Minggu, 08 Desember 2024

PERINTAH MELAKUKAN AMAR MAKRUF NAHI MUNKAR

 

PERINTAH MELAKUKAN AMAR MAKRUF NAHI MUNKAR

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Allah Ta’ala memerintahkan kepada hamba hamba-Nya untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar yaitu mengajak kepada kebaikan dan mencegah perbuatan mungkar. Sungguh, sangatlah banyak ayat dalam Al-Qur’an dan juga sabda Rasulullah Salallahu 'alaii Wasalam tentang perkara ini, diantaranya adalah :

Pertama : Surat Ali Imran 104. Allah Ta’ala berfirman :

وَلۡتَكُن مِّنكُمۡ أُمَّةٞ يَدۡعُونَ إِلَى ٱلۡخَيۡرِ وَيَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.

Kedua : Surat Ali Imran 110.  Allah Ta'ala berfirman : 

كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ ٱلۡكِتَٰبِ لَكَانَ خَيۡرٗا لَّهُمۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَأَكۡثَرُهُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang fasik.

Ketiga : Surat al A'raf 199. Allah Ta'ala berfirman :                                                                                          

خُذِ ٱلۡعَفۡوَ وَأۡمُرۡ بِٱلۡعُرۡفِ وَأَعۡرِضۡ عَنِ ٱلۡجَٰهِلِينَ 

Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma´ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. 

Khusus tentang kewajiban mencegah kemungkaran  diingatkan oleh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam secara tegas sebagaimana sabda beliau :  

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ

Barangsiapa di antara kalian yang melihat suatu kemungkaran maka hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, jika ia tidak mampu maka dengan lisannya, maka jika ia tidak mampu dengan hatinya dan itulah selemah-lemah iman. (H.R Imam Muslim).

Dari zhahir hadits ini kita dapat mengambil pemahaman bahwa orang beriman tak boleh diam  saja ketika melihat kemungkaran. Berusahalah mengingkarinya sesuai kemampuan  walaupun sekedar merasa  membenci dengan kemungkaran itu dalam hati.

Ketahuilah bahwa ketika kemungkaran dibiarkan, tak dicegah maka adzab Allah Ta’ala akan datang secara merata. Adzab tidak hanya menimpa orang yang zhalim saja tetapi juga orang orang yang mendiamkannya PADAHAL DIA MAMPU untuk mencegah. Allah Ta’ala berfirman :  

وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. (Q.S al Anfal 25)

Selain itu, ketahuilah bahwa ketika seorang hamba lalai atau membiarkan perbuatan mungkar, tidak berusaha memperbaikinya maka akan turun laknat Allah, sebagaimana firman Allah Ta'ala :   

لُعِنَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِنۢ بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ عَلَىٰ لِسَانِ دَاوُۥدَ وَعِيسَى ٱبۡنِ مَرۡيَمَۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَواْ وَّكَانُواْ يَعۡتَدُونَ كَانُواْ لَا يَتَنَاهَوۡنَ عَن مُّنكَرٖ فَعَلُوهُۚ لَبِئۡسَ مَا كَانُواْ يَفۡعَلُونَ

Telah dilaknat orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu. (QS. Al-Maidah: 78-79).

Syaikh as Sa'di berkata : Mereka melakukan kemungkaran tetapi sebagian dari mereka tidak melarang sebagian yang lain. Maka pelaku dan yang lainnya yang mendiamkan mendiamkan kemungkaran walaupun mereka mampu mengingkarinya adalah sama. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Wallahu A'lam. (3.436)

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar