JANGAN TERGESA GESA MENYALAHKAN ORANG LAIN
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Jika kita melihat ada saudara kita yang melakukan kesalahan
dalam ibadah ataupun muamalah, maka janganlah tergesa gesa dalam menyalahkan
apalagi sampai mencelanya. Pastikan dulu bahwa yang dia lakukan itu betul betul
suatu kesalahan yang pantas diingkari dan perlu diberi nasehat untuk perbaikan.
Syaikh Said bin Jubair seorang Tabiin senior, seorang yang
berilmu, ahli tafsir, murid Ibnu Abbas,
jika beliau melihat seseorang melakukan suatu ibadah berbeda dengan yang
beliau ketahui dan yang beliau amalkan maka beliau tidak langsung menyalahkan.
Beliau mengambil sikap baik sangka dulu. Beliau akan berkata dalam dirinya :
(1) Orang ini mungkin belum tahu (2)
Orang ini mungkin lupa (3) Orang ini mungkin terpaksa atau (4) Orang ini
mungkin lebih tahu dari pada saya.
Setelah berfikir yang
demikian positif barulah beliau bertanya kepada orang tersebut kenapa
dia melakukan seperti itu. Tidak seperti yang diketahui beliau. Pada hal beliau
adalah orang yang sangat berilmu, sangat ‘alim, tapi tidak tergesa gesa
dalam menyalahkan.
Bandingkan dengan sebagian orang orang di zaman sekarang.
Begitu melihat saudaranya melakukan suatu ibadah yang sedikit berbeda dengan
yang dipahami dan yang diamalkannya maka langsung disalahkan bahkan sampai ada
yang mencela. Padahal ilmunya, jika dibandingkan dengan Said bin Jubair tentu
masih sangat jauh.
Ada satu kisah tentang tidak dianjurkannya untuk tergesa gesa
dalam menyalahkan seseorang. Kisah ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Pada
suatu kali Umar bin Khaththab berkata : Aku mendengar Hisyam bin Hizam membaca
surat al Furqan. Bacaan Hisyam banyak sekali bedanya dengan apa yang aku
ketahui. Tidak pernah aku mendengan Rasulullah membaca (surat al Furqan)
seperti itu. Lalu aku bertanya kepada Hisyam : Siapa yang mengajarimu
membacanya seperti itu. Jawab Hisyam : Yang mengajariku membaca seperti itu
adalah Rasulullah. Aku (Umar bin Khatthab) berkata : Engkau berdusta wahai
Hisyam. Sesungguhnya Rasulullah telah mengajariku tapi bacaannya tidak seperti
yang kamu baca tadi.
Maka aku pergi bersama Hisyam untuk menemui Rasulullah.
Setelah menemui Rasulullah aku berkata kepada beliau : Sesungguhnya orang ini
telah membaca surat al Furqan dengan bacaan yang engkau belum pernah mengajarkannya
kepada kami.
Rasulullah bersabda : Bacalah wahai Hisyam. Maka Hisyam
membaca seperti yang telah aku dengar darinya.
Lalu Rasulullah bersabda : Bacaan seperti ini juga benar sebagaimana
yang diturunkan. Kemudian Rasulullah bersabda : Bacalah wahai Umar. Maka aku
membacanya seperti bacaan yang diajarkan Rasulullah kepadaku.
Rasulullah lalu bersabda : Bacaan seperti ini juga benar
seperti yang diturunkan. “Sesungguhnya al Qur an ini diturunkan dengan tujuh
bacaan, maka bacalah apa yang mudah darinya.”
Jadi sangatlah dianjurkan bagi setiap muslim untuk berhati
hati dan tidak tergesa gesa menyalahkan saudaranya baik dalam ibadah maupun
muamalah. Insya Allah ada manfaatnya untuk kita semua.
Wallahu A’lam. (719).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar