INGIN
MENJADI BAGIAN DARI ORANG ORANG YANG SEDIKIT
Oleh : Azwir B. Chaniago
Banyak
sekali dalil-dalil yang terdapat di dalam al Qur-an maupun as-Sunnah yang
memerintahkan kita untuk senantiasa bersyukur kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan
melarang kita untuk kufur terhadap nikmat-Nya.
Allah
Ta’ala berfirman yang artinya, “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya
Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu kufur
terhadap (nikmat)-Ku.” (Q.S al Baqarah 152).
Syaikh
Abdurrahman Naashir as-Sa’di rahimahullah
berkata : Yakni bersyukurlah kalian terhadap nikmat yang telah Allah berikan
kepada kalian dan juga terhadap tercegahnya adzab dari kalian. Di dalam syukur
harus terkandung pengakuan dan kesadaran bahwa nikmat itu semata-mata dari Allah
semata, dzikir dan pujian yang diucapkan melalaui lisannya serta ketaatan
anggota badannya untuk semakin tunduk dan patuh dalam melaksanakan
perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya”.
Syaikh as Sa’di menambahkan : Dan
karena lawan dari syukur adalah kufur, maka Allah Ta’ala telah melarang
darinya: Dan janganlah kamu kufur terhadap (nikmat)-Ku. Yang dimaksud
dengan kufur di sini adalah sesuatu yang menjadi lawan dari syukur, yakni kufur
terhadap nikmat-Nya. Namun terkandung juga di dalamnya, makna kufur yang
sifatnya umum, yang paling besar adalah kufur kepada Allah, kemudian berbagai
macam dan jenis maksiat. (Kitab Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Sungguh
ternyata bahwa sedikit sekali dari hamba hamba Allah yang bersyukur.
Ini
sebagaimana dijelaskan Allah Ta’ala dalam banyak ayat al Qur-an. Diantaranya
adalah seperti berikut ini :
Pertama : Allah berfirman : “Wa laqad makkannaa kum fil ardhi wa ja’alnaa lakum fiihaa ma’aabits.
Qaliilan maa tasykuruun”. Dan sungguh, Kami telah menempatkan kamu di bumi
dan disana Kami sediakan (sumber) penghidupan untukmu. (Tetapi) sedikir sekali
kamu bersyukur. (Q.S al A’raf 10).
Kedua : Allah berfirman : “Innallaha ladzuu fadhlin ‘alan naasi wa lakin aktsaran naasi laa
yasykuruun”. Sesungguhnya Allah memberikan karunia kepada manusia tetapi
kebanyakan mereka tidak bersyukur.(Q.S al Baqarah 243).
Ketiga : “Wa
huwal ladzii ansya-alakumus sam’a wal abshaara wal af-idatun, qaliilan maa
tasykuruuun”. Dan Diala yang telah menciptakan bagimu
pendengaran,penglihatan dan hati nurani, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur. (Q.S
al Mu’minun 78).
Dari
ayat ayat ini diketahui dengan jelas bahwa kebenaran atau kebaikan bukan
ditentukan oleh orang banyak yang mengamalkannya. Syaikh Ibnu Baaz rahimahullah berkata: “Orang yang berakal
sehat jangan tertipu dengan kebanyakan manusia, karena kebenaran tidak
ditentukan karena banyak orang yang berbuat, akan tetapi kebenaran adalah
syariat Allah ‘Azza wa Jalla yang diturunkan kepada Rasulullah”.
Jadi
jelas sekali bahwa sedikit manusia yang bersyukur. Oleh sebab itu
sangatlah baik menjadi bagian dari orang orang yang sedikit ini yaitu selalu
bersyukur atas nikmat yang dianugerahkan
Allah Ta’ala.
Az Zamakhsyari
menyebutkan dalam kitab tafsirnya
tentang Umar bin Khaththab yang mendengar doa seseorang. Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, ia
mendengar seseorang memanjatkan doa : Ya Allah jadikanlah aku bagian dari orang-orang yang sedikit. Umar terheran
dan berkata, “Doa apa ini ?” Orang tersebut menjawab : Aku pernah
mendengar firman Allah (yang artinya): Sedikit di antara hamba-Ku yang mau
bersyukur. Aku pun berdoa pada Allah agar aku termasuk yang sedikit.” Umar
pun berkata : Ternyata setiap orang lebih tahu dari Umar.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita
semua. Wallahu A’lam. (630)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar