JANGAN MENGAKU TAHU PERKARA GAIB
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Menurut kalender masehi, manusia saat
ini telah berada pada milenium ketiga. Pada milenium ini, zaman sudah serba
canggih. Peralatan peralatan modern untuk menunjang perjalanan hidup manusia
sudah tersedia. Mulai dari alat transportasi supersonic, bidang kedokteran yang canggih serta bidang bidang
lainnya dan terutama sekali kemajuan yang luar biasa dalam bidang teknologi
informasi dan telekomunikasi.
Namun kenyataan di zaman yang sudah sangat maju begini (hari hari gini) masih ada saja manusia yang
mengaku ngaku tahu tentang perkara gaib. Anehnya lagi, banyak pula yang
mempercayai dan membenarkannya. Orang orang yang percaya atau pembenar tersebut
bukan saja dari tingkat awam tapi termasuk golongan menengah. Bahkan ada juga
masyarakat kelas atas, berpendidikan tinggi, bertahun tahun sekolah di luar
negeri, punya jabatan tinggi dan memiliki harta yang banyak.
Bagaimana mungkin seorang dukun
atau tukang ramal dan yang semacamnya, tahu hal hal yang gaib. Ketahuilah bahwa
jangankan mengetahui hal yang gaib atau sesuatu yang akan terjadi terhadap
orang lain, sungguh mereka tidaklah tahu kapan mereka akan batuk, kapan mereka
akan bersin dan kapan mereka akan pilek. Kalau mereka mengetahui sesuatu yang
akan terjadi maka tentu mereka bisa meramalkan bahwa dirinya akan diserang
influenza minggu depan misalnya.
Lalu bagaimana kita disebut lancang
mengatakan bahwa mereka para dukun dan yang semisalnya itu tidak mungkin mengetahui perkara yang gaib ?.
Maaf bukan kita yang berani beraninya mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui
yang gaib tapi sungguh Allah Yang Maha Mengetahui yang menjelaskan begitu.
Perhatikanlah firman Allah berikut ini.
Allah berfirman : “Dan pada sisi Allah-lah kunci kunci semua
yang gaib. Tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri. Dan Dia mengetahui
apa yang ada di daratan dan di lautan. Dan tiada sehelai pun daun yang gugur
melainkan Dia mengetahuinya. Dan tidak jatuh sebutir pun biji dalam kegelapan
bumi dan tidak ada sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis
dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). Q.S al An’am 59.
Allah berfirman : “(Dia adalah Rabb) Yang Maha Mengetahui yang
gaib maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang gaib itu,
kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya. Maka sesungguhnya Dia mengadakan
penjaga penjaga (malaikat) di muka dan
di belakangnya. (Q.S al Jinn 26-27)
Bahkan Allah telah menjelaskan
bahwa Rasulullah yang merupakan Khalilullah, kekasih Allah yang paling dekat
dengan-Nya tidak mengetahui yang gaib. Allah berfirman : “Katakanlah : Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku
dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan
sekiranya aku mengetahui yang gaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak
banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah
pemberi peringatan dan pembawa kabar
gembira bagi orang orang yang beriman. (Q.S al A’raf 188).
Dari Aisyah : Barang siapa yang
mengatakan bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetahui apa
yang akan terjadi di esok hari, maka sungguh dia telah berbuat dusta yang besar
kepada Allah Azza wa Jalla (Karena) Allah Azza wa Jalla telah berfirman (yang
artinya) : “Katakanlah, tidak ada seorang
pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah”
(Q.S al A’raf 188).
Jadi jika Nabi tidak mengetahui yang gaib, kecuali sebatas yang Allah wahyukan kepada beliau, bahkan beliau dengan terus terang menafikan hal itu atas diri beliau. Padahal beliau adalah anak keturunan Adam yang paling afdhal secara mutlak. Kalau demikian keadaannya, maka yang selain beliau sudah pasti tidak lebih tahu tentang yang gaib kecuali sekedar mengaku ngaku saja atau pura pura tahu.
Oleh karena itu seorang hamba yang
ingin selamat dari segala macam kebohongan para dukun, peramal nasib dan yang
sebangsanya maka jauhilah mereka dan jangan pernah berurusan dengan mereka, titik. Ini masalah besar bahkan sangat besar karena
ini berkaitan dengan aqidah. Rasulullah telah melarang dan mengingatkan kita
akan bahaya berurusan dengan dukun dan yang semisalnya.
Pertama : Orang yang mendatangi dukun lalu bertanya kepadanya dengan
tanpa mempercayainya. Ini diharamkan. Hukuman bagi pelakunya adalah tidak
diterima shalatnya selama 40 malam. Rasulullah bersabda : “Man aataa ‘arraafan fasa-alahu ‘an syai-in lam tuqbal lahu shalaatun
arba’iina yauman” Barangsiapa mendatangi peramal lalu bertanya kepadanya
tentang sesuatu maka tidak diterima shalatnya selama 40 hari. (H.R Imam Muslim)
Kedua : Dan disebutkan dalam suatu hadits shahih : “Man aataa kaahinan fa shaddaqahu bimaa
yaquulu fa qad kafara bimaa unzila ‘alaa muhammadin”. Barangsiapa
mendatangi dukun lalu mempercayai apa yang dikatakannya maka ia telah kafir
dengan apa yang diturunkan kepada Muhammad. (.R Imam Ahmad, Imam at Tirmidzi).
Kita memohon kepada Allah kesehatan
dan keselamatan dari kejahatan sihir dan semua bentuk keburukan yang dilakukan
oleh orang orang yang mengaku tahu tentang perkara yang gaib.
Wallahu A’lam. (402).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar