BERBUAT KEBAIKAN PADA SISA UMUR
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Fudhail bin Iyadh, wafat di Makkah
tahun 187 H. Beliau adalah termasuk
dalam kelompok Tabi’ Tabi’in senior. Beliau se zaman dengan Imam Malik bin Anas,
Sufyan bin Uyainah dan Abdullah bin Mubarak. Beliau adalah seorang yang berilmu,
zuhud, ahli ibadah dan sangat takutnya kepada Allah Ta’ala.
Imam Ibnul Rajab al Hambali, dalam
Jami’ul Ulum wal Hikam menceritakan bahwa pada suatu kali Fudhail bin Iyadh pernah bertanya kepada seorang laki laki : Berapa usiamu ? Orang itu menjawab : 60 tahun.
Lalu Fudhail berkata : Berarti selama 60 tahun engkau telah berjalan
menuju Rabb-mu dan saat ini engkau hampir sampai kepada-Nya.
Maka laki laki itu berkata : Inna
lillahi wa inna ilaihi raaji’uun (sesungguhnya kami milik Allah dan
sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali).
Kemudian Fudhail bertanya kepadanya
: Tahukah engkau tafsir dari apa yang engkau ucapkan itu ?. Laki laki itu
berkata : Tafsirkanlah ucapan itu untukku, wahai Abu Ali (kun-yah Fudhail).
Fudhail bin Iyadh berkata :
Pertama : Barangsiapa yang mengetahui bahwa ia adalah hamba Allah
dan akan kembali kepada-Nya maka
hendaklah ia mengetahui bahwa kelak ia akan disuruh berdiri dihadapan Rabb-nya.
Kedua : Barangsiapa yang mengetahui bahwa ia akan disuruh berdiri
dihadapan Rabb-nya maka hendaklah dia
mengetahui bahwa dia pasti akan ditanya.
Ketiga : Barangsiapa yang mengetahui bahwa ia akan ditanya maka
hendaklah ia mempersiapkan jawaban untuk pertanyaan itu.
Selanjutnya laki laki itu berkata :
Lalu bagaimana jalan keluarnya ? Jalan keluarnya mudah kata Fudhail. Orang itu
bertanya lagi : Apakah itu wahai Abu Ali ?
Fudhail bin Iyadh menjawab :
Hendaklah engkau berbuat kebaikan disisa umurmu. Niscaya Allah akan mengampuni
(dosa) apa yang telah lalu atas dirimu. Sesungguhnya jika engkau tetap berbuat
keburukan pada sisa umurmu niscaya engkau akan dihisab atas semua perbuatan
(buruk) mu yang telah lalu dan yang akan datang.
Oleh karena, mari bersegera memanfaatkan
sisa umur kita yang sedikit ini untuk melakukan kebaikan dan mendekatkan diri kepada
Allah Ta’ala, karena sungguh kita benar benar akan mempertanggung jawabkan
semua apa yang telah kita lakukan di dunia ini.
Allah berfirman : “Ayahsabul insaanu an yutraka sudaa” Apakah
manusia mengira dia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban) ?
Q.S al Qiyaamah 36.
Wallahu A‘lam. (404).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar