KEWAJIBAN UTAMA KITA TERHADAP RASULULLAH
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Sungguh Allah Ta’ala menurunkan
syariat Islam ini, sebagai petunjuk bagi seluruh manusia, melalui Rasul-Nya
yaitu Muhammad bin Abdillah. Oleh karena itu beliaulah orang yang paling tahu tentang
Islam ini, baik dalam hal aqidah, ibadah, akhlak dan muamalah. Beliau telah
mengajarkan manusia tentang Islam ini secara kaafah melalui para sahabat dan
alhamdulillah dengan karunia-Nya, agama yang lurus ini, sampai kepada kita.
Untuk menyelamatkan kita di akhirat
pun semuanya telah diajarkan Rasulullah kepada kita. Beliau bersabda : “Ma baqiya syai-un yuqarribu minal jannati wa yubaiyidu minannaar,
illa waqad buiyina lakum.” Tidak ada yang mendekatkan kalian ke surga dan
menjauhkan dari neraka kecuali telah aku ajarkan kepada kalian. (H.R Imam ath
Thabrani).
Lalu sebagai umat beliau yang sudah bersyahadat kepada Allah
dan Rasul-Nya maka ketahuilah bahwa ada beberapa kewajiban utama kita kepada
beliau dalam menjalani syariat ini secara benar, yaitu :
Pertama : Kewajiban
beriman kepada Rasulullah.
Ini adalah konsekwensi langsung dari ucapan syahadat seorang hamba. Allah
berfirman. “Wahai orang orang yang
beriman ! Bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya (Muhammad)
niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan cahaya
untukmu yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan serta Dia mengampuni kamu
dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Q.S al Hadiid 28).
Syaikh as Sa’di berkata : Kemungkinan lain, ayat ini bersifat
perintah umum yang mencakup ahli kitab dan yang lainnya dan inilah kemungkinan
yang zahir. Allah memerintahkan semua manusia untuk beriman dan bertakwa yang
mencakup seluruh bagian agama, baik secara lahir maupun batin, baik yang pokok
maupun cabang cabangnya. (Tafsir Karimir Rahman).
Kedua : Kewajiban
mentaati perintah Rasulullah.
Sungguh Allah telah memerintahkan kita untuk mentaati
perintah Rasul-Nya. Allah berfirman : “Wa maa aataakumur rasulu fakhudzuuhu
wa maa nahaakum ‘anhu fantahuu.” Apa-apa
yang diberikan Rasul bagimu maka terimalah ia dan apa yang dilarangnya bagimu
maka tinggalkanlah. (Q.S al Hasy-r 7).
Syaikh as Sa’di berkata : Ini mencakup pokok pokok agama dan
cabangnya baik yang lahir maupun yang batin. Syariat yang dibawa oleh Rasulullah
harus dilaksanakan dan diikuti. Tidak
boleh mengedepankan perkataan orang lain dari sabda beliau. (Tafsir Karimir
Rahman).
Selanjutnya Allah menjelaskan pula bahwa barang siapa yang
mentaati perintah Rasul maka berarti dia telah mentaati Allah. Allah berfirman
: “Man yuthi’ir rasuula faqad
athaa’allaha, wa man tawallaa fa maa arsalnaaka ‘alaihim hafiizhaa”. Barang siapa mentaati Rasul (Muhammad)
maka sesungguhnya dia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling
(dari ketaatan itu) maka (ketahuilah) Kami tidak mengutusmu (Muhammad) untuk
menjadi pemelihara mereka. (Q.S an Nisaa’ 80)
Dan juga Allah menjelaskan bahwa seseorang yang mentaati
Allah dan Rasul-Nya sungguh akan memperoleh kemenangan yang besar. “Itulah batas batas (hukum) Allah. Barangsiapa
taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia akan memasukkannya kedalam surga surga
yang mengalir di bawahnya sungai sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan
barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar batas batas
hukum-Nya niscaya Allah memasukkannya kedalam api neraka, dia kekal di dalamnya
dan dia akan mendapat adzab yang menghinakan” (Q.S an Nisaa’ 13-14).
Ketiga : Kewajiban
membenarkan apa yang Rasulullah khabarkan.
Wajib bagi kita membenarkan apa yang beliau khabarkan karena
sebagai Rasul, beliau senantiasa berbicara dengan bimbingan wahyu. Allah
berfirman : “Wa maa yantiqu ‘anil hawaa.
In huwa illaa wahyun yuuhaa”. Dan tidaklah yang diucapkannya itu (al
Qur-an) menurut keinginannya. Tidak lain (al Qur-an itu) adalah wahyu yang
diwahyukan (kepadanya) Q.S an Najm 3-4.
Sungguh membenarkan apa apa yang beliau khabarkan adalah
tanda orang orang bertakwa. Allah berfirman : “Walladzii jaa-a bish shidqi wa saddaqa bihii, ulaaa-ika humul
muttaquun”. Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan orang yang
membenarkannya, mereka itulah orang yang bertakwa (Q.S az Zumar 33).
Keempat : Kewajiban menjauhkan
diri dari yang Rasulullah larang.
Diantara kewajiban kita kepada Rasulullah adalah menjauhi apa
yang dilarang beliau. Allah berfirman : “Wamaa nahaakum ‘anhu fantahuu “ Dan apa yang dilarangnya
bagimu maka tinggalkanlah (Q.S al Hasy-r 7).
Kelima : Kewajiban
beribadah menurut syariat yang
diturunkan Allah melalui Rasulullah.
Sungguh kita wajib beribadah dengan cara yang diajarkan oleh
beliau. Allah berfirman : “Qul inkuntum
tuhibbunallaha fat tabi’uunii, yuhbibkumullahu wa yaghfir lakum dzunuubakum,
wallahu ghafuurur rahiim” Katakanlah (wahai Muhammad), Jika kamu (benar
benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni
dosa dosamu. Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. (Q.S Ali Imran 31).
Allah juga berfirman :
“Laqad kaana lakum fii rasulillahi uswatun hasanah. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah
itu suri teladan yang baik bagimu. (Q.S al Ahzab 21).
Ketahuilah bahwa Rasulullah haruslah menjadi teladan kita
dalam segala hal baik aqidah, ibadah, akhlak dan muamalah. Berapa banyak
manusia sangat serius dalam mengajak manusia untuk meneladani akhlak
Rasulullah, ini memang baik. Tapi sayangnya, sebagian mereka mengabaikan
aqidah, ibadah dan muamalah yang beliau
ajarkan.
Sungguh syarat diterimanya suatu ibadah adalah ikhlas
dan ittiba’. Ikhlas yaitu beribadah semata-mata karena Allah sedangkan
ittiba’ adalah mengikuti tata cara ibadah yang diajarkan Rasulullah.
Rasulullah mengingatkan kita dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim : “Man
‘amila ‘amalan laisa ‘alaihi amruna fahuwa raddun” Barang siapa melakukan
suatu amalan yang tidak ada petunjuk kami maka amalan itu tertolak.
Ketahuilah bahwa jika seseorang melakukan suatu ibadah yang
tidak sesuai dengan yang beliau ajarkan maka bukan saja amalnya tertolak, tetapi bisa
disebut sebagai menyelisihi Rasulullah.
Ingatlah akan firman Allah : “Falyahdzaril ladzina
yukhaalifuna ‘an amrihii an tushibahum fitnah au yushibahum ‘adzabun alim”. Maka
hendaklah orang-orang yang menyelisihi perintahnya (perintah Rasul) takut akan
mendapat cobaan dan adzab yang pedih. (Q.S an Nuur 63).
Itulah kewajiban kewajiban utama kita kepada
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam.
Wallahu A’lam. (401)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar