CARA RASULULLAH MENYIKAPI HUJAN
Oleh : Azwir B.
Chaniago
Sungguh
Rasulullah adalah uswah hasanah, contoh teladan yang paling baik, bagi kita
dalam segala hal, baik dalam aqidah, ibadah, akhlak dan muamalah. Dalam
menyikapi hujan pun beliau juga telah memberikan
teladan yang sangat bermanfaat bagi kita umatnya. Tinggal tugas kita mencontoh
dan mengamalkannya. Diantara pelajaran dari Rasulullah dalam menyikapi hujan adalah :
Pertama : Begitu melihat mendung, awan hitam pertanda
akan turun hujan, beliau berobah wajahnya menunjukkan kecemasan. Ketika ditanya
Aisyah kenapa beliau demikian cemas, beliau menjawab : Ya Aisyah tidak ada yang
bisa menjamin bahwa dengan awan hitam ini Allah tidak akan menurunkan bala
karena dosa dosa kita.
’Aisyah radhiyallahu ’anha berkata
: ”Nabi shallallahu ’alaihi wa
sallam apabila melihat mendung di langit, beliau beranjak ke depan,
ke belakang atau beralih masuk dan keluar, dan berubahlah raut wajah beliau.
Apabila hujan turun, beliau shallallahu
’alaihi wa sallam mulai menenangkan hatinya. ’Aisyah sudah
memaklumi jika beliau melakukan seperti itu. Lalu Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam
bersabda :
”Aku
tidak mengetahui apa ini, seakan-akan inilah yang terjadi (seperti pernah
terjadi pada kaum ’Aad) sebagaimana
Allah berfirman : “Fa lamma ra-auhu ‘aaridhan mustaqbila au diyatihim”. Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa
awan yang menuju ke lembah-lembah mereka.” (Q.S. al Ahqaf 24) H.R Imam Bukhari
Ibnu
Hajar berkata : Hadits ini menunjukkan bahwa seharusnya seseorang menjadi kusut
pikirannya jika ia mengingat-ingat apa yang terjadi pada umat di masa silam dan
ini merupakan peringatan agar ia selalu merasa takut akan adzab sebagaimana
ditimpakan kepada mereka yaitu umat-umat sebelumnya.” (Fathul Bari)
Lalu
bandingkanlah sikap beliau dengan sikap sebagian manusia di zaman ini
jika melihat awan hitam pertanda hujan akan turun. Hampir tidak ada diantara
kita yang menunjukkan perasaan kecemasan. Kebanyakan manusia beranggap bahwa
itu adalah fenomena alam biasa, yang dari dulu juga begitu.
Kedua : Begitu hujan mulai turun Rasulullah berdoa
yaitu sebagai konsekwensi dari kecemasan tadi. Kita umumnya tidak berdoa karena
tidak memiliki rasa cemas apapun.
Doa
yang beliau baca adalah : “Allahumma
shaiyiban naafi’an” Ya Allah
jadikanlah hujan ini hujan yang bermanfaat. (H.R Imam Bukhari)
Ibnu
Baththal berkata : Hadits ini berisi
anjuran untuk berdo’a ketika turun hujan agar kebaikan dan keberkahan semakin
bertambah, begitu pula semakin banyak kemanfaatan.
Ketiga : Jika hujan turun, beliau membuka tutup kepala atau sebagian dari
penutup lengan atau bagian tubuh beliau untuk dibiarkan langsung kena hujan
beberapa saat.
Anas bin Malik berkata : Ketika kami
sedang bersama Rasulullah, hujan turun menimpa kami. Lalu Rasulullah
menyingsingkan bajunya hingga terkena hujan. Lalu kami bertanya : Wahai
Rasulullah, mengapa engkau melakukan ini ?
Maka beliau
saw menjawab : “Karena air hujan itu baru saja diciptakan oleh Rabb-nya. (H.R
Imam Muslim).
Keempat : Pada saat hujan turun beliau banyak berdoa
meminta apa saja yang beliau inginkan, karena pada saat hujan turun adalah
salah satu waktu atau keadaan doa diijabah.
Ibnu
Qudamah dalam al Mughni mengatakan : Dianjurkan untuk berdoa ketika turunnya
hujan, sebagaimana diriwayatkan bahwa Nabi Saw bersabada :
“Carilah do’a yang mustajab pada tiga keadaan : (1) Bertemunya dua pasukan, (2) Menjelang shalat dilaksanakan, dan (3) Saat hujan turun.” (Dikeluarkan oleh Imam asy Syafii dalam al Umm dan al Baihaqi dalam al Ma’rifah).
Begitu
juga dengan hadits dari Sahl bin Sa’d,
beliau berkata bahwa Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : “Dua doa yang tidak akan ditolak : Doa ketika adzan dan doa ketika
turunnya hujan. (H.R al Hakim dan al Baihaqi).
Kelima : Jika hujan telah berhenti maka beliau berdoa dan memuji Allah Ta’ala : “Muthirna bifadhlihi wa rakhmatihi” Kami telah (diberi hujan) dengan karunia dan rahmat-Nya. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Kelima : Jika hujan telah berhenti maka beliau berdoa dan memuji Allah Ta’ala : “Muthirna bifadhlihi wa rakhmatihi” Kami telah (diberi hujan) dengan karunia dan rahmat-Nya. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Dari
Zaid bin Khalid Al Juhani, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam melakukan shalat shubuh bersama kami
di Hudaibiyah setelah hujan turun pada malam harinya. Tatkala hendak pergi, beliau
menghadap jama’ah shalat, lalu bersabda : Apakah
kalian mengetahui apa yang dikatakan Rabb kalian ? Kemudian mereka mengatakan
: Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.
Lalu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Pada pagi hari, di antara hambaKu ada
yang beriman kepadaKu dan ada yang kafir. Siapa yang mengatakan Muthirna bi
fadhlillahi wa rohmatih. Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah,
maka dialah yang beriman kepadaku dan kufur terhadap bintang-bintang. Sedangkan
yang mengatakan ‘Muthirna binnau kadza wa kadza. Kami diberi hujan karena sebab bintang ini
dan ini, maka dialah yang kufur kepadaku dan beriman pada bintang-bintang.”
(H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim)
Itulah
diantara pelajaran yang bisa kita ambil dari cara cara Rasulullah menyikapi
hujan yang turun. Semoga dengan mencontoh cara cara Rasulullah menyikapi hujan
maka kita dijauhkan dari berbagai musibah tersebab hujan.
Insya
Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (622)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar