RASULULLAH PEMBAWA KABAR GEMBIRA DAN PERINGATAN
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam
diutus oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah untuk suatu yang sangat agung
yaitu sebagai al basyiir, pemberi kabar gembira yang diantaranya adalah
mengajak kepada kebaikan dan juga sebagai an nadziir, pemberi peringatan
diantaranya adalah melarang manusia berbuat keburukan.
Allah berfirman : “Yaa aiyuhan nabiyu inna arsalnaaka
syaahidan wa mubasysyiran wa nadziiraa. Wa da’iyan ilallahi bi idznihii wa
siraajan muniiraa” Wahai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi
saksi, pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. Dan untuk menjadi penyeru
kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk menjadi cahaya yang menerangi.
(Q.S al Ahzab 45-46).
Syaikh as Sa’di berkata : Hal hal
yang disifatkan Allah kepada Rasulullah ini adalah yang menjadi tujuan dan
kerasulannya. Inti dan prinsip prinsipnya yang menjadi ke khususan beliau, yaitu ada lima perkara :
Pertama : Keberadaan beliau sebagai syaahidan, untuk menjadi saksi.
Maksudnya saksi atas umatnya tentang amal yang mereka kerjakan berupa kebaikan
dan keburukan, sebagaimana firman Allah : “Litakuunuu
syuhadaa-a ‘alan naasi wa yakuunuunar rasuulu ‘alaikum syahiidaa” Agar
engkau menjadi saksi atas manusia dan agar Rasul menjadi saksi atas engkau.
(Q.S al Baqarah 143).
Dan firmanNya : “Fa kaifa idzaa ji’naa min kulli ummatin bi
syahidin wa ji’naa bika ‘alaa haa-ulaa-i syahiidaa”. Maka bagaimanakah
(halnya orang orang kafir nanti) apabila Kami mendatangkan seorang saksi
(rasul) dari tiap tiap umat dan Kami mendatangkan engkau (Muhammad) sebagai
saksi atas mereka itu (sebagai umatmu) Q.S an Nisa’ 41.
Jadi Rasulullah itu adalah saksi
yang adil dan diterima (kesaksiannya).
Kedua dan ketiga : Kedudukan beliau sebagai “pembawa kabar gembira dan pemberi
peringatan”. Hal ini mengharuskan adanya penjelasan tentang orang yang
diberi kabar gembira dan yang diberi peringatan. (Juga) materi yang dijadikan
berita gembira dan diperingatkan, serta amal amal yang membawa kepada hal
tersebut.
Orang yang diberi berita gembira
itu adalah orang orang mukmin yang bertakwa yaitu mereka yang menggabungkan antara
iman dan amal shalih serta meninggalkan maksiat. Mereka mendapatkan berita
gembira didalam kehidupan dunia ini berupa pahala duniawi dan religi yang
ditimbulkan oleh iman dan takwa. Sedangkan di akhirat nanti berupa kenikmatan
abadi.
Yang diberi peringatan adalah orang
orang yang berdosa lagi zhalim. Mereka adalah para pelaku kezhaliman dan
kebodohan. Mereka mendapatkan peringatan di dunia berupa saksi sanksi duniawi
dan religi yang diakibatkan oleh kebodohan dan kezhaliman (yang mereka
lakukan). Di akhirat nanti mereka mendapatkan siksa yang sangat berat dan adzab
yang amat panjang.
Keempat : “Untuk menjadi
penyeru kepada Allah, maksudnya dia
(Rasul) diutus
Allah untuk mengajak manusia
kepada Rabb mereka dan mendorong mereka kepada kemurahan-Nya, memerintah mereka
beribadah hanya kepada-Nya, yang karenanyalah mereka diciptakan.
Dan hal ini mengharuskan sikap istiqamah
yaitu konsisten dan berkomitmen kepada syariat yang dia serukan itu yaitu
memperkenalkan Rabb mereka kepada mereka melalui sifat sifat-Nya yang suci dan
menyucikannya dari segala hal yang tidak layak bagi keagungan-Nya.
Serta juga menjelaskan berbagai
bentuk ubudiya dan berdakwah kepada Allah dengan cara yang paling mudah yang
bisa mengantarkan kepada-Nya. Juga memberikan yang hak kepada setiap orang yang
berhak menerimanya. Ikhlas dalam berdakwah kepada Allah. Bukan kepada dirinya
serta bukan untuk mengagungkan dirinya.
Kelima : Keberadaan beliau “untuk
menjadi cahaya yang menerangi” Hal ini menuntut bahwa manusia tengah berada
dalam kegelapan yang besar. Tidak ada
cahaya yang dapat dijadikan sebagai petunjuk dan penerang dalam kegelapan
kegelapannya. Tidak juga ada ilmu yang dijadikan sebagai penunjuk jalan pada
semua arah hingga Allah mendatangkan Nabi yang mulia ini. Lalu Allah menerangi
kegelapan kegelapan itu dengan (Nabi)
nya. Mengajarkan ilmu melaluinya dari berbagai kebodohan. Dan dengannya pula
Dia memberikan petunjuk kepada orang orang yang sesat menuju jalan yang lurus.
(Tafsir Karimir Rahman, dengan diringkas).
Insya Allah bermanfaat. Wallahu
A’lam. (392)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar