Sabtu, 21 Desember 2024

MANUSIA DICIPTAKAN LEMAH LALU KUAT DAN LEMAH KEMBALI

 

MANUSIA DICIPTAKAN LEMAH LALU KUAT DAN LEMAH KEMBALI

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Allah Ta'ala  membagi fase umur manusia kepada tiga bagian, yaitu lemahkemudian kuat, kemudian lemah  kembali  sebagaimana firman-Nya :

ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن ضَعۡفٍ۬ ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعۡدِ ضَعۡفٍ۬ قُوَّةً۬ ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعۡدِ قُوَّةٍ۬ ضَعۡفً۬ا وَشَيۡبَةً۬‌ۚ يَخۡلُقُ مَا يَشَآءُ‌ۖ وَهُوَ ٱلۡعَلِيمُ ٱلۡقَدِيرُ

Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (Q.S  ar Rum  54).

Ibnu Katsir di dalam Tafsirnya saat menjelaskan tentang ayat ini : Kemudian ia keluar dari rahim ibunya, lemah, kurus, dan tak berdaya. Kemudian ia tumbuh sedikit demi sedikit sampai ia menjadi seorang anak, lalu ia mencapai usia baligh. Setelahnya menjadi  pemuda, yang merupakan kekuatan setelah kelemahan.

Kemudian ia mulai menjadi tua, mencapai usia paruh baya, lantas menjadi tua dan udzur, kelemahan setelah kekuatan, maka ia kehilangan ketetapan hati, tenaga untuk bergerak, serta kemampuan berperang, rambutnya menjadi kelabu dan sifat-sifatnya, zhahir dan bathin, mulai berubah. (Tafsir Ibnu Katsir).

Ketahuilah bahwa kelemahan fisik PADA UMUMNYA  mulai terasa pada umur 60 tahun.  Bahwa pada umur 60 tahun saat untuk diwafatkan Allah Ta'ala SUDAH DEKAT BAHKAN SUDAH SANGAT DEKAT ATAU SUDAH SEKALI.

Sungguh, inilah kesempatan terakhir bagi hamba hamba Allah untuk mengejar ketinggalannya di masa lalu dalam hal ibadah atau ketaatan kepada Allah Ta'ala. Ingatlah sabda Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bahwa amal dinilai pada keadaan akhirnya :

وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ

Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada (keadaan) akhirnya. (H.R Imam Bukhari).

Oleh karena itu, hamba hamba Allah, pada umurr 60 ini, janganlah berani berlalai lalai lagi dalam semua ibadah yang disyariatkan terutama yang wajib dan juga yang sunnah atau tidak wajib. FOKUSKAN KEGIATAN pada segala  hal yang bermanfaat untuk akhirat. Ingatlah bahwa beberapa waktu kelemahan akan semakin bertambah tambah bisa jadi sampai pada suatu waktu TAK BISA LAGI BERJALAN KE MASJID.  Mumpung sekarang masih bisa berjalan maka perbanyaklah langkah ke masjid yaitu untuk menunaikan shalat fardhu.

Perbanyaklah melakukan shalat sunnah, puasa sunnah dan perbanyaklah membaca al Qur an karena tidak lama lagi akan sampai waktunya engkau tidak bisa  melakukannya karena fisik bahkan otak semakin melemah, meskipun ada keinginan yang kuat untuk melakukan berbagai ibadah yang disyariatkan.

Ketahuilah bahwa ketika seorang hamba banyak beribadah maka pahala akan mengalir baginya dan akan memberatkan timbangan amal kebaikannya di akhirat kelak, sementara itu dosanya yang lalu juga akan dihapus.

Saudaraku, mari kita simak apa yang disebutkan  Imam Ibnul Rajab al Hambali yang menceritakan bahwa pada suatu kali Imam Fudhail bin Iyadh seorang Tabi'in, pernah bertanya kepada seorang laki laki :  Berapa usiamu ?. Orang itu menjawab : 60 tahun.

Lalu Imam Fudhail berkata : Berarti selama 60 tahun engkau telah berjalan menuju Rabb-mu dan saat ini engkau hampir sampai kepada-Nya.

Maka laki laki itu berkata : Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’uun (sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali). Kemudian Imam Fudhail bertanya kepadanya : Tahukah engkau tafsir dari apa yang engkau ucapkan itu ?. Laki laki itu berkata : Tafsirkanlah ucapan itu untukku, wahai Abu Ali. Fudhail bin Iyadh menjelaskan : 

Pertama : Barangsiapa yang mengetahui bahwa ia adalah hamba Allah dan akan kembali kepada-Nya  maka hendaklah ia mengetahui bahwa kelak ia akan disuruh berdiri dihadapan Rabb-nya. 

Kedua : Barangsiapa yang mengetahui bahwa ia akan disuruh berdiri dihadapan  Rabb-nya maka harus dia mengetahui bahwa dia pasti akan ditanya.

Ketiga : Barangsiapa yang mengetahui bahwa ia akan ditanya maka hendaklah ia mempersiapkan jawaban untuk pertanyaan itu.

Selanjutnya laki laki itu berkata : Lalu bagaimana jalan keluarnya ?. Jalan keluarnya mudah kata Fudhail bin Iyadh. Orang itu bertanya lagi : Apakah itu wahai Abu Ali ?

Imam Fudhail bin Iyadh menjawab : Hendaklah engkau BERBUAT KEBAIKAN DI SISA UMURMU.  Niscaya Allah akan mengampuni (dosa) apa yang telah lalu atas dirimu. Sesungguhnya jika engkau tetap berbuat keburukan pada sisa umurmu niscaya engkau akan dihisab atas semua perbuatan (buruk) mu yang telah lalu dan yang akan datang (Jami’ul Ulum wal Hikam)

Wallahu A'lm. (3.445).

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar