MANFAATKAN WAKTU DAN
SISA UMUR SEBELUM DIWAFATKAN
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Diriwayatkan oleh
Imam Bukhari dan juga yang selainnya bahwa Abdullah bin Umar memberi
nasehat :
وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ
لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ
Pergunakanlah waktu sehatmu sebelum sakitmu dan
hidupmu sebelum matimu.
Inti pokok
atsar diatas memberi pelajaran yang sangat berharga bagi kita terutama
tentang kewajiban MENGGUNAKAN SISA UMUR
di dunia ini untuk bersiap bekal menuju negeri akhirat.
Sungguh, bahwa hakikat waktu ada tiga. Al Khalid bin
Muhammad (wafat tahun 160 H) berkata
bahwa waktu itu ada tiga bagian : (1) Waktu yang telah berlalu darimu
dan tidak akan kembali. (2) Waktu yang sedang kau jalani dan lihatlah bagaimana
dia berlalu darimu. (3) Waktu yang engkau tunggu, bisa jadi engkau tidak akan
mendapatinya. (Thabaqaat al Hanaabilah).
Oleh karena itu hamba hamba Allah hendaklah terus
menerus MENGGUNAKAN WAKTUNYA dalam sisa umurnya
untuk hal hal yang bermanfaat terutama dan paling utama untuk akhirat. Rasulullah
Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :
مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ
Paling baiknya Islam seseorang (ialah) meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat baginya. (H.R Ibnu Majah, dalam Shahihul Jami’).
Oleh sebab itu hamba hamba Allah mestilah memanfaatkan waktu dalam sisa umurnya untuk senantiasa memperbanyak ibadah dengan ikhlas dan sesuai dengan yang disyariatkan. Perbanyak shalat, puasa, berdzikir, membaca al Qur an, hadir di majlis ilmu, membaca kitab kitab yang bermanfaat seperti kitab Tafsir dan Kitab hadits beserta syarahnya dan yang lainnya seperti kajian di media sosial.
Sebagai penutup tulisan ini dinukil satu kisah tentang
yang telah berumur 60 tahun diberi nasehat oleh Fudhail bin Iyadh. Imam Ibnul Rajab al Hambali, dalam Jami’ul
Ulum wal Hikam menceritakan bahwa pada suatu kali Fudhail bin Iyadh pernah bertanya kepada seorang laki laki :
Berapa usiamu ? Orang itu menjawab : 60 tahun. Lalu
Fudhail berkata : Berarti selama 60 tahun engkau telah berjalan menuju Rabb-mu
dan saat ini engkau hampir sampai kepada-Nya.
Maka laki laki itu berkata : Inna
lillahi wa inna ilaihi raaji’uun (sesungguhnya kami milik Allah dan
sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali).
Kemudian Fudhail bertanya kepadanya :
Tahukah engkau tafsir dari apa yang engkau ucapkan itu ?. Laki laki itu berkata
: Tafsirkanlah ucapan itu untukku, wahai Abu Ali (kun-yah Fudhail). Fudhail bin
Iyadh berkata :
Pertama : Barangsiapa yang mengetahui bahwa ia adalah hamba Allah dan akan kembali kepada-Nya maka hendaklah ia mengetahui bahwa kelak ia akan disuruh berdiri dihadapan Rabb-nya.
Kedua : Barangsiapa yang mengetahui bahwa ia akan disuruh berdiri dihadapan Rabb-nya maka hendaklah dia mengetahui bahwa dia pasti akan ditanya.
Ketiga : Barangsiapa yang mengetahui bahwa ia akan ditanya maka hendaklah ia mempersiapkan jawaban untuk pertanyaan itu.
Selanjutnya laki laki itu berkata : Lalu bagaimana jalan keluarnya ? Jalan keluarnya mudah kata Fudhail. Orang itu bertanya lagi : Apakah itu wahai Abu Ali ?
Fudhail bin Iyadh menjawab : Hendaklah
engkau BERBUAT KEBAIKAN DI SISA UMURMU. Niscaya Allah akan mengampuni (dosa)
apa yang telah lalu atas dirimu. Sesungguhnya jika engkau tetap berbuat
keburukan pada sisa umurmu niscaya engkau akan dihisab atas semua perbuatan
(buruk) mu yang telah lalu dan yang akan datang.
Wallahu A'lam. (3.453)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar