HAKIKAT MEMAKMURKAN MASJID
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Wa annal masajida lillahi falaa tad’uu
ma’allahi ahadaa”. Dan sesungguhnya masjid masjid itu adalah kepunyaan
Allah, maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya di samping
(menyembah) Allah. (Q.S al Jinn 18). Kita mengetahui dengan sangat terang bahwa
langit dan bumi beserta apa yang ada diantara keduanya adalah milik Allah.
Tetapi dalam ayat ini Allah Ta’ala menyebutkan secara khusus bahwa masjid
masjid adalah kepunyaan-Nya karena masjid memiliki keistimewaan dan keutamaan yang besar. Bahkan
masjid disebut pula dengan nama Baitullah, rumah Allah.
Ketahuilah, dalam sebuah hadits
shahih disebutkan bahwa masjid adalah tempat yang paling dicintai Allah.
Rasulullah bersabda : “Ahabbul bilaadi
ilallahi masajiduhaa, wa abghadhul bilaadi ilallahi aswaaquhaa. Tempat yang
paling dicintai Allah adalah masjid masjidnya dan tempat yang paling Allah
benci adalah pasar pasarnya. (H.R Imam Muslim, dari Abu Hurairah).
Imam an Nawawi berkata : Tempat
tempat yang paling Allah cintai dari sebuah negeri adalah masjid masjidnya,
karena masjid merupakan tempat tempat ketaatan dibangun atas dasar takwa.
(Syarah Shahih Muslim).
Bahwa diantara kewajiban seorang
hamba adalah mencintai apa yang dicintai Allah Ta’ala. Oleh karena itu, perbuatan mulia yang seharusnya dilakukan
seorang hamba adalah mencintai dan menghormati masjid yaitu dengan memakmurkannya.
Allah berfirman : “Innama ya’muru masajidallahi man amana
billahi wal yaumil akhiri wa aqamash shalata wa ataz zakata wa lam yakhsya
illallaha. Fa’asaa ulaaika aiyakuunuu minal muhtadiin”. Sesungguhnya yang
memakmurkan masjid Allah hanyalah orang orang
yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan (tetap) melaksanakan
shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apapun) kecuali kepada Allah.
Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang orang yang mendapat petunjuk. (Q.S at
Taubah 18).
Ayat yang mulia ini menunjukkan besarnya keutamaan
memakmurkan masjid yang didirikan karena Allah Ta’ala dengan semua (bentuk)
pemakmurannya. Perbuatan terpuji ini sekaligus menjadi bukti benarnya keimanan
yang ada dalam hati seorang hamba.
Imam al Qurthubi berkata : Firman Allah ini merupakan dalil
yang menunjukkan bahwa mempersaksikan orang orang yang memakmurkan masjid itu
sebagi orang orang yang beriman adalah (persaksian yang) benar. Karena Allah
Ta’ala mengaitkan keimanan dengan perbuatan (terpuji) ini. … Salah seorang
Ulama Salaf berkata : jika engkau melihat seorang hamba (yang selalu)
memakmurkan masjid maka berbaik sangkalah kepadanya. (Kitab Tafsir al
Qurthubi).
Ketahuilah bahwa memakmurkan masjid mempunyai dua sisi yaitu
:
Pertama : Memakmurkan secara fisik
diantaranya adalah dengan membangun masjid, merenovasi, memperluas, menyiapkan
peralatan yang diperlukan, memelihara
kebersihan, kerapihan dan keamanannya. Alhamdulilah ini sudah dilakukan
sehingga, sebagaimana yang kita lihat, sunguh sangat banyak masjid kita yang
indah dan megah. Bahkan kita bisa mengatakan bahwa di Jakarta saat ini, tidak
ada masjid yang keadaan bangunannya dibawah dari keadaan bangunan masjid Nabawi
di zaman Rasulullah.
Rasulullah bersabda : “Man banayillahi masjidan walau
kamafhashi qathatin au ashghara banallahu lahu baitan fil jannah.” Barangsiapa
membangun masjid karena Allah (meskipun hanya) sebesar sarang burung atau yang
lebih kecil darinya, niscaya Allah akan membangun untuknya rumah di Surga. (H.R
Ibnu Majah dan al Baihaqi, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).
Al Hafizh Ibnu Hajar berkata : “Siapa yang membangun masjid”
maknanya bersifat nakirah untuk menyeluruh pada jenisnya, sehingga masuk yang
besar dan yang kecil. Bahkan pahala tersebut berlaku pada orang yang bersedekah
walaupun hanya satu bata saja atau yang senilainya. Wallahu a’lam. (Fathul
Bari)
Hadits ini menjadi sandaran dan berita gembira bagi orang orang yang senantiasa mengeluarkan
tenaga dan hartanya untuk memakmurkan
rumah Allah secara fisik
Kedua : Memakmurkan masjid “secara maknawi” yaitu menghidupkan masjid
dengan berbagai kegiatan agama terutama dengan
shalat berjamaah. Melakukan kegiatan pendidikan dalam arti luas, membaca
al Qur’an, dzikir dan doa, kegiatan sosial kemasyarakatan, kesehatan dan masih
banyak yang lain. Dan pada kenyataannya hal ini masih perlu menjadi perhatian
kita semua terutama untuk memakmurkan masjid dengan shalat berjamaah.
Jadi hakikat memakmurkan masjid
adalah mencakup semua amal ibadah dan ketaatan kepada Allah Ta’ala yang
diperintahkan atau yang dianjurkan untuk dilaksanakan di masjid.
Semoga Allah Ta’ala memberi
petunjuk dan kekuatan kepada kita senantiasa memakmurkan masjid sebagai salah
satu bukti iman kita.
Wallahu A’lam. (551)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar