EMPAT LANGKAH YANG
DIANJURKAN SAAT MUHASABAH
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Sungguh,
hamba hamba Allah terkadang atau mungkin ada yang sering tergelincir kepada
perbuatan buruk. Kenapa ?, diantara penyebabnya adalah karena manusia
diciptakan dalam keadaan lemah. Allah Ta'ala berfirman :
وَخُلِقَ ٱلْإِنسَٰنُ ضَعِيفًا
Dan
manusia diciptakan dalam keadaan lemah. (Q.S an Nisaa’ 28.)
Syaikh
as Sa’di berkata : Manusia itu adalah lemah dalam hal fisik, lemah dalam
berkehendak, lemah dalam bertekad dan lemah dalam iman dan kesabaran (Lihat
Tafsir Kariimir Rahman).
Selain
itu ada perkara yang bisa mengelincirkan manusia kepada berbagai keburukan, diantaranya :
(1)
Manusia itu memiliki hawa nafsu dan nafsu yang
terkadang sulit untuk untuk dikendalikan. Dan hawa nafsu
itu cenderung kepada keburukan dan melalaikan. Allah Ta'ala berfirman :
وَمَآ أُبَرِّئُ نَفْسِىٓ ۚ إِنَّ النَّفْسَ
لَأَمَّارَةٌۢ بِالسُّوٓءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّىٓ ۚ إِنَّ رَبِّى غَفُورٌ
رَّحِيمٌ
(Yusuf
berkata) Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan) karena
sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan kecuali (nafsu) yang
diberi rahmat oleh Rabb-ku. Sesungguhnya Rabb-ku Maha Pengampun, Maha
Penyayang. (Q.S Yusuf 53).
(2)
Manusia mempunyai musuh yang nyata yaitu syaithan yang selalu berusaha menggoda
dan mendorong untuk melakukan keburukan dan dosa. Allah Ta'ala berfirman
:
إِنَّمَا يَأْمُرُكُم بِٱلسُّوٓءِ وَٱلْفَحْشَآءِ وَأَن
تَقُولُوا۟ عَلَى ٱللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Sesungguhnya
(syaithan) itu hanya menyuruh kamu agar berbuat jahat dan keji dan mengatakan
apa yang tidak kamu ketahui tentang Allah (Q.S al Baqarah 169).
Diantara
cara yang dianjurkan untuk dilakukan agar keburukan keburukan yang telah
dilakukan agar banyak berkurang adalah DENGAN MELAKUKAN MUHASABAH ATAU
INTROSPEKSI DIRI SETIAP SAAT. Dengan melakukan muhasabah maka seseorang
menyadari kesalahan atau keburukan yang telah dia lakukan sehingga BERSEGERA
BERUSAHA UNTUK MEMPERBAIKI DIRI.
Dalam
satu atsar yang diriwayatkan oleh Imam at Tirmidzi dari Umar bin
Khaththab, dia berkata : Hisablah (amal perbuatan) diri kalian sebelum kalian
dihisab !. Timbanglah (amal pebuatan) diri kalian sebelum kalian ditimbang !.
Perhitungan kalian kelak (di akhirat) akan lebih ringan di karenakan telah
kalian perhitungkan diri kalian pada hari ini (di dunia).
Ada
empat tahapan atau langkah dalam menghisab diri atau muhasabah disebutkan
oleh Imam Ibnul Qayyim. Beliau berkata :
Kesimpulannya adalah bahwa langkah atau tahapan yang sebaiknya dilakukan oleh
seseorang dalam muhasabah adalah :
(1)
Muhasabah terhadap ibadah ibadah wajib. Jika dia mendapati dirinya lalai dalam
melakukan kewajiban maka ia SEGERA MEMPERBAIKINYA dengan mengqadha (jika bisa di qadha, peny.) atau memperbaikinya.
(2)
Setelah itu ia melakukan muhasabah terhadap larangan. Jika ia mendapati dirinya
melakukan salah satu larangan tersebut maka ia SEGERA BERTAUBAT, beristighfar
dan mengerjakan kebaikan kebaikan yang dapat menghapus dosa tersebut.
(3)
Setelah itu mengadakan muhasabah terhadap kelalaian dirinya. Jika ditemukan
bahwa ia telah lalai dengan tujuan penciptaannya, maka hendaknya ia segera
memperbaikinya dengan dzikir kepada Allah Ta'ala dan mengharap kepada-Nya.
(4)
Kemudian ia mengadakan muhasabah terhadap apa yang telah diucapkan atau langkah
kedua kakinya atau pergerakan kedua tangannya atau yang didengar oleh kedua
telinganya. Apa yang ia inginkan dengan itu semua ?. Untuk siapa ia
mengerjakannya ?. Seperti apa ia mengerjakannya ?. (Dinukil dari Kitab Kumpulan
Tulisan Imam Ibnul Qayyim).
Wallahu A'lam. (3.443).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar