam
shahihnya).
Oleh karena itu teruslah berbuat
kebaikan meskipun dengan sesuatu yang kecil nilainya dimata manusia, tetapi jika
dilakukan dengan niat ikhlas bisa jadi besar disisi Allah Ta’ala.
Insya Allah ada manfaatnya untuk
kita semua. Wallahu A’lam (714)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar