DUA PRINSIP UTAMA DALAM BERIBADAH
Oleh : Azwir B. Chaniago
Sebagai konsekwensi dari dua kalimat syahadat, maka timbullah
dua prinsip utama dalam beribadah, yang wajib dipegang oleh
setiap muslim yaitu :
Pertama : Seorang Muslim tidak boleh beribadah melainkan hanya kepada Allah
saja. Allah berfirman : “Waqadha rabbuka allaa ta’budhu illaa iyyahu. Dan
Rabb-mu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia. (Q.S al
Isra’ 23).
Allah subhanahu Ta’ala berfirman : “Wamaa umiruu illaa
liya’budullaha mukhlishiina lahuddiin. Padahal mereka hanya diperintah
untuk menyembah Allah dengan ikhlas mantaatiNya semata mata karena
(menjalankan) agama. (Q.S al Baiyinah 5).
Kedua : Seorang Muslim tidak boleh beribadah melainkan dengan apa yang telah
Allah syari’atkan di dalam kitab-Nya dan yang telah disyari’atkan dalam Sunnah
Rasul-Nya. Allah berfirman : “Wamaa aataakumur rasuulu fakhudzuuhu wamaa
nahaakum ‘anhu fantahuu, wattaqullaaha, innallaaha syadiidul ‘iqaab. Dan
apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya
bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
amat keras hukumanNya. (Q.S al Hasyr 7).
Rasulullah bersabda : “Man ahdatsa fii amrinaa hadzaa maa
laisa minhu fahuwa raddun.” Barang siapa yang mengada ada dalam urusan
(agama) kami ini, sesuatu yang bukan bagian darinya, maka amalannya tertolak.
(H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Ada sebuah atsar yang
berkaitan dengan penyelisihan terhadap sunnah atau petunjuk Rasulullah,
dikeluarkan antara lain oleh Ad Darimi, al Baihaqi dan di shahihkan oleh Syaikh
al Albani, yaitu :
“Dari Sa’id bin Musayyib, ia melihat seorang laki laki
menunaikan shalat sunat fajr lebih dari dua raka’at. Ia memanjangkan rukuk dan
sujudnya. Maka Sa’id bin Musayyib pun melarangnya. Orang itu bertanya : Wahai
Abu Muhammad, apakah Allah akan menyiksaku dengan sebab aku shalat. Beliau
menjawab : Tidak, tetapi Allah akan menyiksamu karena engkau menyelisihi Sunnah.
Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani memberi komentar
terhadap atsar ini dalam kitab Irwa’ul Ghalil. : Ini adalah jawaban Sa’id bin
Musayyib yang sangat indah. Dan merupakan bantahan terhadap orang orang yang
menganggap baik sesuatu yang diada akan dengan alasan dzikir dan shalat.
Kemudian menuduh ahlus sunnah mengingkari dzikir dan shalat. Padahal sebenarnya
yang mereka ingkari adalah penyelisihan terhadap tuntunan Rasulullah dalam
dzikir, shalat dan yang lainnya.
Oleh karena itu mari kita pegang dua prinsip utama ini
sehingga amal ibadah kita betul betul memenuhi syarat yaitu: Ikhlas
karena Allah dan ittiba’ yaitu tidak menyelisihi apa
yang di ajarkan oleh Rasulullah Sallahu ‘alaihi wasallam.
Wallahu A’lam. (408)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar