TIPU DAYA YANG MELALAIKAN
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Kita menyaksikan bahwa banyak orang yang tidak taat
kepada Allah bahkan sering bermaksiat tetapi hidupnya secara zhahir kelihatan semakin hari semakin baik. Jabatannya semakin tinggi atau
hartanya semakin bertambah, pintu rezeki semakin terbuka baginya.
Melihat keadaan ini malah ada
sebagian manusia yang berfikir bahwa
Allah sayang kepadanya sehingga diberi kehidupan yang secara zhahir berbahagia.
Malah ada pula yang bertanya kenapa orang seperti itu hidupnya kelihatan
semakin baik saja ?
Ketahuilah bahwa Allah Ta’ala telah mengingat dalam firmanNya :
“Fa-ammal insaanu idzaa mabtalaahu
rabbuhuu fakramahuu wa na’-‘amahuu, fa yaquulu rabbii akraman. Wa-ammaa idza
mabtalaahu faqadara ‘alaihi rizqahuu, fa yaquulu rabbi ahaanan. Kalla bal. “
Maka adapun manusia apabila Rabbnya mengujinya lalu memuliakannya dan
memberinya kesenangan maka dia berkata, Rabbku telah memuliakan aku. Namun
apabila Rabbnya mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, Rabbku
telah menghinaku. (Q.S al Fajr 15-16).
Sungguh sebenarnya bukan demikian.
Pada awal ayat berikutnya yaitu ayat ke 17 surat al Fajr, Allah Ta’ala telah menjelaskan hal ini dengan
firman-Nya : “Kalla bal” Sekali kali
tidak (demikian).
Ketahuilah bahwa harta, pangkat,
jabatan dan berbagai kesenangan dunia adalah ujian sebagaimana juga kekurangan
harta, tidak berpangkat ataupun kehidupan yang sulit semuanya juga ujian bagi
hamba hamba-Nya.
Allah berfirman : “Kullu nafsin dzaa-iqatul mauti, wa nabluukum
bisy syarri wal khair fitnatan, wa ilainaa turja’uun”. Setiap yang bernyawa
akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan
sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami. (Q.S al Anbiyaa’
35).
Syaikh as Sa’di berkata : Allah
menciptakan para hamba-Nya didunia untuk diperintah dan dikekang dengan
larangan. Serta untuk menguji mereka dengan takdir yang baik atau buruk, dengan
kekayaan dan kemiskinan, dengan kemuliaan dan kehinaan, dengan kehidupan dan
kematian. (Kitab Tafsir Karimir Rahman).
Bagi orang orang yang diuji dengan kesenangan dunia berupa
harta dunia dan segala perhiasannya, seharusnya lebih berhati hati lagi dengan
keadaan yang demikian. Bisa jadi ini adalah tipu daya yang melalaikan.
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir secara marfu’
: Apabila kamu melihat bahwa Allah memberikan kekayaan dunia yang diinginkan
kepada seorang hamba yang suka melakukan kemaksiatan, maka sesungguhnya hal itu
hanyalah tipu daya yang melalaikan mereka (istidraj).
Kemudian Rasulullah membaca ayat : “Falamma
nasuu maa dzukiru bihii fatahnaa ‘alaihim abwaaba kulli syai-in hattaa idzaa
farihuu bimaa utuu akhadznaahum baghtatan faidzaahum mublisuun. Maka ketika
mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun
membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka. Sehingga ketika mereka
bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka
secara tiba tiba, maka ketika itu mereka diam putus asa (Q.S al An’aam 44)
Lihat Silsilah Hadits Shahih, Syaikh al Albani No. 413)
Na’udzubillahi min dzaalik. Wallahu
A’lam. (393)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar