MANUSIA
DICIPTAKAN LEMAH LALU KUAT DAN LEMAH KEMBALI
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Allah Ta'ala membagi fase umur manusia kepada tiga bagian,
yaitu lemah, kemudian
kuat, kemudian lemah kembali sebagaimana firman-Nya :
ٱللَّهُ ٱلَّذِى
خَلَقَكُم مِّن ضَعۡفٍ۬ ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعۡدِ ضَعۡفٍ۬ قُوَّةً۬ ثُمَّ جَعَلَ
مِنۢ بَعۡدِ قُوَّةٍ۬ ضَعۡفً۬ا وَشَيۡبَةً۬ۚ يَخۡلُقُ مَا يَشَآءُۖ وَهُوَ
ٱلۡعَلِيمُ ٱلۡقَدِيرُ
Allah, Dialah yang menciptakan
kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah
itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah
(kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang
Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (Q.S ar Rum
54).
Ibnu Katsir di dalam Tafsirnya saat menjelaskan
tentang ayat ini : Kemudian ia keluar dari rahim ibunya, lemah,
kurus, dan tak berdaya. Kemudian ia tumbuh sedikit demi sedikit sampai ia
menjadi seorang anak, lalu ia mencapai usia baligh. Setelahnya menjadi pemuda, yang merupakan kekuatan setelah
kelemahan.
Kemudian ia mulai menjadi tua,
mencapai usia paruh baya, lantas menjadi tua dan udzur, kelemahan setelah
kekuatan, maka ia kehilangan ketetapan hati, tenaga untuk bergerak, serta
kemampuan berperang, rambutnya menjadi kelabu dan sifat-sifatnya, zhahir dan
bathin, mulai berubah. (Tafsir Ibnu Katsir).
Ketahuilah
bahwa kelemahan fisik PADA UMUMNYA mulai
terasa pada umur 60 tahun. Bahwa pada
umur 60 tahun saat untuk diwafatkan Allah Ta'ala SUDAH DEKAT BAHKAN SUDAH
SANGAT DEKAT ATAU SUDAH SEKALI.
Sungguh, inilah
kesempatan terakhir bagi hamba hamba Allah untuk mengejar ketinggalannya di
masa lalu dalam hal ibadah atau ketaatan kepada Allah Ta'ala. Ingatlah sabda
Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bahwa amal dinilai pada keadaan akhirnya
:
وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ
Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada (keadaan) akhirnya. (H.R Imam Bukhari).
Oleh karena itu, hamba hamba Allah, pada umurr 60 ini, janganlah berani berlalai lalai lagi dalam semua ibadah yang disyariatkan terutama yang wajib dan juga yang sunnah atau tidak wajib. FOKUSKAN KEGIATAN pada segala hal yang bermanfaat untuk akhirat. Ingatlah bahwa beberapa waktu kelemahan akan semakin bertambah tambah bisa jadi sampai pada suatu waktu TAK BISA LAGI BERJALAN KE MASJID. Mumpung sekarang masih bisa berjalan maka perbanyaklah langkah ke masjid yaitu untuk menunaikan shalat fardhu.
Perbanyaklah melakukan shalat sunnah, puasa sunnah dan perbanyaklah membaca al Qur an karena tidak lama lagi akan sampai waktunya engkau tidak bisa melakukannya karena fisik bahkan otak semakin melemah, meskipun ada keinginan yang kuat untuk melakukan berbagai ibadah yang disyariatkan.
Ketahuilah bahwa ketika seorang hamba banyak beribadah maka pahala akan mengalir baginya dan akan memberatkan timbangan amal kebaikannya di akhirat kelak, sementara itu dosanya yang lalu juga akan dihapus.
Saudaraku,
mari kita simak apa yang disebutkan Imam Ibnul Rajab al Hambali
yang menceritakan bahwa pada suatu kali Imam Fudhail bin Iyadh seorang
Tabi'in, pernah bertanya kepada seorang laki laki : Berapa usiamu ?. Orang itu menjawab : 60 tahun.
Lalu
Imam Fudhail berkata : Berarti selama 60 tahun engkau telah berjalan menuju
Rabb-mu dan saat ini engkau hampir sampai kepada-Nya.
Maka
laki laki itu berkata : Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’uun (sesungguhnya
kami milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali). Kemudian
Imam Fudhail bertanya kepadanya : Tahukah engkau tafsir dari apa yang engkau
ucapkan itu ?. Laki laki itu berkata : Tafsirkanlah ucapan itu untukku, wahai
Abu Ali. Fudhail bin Iyadh menjelaskan :
Pertama : Barangsiapa yang mengetahui
bahwa ia adalah hamba Allah dan akan kembali kepada-Nya maka
hendaklah ia mengetahui bahwa kelak ia akan disuruh berdiri dihadapan
Rabb-nya.
Kedua : Barangsiapa yang mengetahui
bahwa ia akan disuruh berdiri dihadapan Rabb-nya maka harus dia
mengetahui bahwa dia pasti akan ditanya.
Ketiga : Barangsiapa yang mengetahui
bahwa ia akan ditanya maka hendaklah ia mempersiapkan jawaban untuk pertanyaan
itu.
Selanjutnya
laki laki itu berkata : Lalu bagaimana jalan keluarnya ?. Jalan keluarnya mudah
kata Fudhail bin Iyadh. Orang itu bertanya lagi : Apakah itu wahai Abu Ali ?
Imam
Fudhail bin Iyadh menjawab : Hendaklah engkau BERBUAT KEBAIKAN DI SISA
UMURMU. Niscaya Allah akan mengampuni (dosa) apa yang telah lalu
atas dirimu. Sesungguhnya jika engkau tetap berbuat keburukan pada sisa umurmu
niscaya engkau akan dihisab atas semua perbuatan (buruk) mu yang telah lalu dan
yang akan datang (Jami’ul Ulum wal Hikam)
Wallahu A'lm. (3.445).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar