SURGA UNTUK ORANG ORANG YANG
BERTAKWA
Oleh : Azwir B. Chaniago
Muqaddimah
Setiap hamba
mengetahui betul bahwa negeri asalnya
adalah surga dan mereka sangat berharap bisa kembali kesana dengan selamat. Insya Allah.
Sungguh hidup di dunia ini adalah sangat sementara yaitu untuk berbekal agar
bisa kembali ke negeri asal kita yang penuh kenikmatan.
Allah telah mengingatkan dalam firman-Nya : “Yaa aiyuhal
ladzina aamanut taqullaha wal tandzur nafsun maa qaddamat lighad, wattaqullaha,
innalallaha khabiirun bimaa ta’maluun” Wahai orang orang yang beriman.
Bertakwalah kepada Allah dan hendaknya setiap orang memperhatikan apa yang
telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya
Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (Q.S al Hasyr 18)
Sungguh sebaik baik bekal adalah takwa. Allah berfirman :
“Wa tazauwaduu fa inna khairaz zaadit taqwaa”. Berbekalah, maka sebaik baik
bekal adalah takwa. (Q.S al Baqarah 197).
Dalam banyak ayat Allah Ta’ala menyebutkan bahwa surga itu disediakan
buat orang orang orang yang bertakwa. Diantaranya adalah firman-Nya : Dan
bersegeralah kamu mencari ampunan dari Rabbmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang orang yang
bertakwa. (Q.S Ali Imran 133).
Makna takwa
Lalu ada yang dimaksud dengan takwa. Takwa dalam pengertian
bahasa berarti batasan atau penghalang yang mencegah seseorang dari hal yang
ditakutinya. Jadi takwa kepada Allah bermakna membuat penghalang antara diri
pribadi dengan siksa-Nya. Untuk memperoleh takwa itu maka seorang hamba
haruslah mentaati perintah dan larangan Rabb-nya. (Tahdzibul Atsar, Imam ath
Thabari).
Thalq bin Habib, seorang tabi’in
berkata : Apabila terjadi
fitnah, padamkanlah fitnah itu dengan takwa. Orang-orang bertanya : Apa makna takwa itu. Dia menjawab : Takwa adalah engkau melakukan ketaatan kepada Allah
berdasarkan cahaya dari Allah karena mengharap pahala dari-Nya. Dan engkau
meninggalkan segala bentuk kemaksiatan kepada-Nya berdasarkan cahaya dari-Nya
karena takut terhadap siksa-Nya. (Dikeluarkan oleh Ibnul Mubarak, dalam az Zuhd).
Para ulama mengatakan : Ini adalah sebaik-baik makna atau definisi tentang takwa. Cahaya
Allah adalah Iman dan Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan as Sunnah yang shahih, berdasarkan pemahaman salafush shalih.
Kapan seorang hamba
harus bertakwa.
Rasulullah bersabda: “Ittaqillah haitsuma kunta” Bertakwalah kepada Allah dimanapun engkau berada. (H.R at Tirmidzi).
Maksudnya adalah bertakwa kepada
Allah disaat sepi maupun ramai. Ketika dilihat manusia ataupun tidak.
Ketahuilah bahwa bertakwa dikala ramai lebih mudah daripada bertakwa disaat
sendirian. (Lihat Syarah
Arbain Nawawiyah, Syaikh Usaimin).
Bagaimana cara mencapai takwa
Untuk mendapat keselamatan mencapai surga-Nya maka wajib bagi setiap muslim untuk meraih
takwa. Sungguh sangat banyak cara untuk
mencapai takwa diantaranya adalah :
Pertama : Menuntut ilmu syar’i dan
mengamalkannya.
Bahwa salah satu makna takwa secara istilah
adalah sebagaimana
dikatakan Ibnu Mas’ud yaitu hendaklah
Allah ditaati tidak dimaksiati, diingat dan tidak dilupakan, disyukuri dan tidak
dimaksiati. Ketahuilah bahwa :
(1) Tidaklah seorang hamba bisa mentaati
Allah dan beribadah
kepada-Nya secara benar kecuali dengan ilmu.
(2) Tidakllah seorang hamba bisa mengingat
Allah secara benar kecuali dengan ilmu dan
(3) Tidaklah seorang hamba bisa mensyukuri
nikmat Allah secara benar
kecuali dengan ilmu.
Sufyan ats Tsauri berkata: “Bahwa sungguh ilmu dipelajari untuk dijadikan sarana
bertakwa kepada Allah”. Ketahuilah bahwa
ilmu yang benar di dapat dengan belajar. Dan belajar adalah kewajiban setiap
muslim.
Rasulullah bersabda : “Thalibul ‘ilmi faridhatun ‘ala
kulli muslim”. Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim (H.R Imam
Ahmad). Ini adalah salah satu dalil yang tegas tentang wajibnya belajar bagi
seorang muslim baik laki laki maupun perempuan.
Rasulullah bersabda :
“Innamal ‘ilm bit ta’allum, wa innamal huluma bit tahallum.” Sesungguhnya
ilmu didapat dengan belajar dan sesungguhnya hilm (ketenangan, kesabaran)
didapat dengan melatihnya. (H.R ath Thabrani, dihasankan oleh Syaikh al
Albani).
Kedua : Melaksanakan perintah dan menjauhi
larangan Allah
Ini adalah aplikasi dari takwa.
Tidaklah dikatakan bertakwa jika menyia nyiakan perintah Allah dan mengabaikan larangan-Nya. Sungguh orang yang taat dan takut
kepada Allah akan mendapat kemenangan. Allah berfirman : “Waman yuthi’illaha wa
rasuulahuu wa yakhsyallaha wa wa yattaqhi fa ulaa-ika humul muflihun”. Dan
barangsiapa taat kepada Allah dan Rasulnya, serta takut kepada Allah dan
bertakwa kepadanya, maka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. (Q.S. an
Nur 52).
Ketiga : Berteman dengan orang orang yang selalu menjaga ketakwaan.
Diantara cara untuk mencapai takwa
adalah dengan menjaga pertemanan dengan orang orang shalih. Rasulullah
bersabda: “Ar
rajuulu ‘ala diini khaliilih. Falyanzhur ahadukum min yukhaalil”. Seseorang
itu mengikuti diin (agama, akhlak dan kebiasaan) teman akrabnya. Maka hendaknya
seseorang melihat siapa yang dia jadikan teman akrabnya (H.R Abu Dawud, at
Tirmidzi dan Imam Ahmad).
Berkata Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu : Tidaklah
seorang hamba diberi kenikmatan yang lebih besar setelah keislaman, selain
sahabat yang shalih. Maka apabila kalian mendapati teman yang shalih, peganglah
ia erat-erat.
Ketahuilah bahwa : (1) Pertemanan
dengan orang bertakwa adalah suatu nikmat yang besar (2) Pertemanan
dengan orang bertakwa adalah karena
Allah bukan karena yang lain. (3) Pertemanan dengan orang bertakwa insya Allah akan
langgeng dari dunia sampai akhirat. (4) Pertemanan dengan orang bertakwa akan
selalu saling mendoakan untuk kebaikan (5) Pertemanan dengan orang bertakwa akan selalu saling
ingat mengingatkan tentang kebaikan. (6) Pertemanan dengan orang bertakwa akan
saling memberi udzur dan memaafkan jika ada kesalahan.
Keempat : Selalu merasa diawasi oleh Allah
Ta’ala.
Sungguh Allah adalah Dzat yang Maha
Mengetahui dan senantiasa mengawasi hamba-Nya. Allah berfirman: …Wa huwa ma’akum aina
maa kuntum, wallahu bima ta’maluuna bashiir”. ... Dan dia
bersama kamu dimana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan. (Q.S.
al Hadiid 4)
Al Hafizh Ibnu Katsir berkata : Maksudnya
adalah bahwa Allah senantiasa menyaksikan kalian dan
menyaksikan amal kalian. Bagaimanapun keadaan kalian dan dimana saja kalian
berada didaratan atau dilautan, siang ataupun malam di rumah atau pun di padang pasir.
Semua itu berada dalam pengetahuan, pengawasan dan pendengaranNya.
Ketahuilah bahwa
manusia hanya bisa bersembunyi (sementara saja) dihadapan manusia yang
lain dan tidak ada yang tersembunyi di hadapan Allah Ta’ala. Ingatlah
firman Allah Ta’ala dalam surat an Nisa’
108 : “Yastakhfuuna minan naasi wa laa wa
laa yastakhfuuna minallahi, wa huwa ma’ahum” Mereka dapat bersembunyi dari manusia tetapi
mereka tidak dapat bersembunyi dari Allah karena Dia beserta mereka.
Seorang yang merasa yakin dilihat
dan diawasi Rabbnya, tentu akan mendorongnya untuk terus berusaha menjaga bahkan meningkatkan
ketakwaannya.
Kelima : Sering-sering berdoa agar diberi sifat
takwa.
Sungguh Allah Ta’ala yang menganugerahkan ketakwaan itu
kedalam diri seorang hamba. Oleh karena itu perbanyaklah memohon dan berdoa untuk meraih ketakwaan. Rasulullah
mengajarkan kepada umatnya salah satu doa yang sering beliau baca: “Allahumma inni as’alukal huda, wattuqa wal’afaf wal ghina”. Ya Allah
sesungguhnya aku memohon engkau agar diberi petunjuk, ketakwaan, kesucian diri
dan kecukupan (H.R Imam Muslim).
Ketahuilah bahwa doa yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya
adalah lebih utama untuk kita amalkan. Jadi sangatlah baik jika kita melazimkan
untuk membaca doa ini pada setiap kesempatan.
Oleh karena itu mari kita berusaha
untuk mendapatkan dan memelihara takwa agar bisa kembali dengan selamat ke
negeri asal kita yaitu surga milik Allah Ta’ala yang luasnya seluas langit dan
bumi.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam.
(641)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar