Sabtu, 09 April 2016

MAKSIAT MENGHILANGKAN BERKAH DAN MENDATANGKAN KESEMPITAN



MAKSIAT MENGHILANGKAN BERKAH 
DAN MENDATANGKAN KESEMPITAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Ketahuilah bahwa kalau di zaman ini kita merasakan banyak nikmat yang hilang sedangkan musibah terjadi berkepanjangan maka penyebabnya adalah kelalaian dari kebanyakan manusia untuk taat kepada perintah Allah.

Kebanyakan manusia memang suka lalai dengan perintah Allah Ta’ala dan tidak lalai dalam bermaksiat kepada-Nya. Kita menyaksikan bagaimana saat ini ada manusia dengan mudahnya meninggalkan perintah perintah Allah yang wajib seperti shalat, puasa di bulan Ramadhan dan yang lainnya. 

Kita melihat betapa banyak manusia yang melanggar dan mengabaikan larangan larangan Allah Ta’ala. Saat ini kesyirikan terjadi dibanyak tempat dalam masyarakat. Diantaranya adalah dengan mendatangi dukun, para normal. Minta berkah ke tempat tempat yang mereka sebut keramat bahkan minta berkah kepada orang yang sudah mati.
Ketahuilah saudaraku, bahwa perbuatan dosa dan maksiat akan melahirkan musibah. Allah berfirman : “Wa maa ashabakum min mushiibatin fabima kasabat aidiikum wa ya’fuu ‘an katsiir”. Dan musibah apa saja yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan kesalahanmu). Q.S asy Syuura 30.

Para ulama menjelaskan bahwa kasabat aidiikum, perbuatan tanganmu dalam ayat ini maknanya adalah dosa dosa kalian. 

Sekali lagi perlu dipahami bahwa semua kemaksitan itu akan menghilangkan berkah nikmat dan mendatangkan musibah berupa adzab di dunia.  Adzab di akhirat pasti lebih berat lagi. Sungguh selagi manusia belum betul betul bertaubat dari segala macam maksiat, maka tidaklah berkah akan turun kepada manusia tetapi berganti dengan adzab.

Allah berfirman : “Walau anna ahlal quraa aamanuu wattaqau lafatahnaa ‘alaihim barakaatin minas samaa-i wal ardhi, wa laakin kadzdzabuu fa akhadznaa hum bimaa kaanu yaksibuun”. Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan dari bumi. Tetapi ternyata (mereka) mendustakan (ayat ayat Kami) maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S al A’raaf 96). 

Dan juga selagi manusia belum beriman dengan benar dan melakukan amal shalih maka dia akan menghadapi kehidupan yang sempit. Allah berfirman :  “Waman a’radha ‘an dzikrii fa inna lahuu ma’iisyatan dhankaa, wa nahsyuruhuu yaumal qiyaamati a’maa”. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku maka sungguh dia akan menjalani kehidupan yang sempit dan pada hari Kiamat (dibangkitkan) dalam keadaan buta.  (Q.S Thaha 124)

Imam Ibnu Katsir berkata tentang ayat ini : Barangsiapa yang menyelisihi perintah-Ku dan ketentuan syariat yang Aku turunkan kepada Rasul-Ku (dengan) berpaling darinya, melupakannya, dan mengambil selain petunjuknya  maka baginya penghidupan yang sempit dan sengsara, yaitu di dunia, dan tidak ada kelapangan dalam hatinya. Bahkan hatinya sempit dan sesak karena penyimpangannya, meskipun (terlihat) secara zhahir (hidupnya) senang. Berpakaian , makan dan bertempat tinggal sesukanya. Akan tetapi hatinya selalu diliputi kegundahan, keguncangan dan keraguan karena jauhnya dari kebenaran dan petunjuk-Nya. (Kitab Tafsir Ibnu Katsir).

Diantara ulama Tafsir menjelaskan bahwa orang yang berpaling dari mengingat Allah termasuk adalah yang enggan beribadah kepada-Nya maka kehidupannya akan senantiasa dirundung kesedihan dan duka (Adhawaul Bayan, dinukil oleh Syaikh asy Syinqiti).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam.  (629)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar