SUNGGUH
MERUGI ORANG YANG MENCINTAI DUNIA
Oleh : Azwir B. Chaniago
Aslinya,
manusia adalah penduduk surga. Mereka ditetapkankan Allah Ta’ala untuk menghuni dunia adalah sementara supaya bisa mempersiapkan bekal agar bisa kembali ke
tempat asal yaitu surganya Allah yang penuh kenikmatan. Jadi sangatlah merugi
orang orang yang mencintai dunia apalagi berlebihan karena dunia ini adalah sementara
bahkan fatamorgana. Allah
berfirman : “Walal aakhiratu
khairul laka mina uula” Dan sungguh yang kemudian itu lebih baik
bagimu dari pada yang permulaan (Q.S ad Duhaa 4).
Ada
beberapa sebab yang membuat rugi pencinta dunia sehingga lalai dalam urusan
akhirat. Diantaranya adalah :
Pertama
: Prof. DR. Hamka, dalam Kitab Tafsir al Azhar mengatakan bahwa tidak ada
kegunaan yang lain manusia ini diciptakan Allah kecuali hanya untuk beribadah
kepada-Nya. Allah berfirman : “Wa maa
khalaqtul jinna wal insa illaa li ya’buduun” Aku tidak menciptakan jin dan
manusia kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku. (Q.S adz Dzaariat 56).
Oleh
karena itu manusia wajib menghabiskan waktunya untuk beribadah kepada Allah
Ta’ala. Janganlah seorang muslim mau ditipu oleh dunia sehingga lalai dalam
beribadah kepada Allah. Akibatnya adalah kerugian yang besar dan tidak bisa
kembali ke negeri asalnya yaitu surga.
Seseorang
yang mencintai dunia biasanya adalah karena
dia disibukkan dalam mengurus
usaha, pekerjaan, harta dan keluarga secara berlebihan. Sehingga membuatnya lalai
dalam mengingat Allah dan beribadah kepada-Nya.
Allah
berfirman : “Yaa aiyuhal ladziina aamanuu laa tulhikum
amwaalukum walaa aulaadukum ‘an dzikrillahi wa man yaf’al dzaalika faulaa-ika
humul khaasiruun” Wahai orang orang yang beriman. Janganlah harta bendamu
dan anak anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barangsiapa yang
berbuat demikian maka mereka itulah orang orang yang rugi. (Q.S al Munaafiquun 9).
Kedua :
Mencintai dunia berarti mengagungkannya.
Mengagungkan sesuatu yang hina dimata Allah adalah termasuk dosa besar.
Pada hal dunia sangat hina di mata Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah telah
mengingatkan dalam sabdanya tentang kehinaan dunia. “Fa wallahi laddun-yaa ahwanu ‘alallahi min hadzaa ‘alaikum” Demi
Allah, sungguh dunia itu lebih hina bagi Allah dari pada (bangkai anak kambing)
ini bagi kalian (H.R Imam Bukhari).
Ketiga : Ketahuilah saudaraku, bahwa manusia yang
mencintai dunia menjadikan dunia sebagai cita cita yang ingin dikejarnya. Sungguh, seseorang
yang menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya maka Allah akan mencerai beraikan
urusannya dan kedua tangannya akan dipenuhi dengan kesibukan untuk urusan dunia
sehingga kerugianlah yang akan didapatnya.
Rasulullah
bersabda : “Barangsiapa yang tujuan
hidupnya adalah dunia maka Allah akan mencerai beraikan urusannya. Menjadikan kefakiran
di kedua pelupuk matanya dan dia mendapat dunia menurut apa yang telah
ditetapkan baginya. Dan barangsiapa yang tujuan hidupnya adalah negeri akhirat,
Allah Ta’ala akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan dihatinya
dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina” (H.R Imam Ahmad, Ibnu
Majah dan Ibnu Hibban, dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam Silsilah Hadits
ash Shahihah).
Rasulullah
bersabda : “Wahai anak keturunan Adam.
Curahkanlah waktumu untuk beribadah kepadaKu, niscaya akan Aku penuhi dadamu
dengan kekayaan (kecukupan) dan Aku tutup kefakiranmu. Jika engkau tidak
melakukannya maka Aku penuhi kedua tanganmu dengan kesibukan dan Aku tidak akan
tutup kefakiranmu” (H.R Imam at Tirmidzi dan Imam Ahmad, Lihat Silsilah
Hadits Shahih Syaikh al Albani).
Oleh
karena itu maka seorang hamba yang berakal (sehat) hanya akan mengambil atau
mencari dunia ini sekedar kebutuhan
untuk menopang dirinya agar bisa beribadah dengan baik kepada Allah
Ta’ala. Dengan demikian maka dia akan menjadi orang yang beruntung dan dengan
rahmat Allah Ta’ala dia bisa kembali ke negeri asalnya yaitu surga dengan
selamat.
Insya
Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (638)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar