JIKA
ALLAH MENGHENDAKI KEBAIKAN
Oleh : Azwir B. Chaniago
Setiap
hamba senantiasa menginginkan kebaikan baginya di dunia dan juga di akhirat kelak. Sungguh
kebaikan itu adalah dari Allah saja, tidak dari yang lain. Allah berfirman : “Innahuu huwal barrur rahiim”. Dialah
Yang Maha Melimpahkan Kebaikan dan Maha Penyayang (Q.S at Tuur 28)
Oleh
sebab itu mereka berdoa setiap saat untuk mendapatkan kebaikan itu. Doa yang
paling sering dilafazkan adalah : “Rabbanaa
aatinaa fid dun-ya hasanatan wa fil aakhirati hasanatan wa qinaa ‘adzaban
naar”. Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat
dan lindungilah kami dari api neraka. (Q.S al Baqarah 201).
Ketahuilah
bahwa tidak semua orang mendapat
kebaikan yang diharapkannya. Allah hanya akan memberikan kebaikan itu kepada
hamba-hambaNya yang Dia kehendaki. Diantara yang akan mendapatkan kebaikan itu
adalah sebagaimana dijelaskan Allah Ta’ala dalam firmannya : “Man ‘amila
shaalihan dzakarin au untsa wahuwa mukminun fala nuhyiyannahu hayaatan thaiyibah.
Wala najziyannahum ajrahum biahsani maa kaanu ya’maluun”. Barangsiapa yang
beramal saleh, laki laki atau perempuan sedangkan dia beriman, akan Kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik. Dan sesungguhnya
akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan. (Q.S an Nahl 97).
Lalu
adakah tanda bahwa seseorang itu dikehendaki Allah untuk mendapatkan kebaikan
dari-Nya. Ini telah dijelaskan oleh Rasulullah dalam beberapa sabda beliau :
Pertama : Diberi ujian berupa musibah.
Banyak
ayat al Qur an dan as Sunnah yang
menjelaskan bahwa orang orang yang beriman itu pasti akan diuji. Diantaranya adalah Allah berfirman : “Ahasiban naasu an
yutrakuu an yaquuluu aamannaa wa hum laa yuftanuun” Apakah manusia mengira bahwa mereka akan
dibiarkan dengan hanya mengatakan : “Kami telah beriman”, dan mereka tidak
diuji ? (Q.S al Ankabuut 2)
Rasulullah
bersabda : “Matsalul mu’mini
kamatsaliz zar’i, laatazaalur riihu tamiiluhu, walaa yazaalul mu’minu
yushiibuhul bala’. Perumpamaan seorang yang beriman itu tak ubahnya seperti
tanaman, angin akan selalu meniupnya, ia akan selalu mendapat cobaan (H.R Imam
Muslim).
Rasulullah
memberikan kabar gembira bahwa orang orang yang diberikan musibah sebagai ujian
adalah merupakan salah satu tanda Allah menghendaki kebaikan baginya.
Rasulullah bersabda : “Man yuridillahu
bihi khairan yusib minhu”. Barang siapa yang dikehendaki Allah dengan kebaikan, Allah akan menimpakan kepadanya musibah. (H.R Imam al
Bukhari).
Kedua : Difakihkan dalam agama
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Man
yuridillahu khairan yanfaqih-hu fiddiin” Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan
padanya, Allah akan faqihkan ia dalam agama.
(H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Kefaqihan adalah pemahaman yang benar
tentang syariat yang Allah berikan kepada seorang hamba. Pemahaman itu adalah
pemahaman yang lurus terhadap al Qur’an dan as Sunnah yakni sebagaimana
pemahaman para salafus. Dan lebih lanjut, setelah pemahaman adalah pengamalan yang benar sebagaimana
telah dipraktekkan oleh para salafus shalih dan orang orang yang mengikutinya.
Ketiga : Diberi kesabaran
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Waman
yatashabbar yushabbirhullahu. Wamaa u’thiya ahadun ‘athaa-an khairan wa au sa’a
minash shabri” Dan barang siapa
berusaha menyabarkan dirinya maka Allah akan menjadikannya sabar. Tidaklah
seseorang diberikan dengan sesuatu yang lebih
baik dan lebih luas dari kesabaran.” (Mutafaq ‘alaihi).
Allah
berfirman : “Wamaa yulaqqaahaa illal
ladziina shabaruu , wamaa yulaqqaahaa illa dzuhazhzhin ‘azhiim”. Dan (sifat
sifat yang baik itu) tidak akan dianugerahkan kecuali kepada orang orang yang
sabar dan tidak dianugerahkan kecuali kepada orang orang mempunyai
keberuntungan yang besar. (Q.S Fussilat 35)
Sungguh,
dalam menjalani kehidupan ini kita sangat membutuhkan kesabaran terutama dalam
beribadah, dalam menjauhi maksiat dan dalam menerima ujian atau musibah yang
menimpa. Oleh karena itu jika seseorang diberi kesabaran dalam dirinya maka itu
adalah salah satu tanda bahwa Allah menghendaki kebaikan baginya.
Keempat :
Dibukakan pintu untuk beramal sebelum
datang kematian
Mungkin
saja ada seseorang yang sebelumnya tidak taat dalam beribadah dan banyak
mlakukan kemaksiatan. Lalu pada usia menjelang meninggalnya Allah beri dia
hidayah untuk bertaubat dan kemudian dia melakukan amal amal shalih. Keadaan
sering kita lihat di lingkungan kita yaitu seseorang yang sebelumnya jarang
beribadah tapi pada akhir akhir usianya dia mendapat hidayah. Allah memberinya
petunjuk untuk beriman secara benar dan senantiasa beribadah dengan baik.
Allahu Akbar.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila
Allah menginginkan kebaikan kepada seorang hamba, Allah
akan jadikan ia beramal. Dikatakan : Apakah dijadikan beramal itu? Beliau
bersabda : Allah bukakan untuknya amalan shalih sebelum meninggalnya, sehingga
orang-orang yang berada di sekitarnya ridha kepadanya” (H.R Imam Ahmad dan
al Hakim Dishahihkan oleh Syaikh al
Albani.).
Kelima :
Dipercepat baginya sanksi di dunia.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila
Allah menginginkan kebaikan kepada hambaNya, Allah akan
segerakan sanksi untuknya di dunia. Dan apabila Allah menginginkan keburukan
kepada hambaNya, Allah akan membiarkan dosanya (di dunia) sampai Allah
membalasnya pada hari kiamat.” (H.R
at Tirmidzi dan al Hakim dari Anas bin Malik, dishahihkan oleh Syaikh al
Albani)
Namun
demikian, kita tidak diperkenankan
meminta untuk dipercepat sanksi atau adzab di dunia, karena kita belum tentu mampu
bersabar menghadapinya.
Diriwayatkan
ari Anas bin Malik : Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
pernah menjenguk seseorang dari kaum muslimin yang sakit dan telah lemah bagaikan
anak burung. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apakah
kamu berdo’a dengan sesuatu atau kamu memintanya ?. Ia berkata : Ya, aku
berdoa, Ya Allah siksa yang kelak Engkau berikan kepadaku di akhirat
segerakanlah untukku di dunia.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Subhanallah, kamu tidak akan mampu itu. Mengapa kamu tidak berkata, “Ya
Allah berikan kepada kami di dunia kebaikan dan di akhirat kebaikan dan
peliharalah kami dari adzab Neraka.” Maka orang itupun berdo’a dengannya. Allah
pun menyembuhkannya.” (H.R Imam Muslim).
Wallahu
A’lam. (396)
Izin copy... alangkah bagusnya kalau dalil berbahasa Arabnya juga ditulis
BalasHapus