KETEGUHAN IMAM AHMAD MEMEGANG SUNNAH NABI
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Imam Ahmad bin Hambal adalah salah
seorang diantara ulama mazhab yang empat dan dikenal dengan sebutan Mazhab
Hambali. Beliau adalah ulama besar di zamannya. Beliau adalah ahli ibadah yang
zuhud, ahli fiqih dan ahli hadits. Tulisan beliau yang paling monumental adalah
Musnad Imam Ahmad berisi kumpulan hadits. Ini adalah Kitab Hadits yang sangat
besar. Kitab ini terdiri dari 14 sub kitab dan memuat 26.363 hadits yang beliau
seleksi dari 150.000 hadits.
Keahlian beliau dibidang hadits
memang sangat menonjol. Sampai sampai salah seorang guru beliau yaitu Imam asy
Syafi’i memuji kelebihan Imam Ahmad dalam bidang hadits. Pada suatu kali Imam
asy Syafi’i berkata kepada Imam Ahmad : Wahai Abu Abdillah (kun-yah Imam
Ahmad), apabila engkau menemukan hadits yang menurut engkau shahih maka tolong
beritahukan kepadaku agar aku mengikutinya, baik hadits itu dari Kuffah,
Bashrah maupun Syam. Sesungguhnya engkau
lebih tahu tentang hadits daripada aku.
Diantara ulama hadits yang sangat
terkenal dan pernah belajar kepada beliau adalah Imam Muhammad bin Ismail al
Bukhari, Imam Muslim al Hajjaj an Naisaburi dan Imam Abu Dawud as Sijistani.
Beliau benar benar seorang yang
sangat teguh dalam memegang dan menjalankan Sunnah Rasulullah, sehingga beliau
disebut sebagai Imam Ahlus Sunnah.
Imam Abu Nu’aim berkata bahwa Imam
Ahmad adalah Imam : (1) Yang selalu mengikuti dan berpegang kepada Sunnah. (2)
Merupakan teladan bagi orang orang sesudahnya (untuk berpegang kepada Sunnah).
(3) Tidak pernah berpaling dari tuntunan Sunnah. (4) Tidak suka mengotak-atik
Sunnah dengan logika.
Keteguhan Imam Ahmad dalam
mengikuti dan mengamalkan Sunnah Rasulullah antara lain seperti perkataan
beliau :
Pertama : Aku tidak pernah menulis satupun hadits Rasulullah kecuali
hadits itu sudah aku amalkan.
Kedua : Ketika aku menjumpai hadits : “Annan Nabiya Salallahu ‘alahi wasallam ahtajama wa ‘atha aba
thaibatan dinaaran”. Sesungguhnya Nabi Salallahu ‘alaihi wasallam pernah
berobat dengan berbekam dan memberi upah Abu Thaibah satu dinar. (H.R Imam
Bukhari, Imam Muslim, Imam malik, ad Darimi dan Imam Ahmad). Maka akupun telah
mengamalkannya dengan memberi upah satu dinar kepada orang yang mem-bekam. (Lihat
Kitab Biografi 60 Ulama Salaf, Syaikh Ahmad Farid, Mesir).
Imam Ahmad wafat tanggal 12 Rabi’ul
Awwal tahun 241 H dalam usia 77 tahun. Semoga Allah memberikan tempat yang
paling baik bagi beliau.
Insya Allah tulisan singkat ini ada
manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam (545).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar