Rabu, 25 Desember 2024

KETIKA DIDATANGI PENYAKIT DOSA DIAMPUNI DERAJAT DIANGKAT

 

KETIKA DIDATANGI PENYAKIT DOSA DIAMPUNI DERAJAT DIANGKAT

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Ada saatnya seorang hamba didatangi musibah berupa penyakit. Ini adalah ketetapan Allah Ta'ala, sebagaimana firman-Nya : 

قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

Katakanlah (Muhammad). Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami dan hanya kepada Allah bertawakallah orang orang yang beriman. (Q.S at Taubah 51).

Oleh karena itu ketika didatangi musibah termasuk sakit maka paling utama untuk dikedepankan adalah sifat sabar yaitu menerima dengan lapang hati dan meyakinkan diri seyakin yakinnya bahwa Allah Ta'ala akan memberikan kebaikan bagi hamba hamba-Nya.

Sungguh sangat banyak kebaikan yang akan mendatangi hamba hamba Allah yang diuji dengan penyakit, diantaranya :

Pertama : Sakit sebagai jalan penghapus dosa. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda : 

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضِ إِلَّا حَطَّ اللَّهُ بِهِ سَيِّئَاتُهُ كَمَا تَحَطَّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا

Tidaklah seorang muslim ditimpa suatu musibah berupa sakit atau lainnya, melainkan Allah akan menggugurkan dosa-dosanya dengan sakitnya itu, sebagaimana sebatang pohon yang menggugurkan daun-daunnya. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Dan juga satu hadits dari Jabir bin Abdullah menyebutkan bahwa Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

مَا يَمْرَضُ مُؤْمِنٌ وَلاَ مُؤْمِنَةٌ وَلاَ مُسْلِمٌ وَلاَمُسْلِمَةٌ إِلاَّ حَطَّ اللهُ بِذلِكَ خَطَايَاهُ كَمَا تَنْحَطُّ الْوَرَقَةُ مِنَ الشَّجَرِ

Tidaklah sakit seorang mukmin, laki-laki dan perempuan, dan tidaklah pula dengan seorang muslim, laki-laki dan perempuan, melainkan Allah Subhanahu wa Ta’ala menggugurkan kesalahan-kesalahannya dengan hal itu, sebagaimana bergugurannya dedaunan dari pohon. (H.R Imam Ahmad).

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

 قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

Tidaklah seorang muslim tertimpa cobaan, penyakit, kesulitan, kesedihan, gangguan, tidak pula gundah gulana, sampai kiranya duri yang menusuknya, melainkan Allah akan jadikan sebagai penghapus dari kesalahannya (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim)

Kedua : Sakit jalan untuk mengangkat derajat. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

 قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إِنّ َّ الرَّجُلَ تَكُونُ لَهُ المَنزِلَةُ عِندَ اللهِ فَمَا يَبلُغُهَا بِعَمَلٍ، فَلَا يَزَالُ يَبتَلِيهِ بِمَا يَكرَهُ حَتَّى يُبَلِّغَهُ ذَلِكَ

Sesungguhnya seorang hamba akan memperoleh kedudukan di sisi Allah bukan karena  amal semata, namun, senantiasa dirinya memperoleh ujian dengan perkara yang tidak disenanginya (seperti sakit) hingga sampai (dia diangkat)  pada derajat yang tinggi. (H.R Ibnu Hibban, al Hakim, dihasankan oleh Syaikh al Albani).

Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا سَبَقَتْ لَهُ مِنْ اللَّهِ مَنْزِلَةٌ لَمْ يَبْلُغْهَا بِعَمَلِهِ ابْتَلَاهُ اللَّهُ فِي جَسَدِهِ أَوْ فِي مَالِهِ أَوْ فِي وَلَدِهِ ثُمَّ صَبَّرَهُ عَلَى ذَلِكَ حَتَّى يُبْلِغَهُ الْمَنْزِلَةَ الَّتِي سَبَقَتْ لَهُ مِنْ اللَّهِ تَعَالَى

Sesungguhnya seorang hamba jika telah ditentukan atau ditakdirkan padanya suatu tingkatan (di Surga) yang mana dia belum bisa meraihnya dengan sebab seluruh amalnya, maka Allah akan timpakan padanya musibah berkaitan dengan dirinya, hartanya atau pada anaknya.

Kemudian Allah jadikan dia bisa bersabar atas musibah tersebut sehingga dengan sebab tersebut Allah sampaikan ia pada tingkatan yang telah Allah tetapkan untuknya (di surga). H.R Abu Daud.

Wallahu A'lam. (3.451).

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar