KEJAR DUNIA KEJAR AKHIRAT ?
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Sering
kita mendengar ungkapan dari sebagian orang pencinta dunia : Jangan bicara akhirat
melulu, ibadah melulu, ngaji melulu. Dunia juga harus dikejar. Paling tidak fifty
fifty-lah.
Lalu
mereka juga menyampaikan dalil. Mereka mengatakan bahwa bukankah Rasulullah juga telah bersabda :“I’mal
lidun-yaaka ka–annaka ta’isyuabadan, wa’malli aakhiratika ka-annaka tamuutu
ghadan”.Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin al ‘Ash bahwa Rasulullah
salallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Beramallah (bekerjalah) untuk duniamu
seakan akan kamu akan hidup selamanya. Dan beramallah untuk akhiratmu seakan
akan kamu akan mati besok.
Dengan
ungkapan dalil yang mereka sebutkan
diatas ternyata mereka terus mengejar dunia dan sangat sedikit yang berusaha dan mencari bekal untuk hari
akhirat.
Ketahuilah saudaraku bahwa para ulama
telah memberikan penilaian terhadap kedudukan hadits ini, diantaranya
adalah :
Pertama : Hadits ini disebutkan oleh Abdullah bin
Mubarak dalam Kitab az Zuhd, dari Muhammad bin Ajlan dari Abdullah bin Amr bin
‘Ash yaitu ucapan yang semakna dengan hadits diatas. Sanad riwayat ini lemah
karena terputus. Muhammad bin ‘Ajlan tidak bertemu dengan Abdullah bin Amr bin
‘Ash. (Lihat Silsilah Ahaaditsidh Dha’ifah wal Maudhu’ah).
Kedua :
Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani, seorang ahli hadits abad ini
berkata : Hadits ini tidak ada asal
usulnya secara marfu’ dari Rasulullah, meskipun riwayat ini sangat populer
diucapkan dikalangan kaum muslimin zaman sekarang. (Kitab Silsilah hadits
Dha’if dan Maudhu’).
Ketiga : Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin,
seorang ulama besar dari Saudi, berkata : Ucapan ini diriwayatkan sebagai
hadits dari Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi Wasallam, pada hal bukan hadits.
Yang benar adalah bahwa pernyataan di atas diriwayatkan dari ucapan sahabat
Abdullah bin Amr bin ‘Ash, itupun dengan periwayatan yang lemah. (Majmu’ Fatawa
Syaikh Utsaimin).
Oleh sebab itu seorang yang berakal
(sehat) jangan sampai tertipu dengan
dunia karena bersandar kepada hadits yang tidak ada asal usulnya ini.
Ketahuilah bahwa Allah telah berfirman : “Walal aakhiratu khairul laka mina uula” Dan
sungguh yang kemudian itu lebih baik bagimu dari pada yang permulaan (Q.S ad
Duhaa 4).
Syaikh Utsaimin berkata : Yakni
(akhirat) lebih baik dari dunia karena di akhirat terdapat kenikmatan yang
belum pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga dan belum
pernah terlintas dalam hati manusia.
Dengan demikian apakah kita masih
akan terus mengejar dunia ?. Sungguh sehebat apapun posisi dunia yang diraih
oleh seseorang tetap saja itu hanyalah
senda gurau dan permainan sementara. Allah Ta’ala memberitahukan bahwa dunia ini hanyalah senda
gurau dan permainan yang sementara saja. Allah berfirman : “Wa maa
haadzihil hayaatud dun-yaa illaa lawun wa la’ibun, wa innad daaral akhirata
lahiyal hayawaan. Lau kaanuu ya’maluun”. Dan
kehidupan dunia ini hanyalah senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri
akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya sekiranya mereka mengetahui. (Q.S al
Ankabut 64).
Ketahuilah
bahwa sesuatu yang namanya senda gurau ataupun permainan hakikatnya adalah
sementara, fana dan tidak berharga. Dan kehidupan dunia ini dinamakan dunia
karena rendah dan hina, karena salah satu makna dun-yaa adalah rendah atau hina. Kehidupan dunia
adalah sesuatu yang sedikit dan kecil, jadi tidak memiliki harga.
Selain itu ketahuilah bahwa dunia bukan hanya sekedar rendah dan
tidak berharga tetapi dilaknat. Rasulullah bersabda : “Alaa innad dun-yaa mal’uunah. Mal’uunun maa fiihaa illaa dzkrullahi
wamaa waalaahu wa ‘alimun au muta’allimun” Ketahuilah, sesungguhnya dunia
itu dilaknat dan dilaknat apa yang ada didalamnya, kecuali (1) Dzikir kepada
Allah dan (2) Ketaatan kepada-Nya, (3) Orang orang yang berilmu atau (4) Orang
yang mempelajari ilmu. (H.R Imam at Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Abdil Barr.
Hadits ini Hasan).
Lalu
apakah kita tega menghabiskan waktu kita di dunia ini untuk mengejar
sesuatu yang rendah, tidak berharga dan dilaknat. Na’udzubillah.
Tidaklah salah jika seorang hamba berusaha mencari dunia tapi sementara itu bersungguh
sungguhlah mengejar negeri akhirat yang penuh kebahagiaan dan kekal.
Insya Allah ada manfaatnya bagi
kita semua. Wallahu A’lam (549)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar