PENGERTIAN HIJRAH
SECARA MAKNAWI
Disusun oleh :
Azwir B. Chaniago
Salah satu bagian penting dalam hijrah adalah hijrah
secara maknawi yaitu HIJRAH ATAU BERPINDAH dari kemaksiatan menuju kepada
ketaatan. Dalilnya adalah sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
والمهاجر من هجر ما نهى الله عنه
Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan
apa yang Allah larang. (HR. Bukhari dan Imam Muslim))
Diantara contoh hijrah maknawi adalah
berhenti dari memakan harta riba, mendengarkan musik, meminum khamr, dan perbuatan maksiat lainnya (Lihat Syarh Al Ushul Ats Tsalatsah, Ustadz Dr. Firanda
Andirja MA).
Kalau dilihat kebutuhan umumnya orang orang di zaman
ini maka yang PALING MENDESAK ADALAH HIJRAH SECARA MAKNAWI, yaitu berpindah
atau meninggalkan berbagai keburukan, kemaksiatan dan dosa.
Kenapa hijrah secara maknawi ini mendesak bagi sebagian besar manusia di zaman
ini adalah karena memang sangat banyak saudara saudara kita yang masih belum keluar dari
ketergelincirannya dari perbuatan maksiat dan dosa. Dan juga lalai dalam
melakukan ibadah atau amal shalih yang diperintahkan Allah Ta'ala.
Sungguh, sangat diharapkan mereka segera BERSEMANGAT
UNTUK MELAKUKAN HIJRAH SECARA MAKNAWI yaitu berhenti dari berbagai maksiat dan
dosa yang dilakukan selama ini lalu
bertaubat memohon ampun dan BERSEGERA MENUJU KEPADA
KETAATAN.
Ketahuilah bahwa Allah Ta'ala telah
memerintahkan untuk bertaubat sebagaimana
firman-Nya :
وَتُوْبُوْٓا اِلَى
اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Dan
bertaubatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang orang yang beriman, agar kamu
beruntung. (Q.S an Nuur 31).
Tetapi ketahuilah di awal hijrah sering terasa agak berat bahkan
ada yang hijrahnya kepada kebaikan bertahan tidak lama tetapi kemudian gagal.
Tidak istiqamah dalam ketaatan setelah berhijrah. Oleh karena itu ada satu
sikap YANG PALING UTAMA UNTUK DIKEDEPANKAN KETIKA BERHIJRAH yaitu pasang
niat ikhlas karena Allah Ta'ala.
Nah ketika berhijrah dengan niat yang lurus karena
Allah Ta'ala maka hijrahnya menjadi semakin kokoh dengan pertolongan Allah
Ta'ala. Selain itu, ketahuilah bahwa memang hati sering dan mudah berubah-ubah.
Oleh karena itu dianjurkan untuk banyak membaca doa
yang diajarkan Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasalam dalam perkara
ini sebagaimana satu hadits dari Abdullah bin ‘Amru bin ‘Ash,
dia berkata bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah Salallahu
'alaihi Wasallam bersabda :
إِنَّ قُلُوبَ بَنِي آدَمَ
كُلَّهَا بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ كَقَلْبٍ وَاحِدٍ
يُصَرِّفُهُ حَيْثُ يَشَاءُ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ
Sesungguhnya hati semua manusia itu berada di antara
dua jari dari sekian jari Allah Yang Maha Pemurah. Allah Subhanahhu wa Ta’ala
akan membolak balik hati manusia menurut kehendak-Nya. Setelah itu,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam berdoa : “Allahumma musharrifal quluub sharrif
quluubanaa ‘ala tha’atik” . Ya Allah, yang membolak balikan hati,
arahkan hati kami hanya untuk taat kepada-Mu. (H.R Imam Muslim)
Wallahu A'lam. (3.431)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar