AYAT AL QUR AN YANG BERULANG 31 KALI
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Dalam al Qur an ada banyak ayat
yang difirmankan Allah Ta’ala dengan berulang. Diantara ayat yang paling banyak
diulang ulang dengan kalimat yang sama
adalah firman-Nya : Fa biaiyi aalaa-i rabbikumaa
tukadzdzibaan”. Maka nikmat nikmat Rabb kalian yang manakah yang kalian
berdua dustakan ?.
Ayat ini terdapat dalam surat ar
Rahman yang berulang sebanyak 31 kali.
Syaikh Jabir al Jazairi berkata :
Didalam bahasa Arab sangat sulit membuat pengulangan dengan berbagai bentuk
pengulangan. Pengulangan dalam surat ar Rahman memiliki makna yang tinggi dan
berisi (bermakna) positif. Pada hal kebanyak pengulangan (kalimat) yang
dilakukan oleh orang orang tidak memiliki makna berbeda dan justru membuat orang bosan untuk membacanya.
Berbeda dengan surat ar Rahman, pengulangan tersebut disusun
sedemikian rupa oleh Allah Ta’ala sehingga surat ar Rahman memiliki
keseimbangan, keselarasan dan keindahan baik dari segi huruf huruf, kata kata,
intonasi, kalimat dan lain lain.
Pengulangan ayat dalam al Qur an
sebagaimana dalam surat ar Rahman yang berulang sampai 31 kali tentulah memiliki makna dan hikmah yang
sangat banyak. Diantaranya adalah
sebagaimana disebutkan dalam Kitab tafsir Ibnu Katsir dengan menukil perkataan
Ibnu ‘Asyuur mengatakan : Maksud sebenarnya adalah :
(1) Ejekan dan celaan terhadap kaum
musyrik karena mereka telah berbuat kesyirikan (mereka telah menyekutukan Allah
Ta’ala Pemberi segala kenikmatan) dalam ibadah dengan sesuatu yang bukan pemberi
kenikmatan.
(2) Persaksian kepada mereka akan
kaum mukminin yang mentauhidkan Allah Ta’ala.
Lalu apakah setiap pengulangan ayat itu memiliki makna
tersendiri dan tidak hanya sekedar penekanan. ? Ketahuilah bahwa makna setiap
ayat yang diulang tersebut tergantung ayat yang disebutkan sebelum dan
sesudahnya, sehingga setiap orang yang mendengarnya tidak bisa mendustakan
segala kenikmatan yang telah Allah Ta’ala berikan kepadanya.
Imam ath Thabari dalam kitab
tafsirnya dan juga Syaikh Abu Bakar al Jazairi di dalam kitab tafsirnya
menyebutkan : Makna makna setiap ayat yang berulang ulang tersebut sesuai
dengan ayat ayat sebelum dan sesudahnya. (Tafsir ath Thabari).
Ketahuilah bahwa ayat yang diulang
31 kali ini mengandung pertanyaan yang sangat dianjurkan untuk dijawab sebagaimana
jawaban jin ketika Rasulullah membacakannya kepada mereka.
Diriwayatkan dari Jabir bin
Abdillah, dia berkata bahwa : “Rasulullah
Salallahu ‘alaihi Wasallam keluar menemui para sahabat. Kemudian beliau
membacakan surat ar Rahman kepada mereka dari awal hingga akhir surat, kemudian
mereka (para sahabat) pun diam.
Kemudian beliau berkata : Saya telah membacakan surat ini dimalam pertemuan dengan jin,
kemudian mereka lebi baik tanggapannya daripada kalian. Ketika saya
membacakan ayat (yang artinya, Maka
nikmat nikmat Rabb kalian yang manakah yang kalian berdua dustakan ?. Mereka
(para jin menjawab) : “Tidak ada sesuatu
apapun dari nikmat-Mu wahai Rabb kami yang kami dustakan, untuk-Mu segala
pujian” (H.R at Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh al Albani).
Ibnu Abbas ketika dibacakan ayat
ini beliau berkata : “Laa bi aiyihaa yaa
rabb”. (Saya tidak mendustakan sedikit pun) dari kenikmatan kenikmatan
tersebut wahai Rabb-ku. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir).
Sungguh surat ar Rahman ini memilki
beberapa kekhususan didalamnya, diantaranya adalah :
(1) Ketika Rasulullah membacakan
surat ini kepada para jin secara khusus dan mereka tidak mendustakan kenikmatan
kenikmatan yang telah Allah berikan kepada mereka. Bahkan mereka para jin
menjawab : “Tidak ada sesuatu apa pun
dari nikmat-Mu wahai Rabb kami yang kami dustakan. Untuk Engkau segala pujian”.
yaitu sebagai mana hadits dari Jabir bin
Abdillah diatas.
(2) Surat ini diawali dengan salah
satu nama Allah yaitu ar Rahman. Tidak ada surat lain di dalam al Qur-an yang
diawali dengan nama Allah kecuali surat ini.
(3) Tidak ada surat yang ayatnya
diulang sampai 31 kali kecuali surat
ini.
(4) Pada surat ini disebutkan
berbagai macam kenikmatan yang Allah berikan kepada para hamba-Nya. Allah juga
menyebutkan sebagian sifat neraka dan beberapa sifat surga.
(5) Allah Ta’ala menggunakan metode
penyampaian targhib yaitu memberi motivasi serta kabar gembira dan tarhib yaitu memberitahukan ancaman dan
menakut nakuti dalam surat ini. Dan juga menggunakan metode penyampaian dengan
pertanyaan pertanyaan yaitu ditujukan kepada dua jenis makhluk yang dibebankan
kepada mereka syariat yakni manusia dan jin. (Shifatul Jannah fi Suratur
Rahman).
Insya Allah ada manfaatnya bagi
kita semua. Wallahu A’lam (708).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar