Senin, 02 Desember 2024

ISTIQAMAH BENTENG TERHADAP GODAAN HAWA NAFSU DAN GANGGUAN SYAITHAN

 

ISTIQAMAH BENTENG TERHADAP GODAAN HAWA NAFSU DAN GANGGUAN SYAITHAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Tentang makna istiqamah dijelaskan oleh Ibnu Daqiqil dengan menukil perkataan Imam al Qusyairi  bahwa : Istiqamah adalah sebuah derajat yang dengannya sempurna berbagai urusan dan dengannya pula diraih banyak kebaikan dan keteraturan. Barang siapa yang tidak istiqamah dalam kepribadiannya dia akan sia sia dan gagal. (Syarah al Arba'in)

Seorang muslim hendaklah senantiasa menjaga istiqamah dalam beramal. Sungguh sangatlah banyak dalil dari al Qur an dan as Sunnah yang memerintahkan kita agar senantiasa menjaga istiqamah dalam beramal. Diantaranya adalah sebagaimana firman Allah Ta'ala : 

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتّٰى يَأْتِيَكَ الْيَقِيْنࣖ 

Dan  sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu yang diyakini (kematian) Q.S al Hijr 99.

Syaikh as Sa’di dalam Kitab Tafsir Karimur Rahman menjelaskan maksud ayat ini bahwa kontinyulah engkau mendekatkan diri kepada Allah dengan segala macam ketaatan.

Dan juga Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : 

فَاسْتَقِمْ كَمَآ اُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْاۗ اِنَّهٗ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ 

 

Maka istiqamahlah (tetaplah) engkau (Muhammd di jalan yang benar) sebagaimana telah diperintahkan  kepadamu dan (juga) orang yang bertaubat bersamamu. Dan janganlah kamu  melampaui batas. Sungguh Dia Mahamelihat apa yang kamu kerjakan (Q.S Hud 112).

Imam Ibnu Katsir berkata : Dalam ayat ini Allah memerintahkan Rasul dan hamba hamba-Nya agar teguh dan selalu (tetap) istiqamah karena yang demikian itu merupakan sebab mendapat pertolongan yang besar dari Allah. Sungguh istiqamah itu memang berat. Ibnu Abbas berkata : Tidaklah diturunkan kepada Rasulullah di dalam al Qur an sebuah ayat yang lebih memberatkan dan menyulitkan daripada ayat ini, yaitu surat Hud 112. (Tafsir Ibnu Katsir)

Tentang istiqamah, Rasulullah salalahu ‘alaihi wasallam bersabda :

قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ فَاسْتَقِمْ

Katakanlah aku beriman kepada Allah kemudian beristiqamahlah. (H.R Imam Muslim).

Satu hadits dari A’isyah radhiallahu ‘anha menyebutkan  bahwa Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinyu (terus  menerus dilakukan) walaupun itu sedikit. (H.R Imam Muslim).

Sungguh, sangatlah banyak keutamaan dan kebaikan yang akan mendatangi orang orang yang istiqamah, diantaranya :

Pertama : Menjadi benteng  dari nafsu yang mendorong kepada keburukan.

Allah Ta’ala menempatkan nafsu dalam diri manusia. Nafsu ini tidak bisa dibunuh tetapi bisa dikendalikan atau dimanage. Jika tidak dikendalikan maka nafsu itu akan mendatangkan bahaya karena nafsu itu mendorong kepada keburukan. Allah Ta’ala berfirman : 

وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي ۚ إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي ۚ إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ

(Yusuf berkata) Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan) karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Rabb-ku. Sesungguhnya Rabb-ku Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Q.S Yusuf 53).

Seorang hamba harus berjuang untuk mengendalikan bahkan melawan hawa nafsunya agar terhindar dari mudharatnya. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam  bersabda : 

أَفْضَلُ الْجِهَادِ أَنْ يُجَاهَدَ الرَّجُلُ نَفْسَهَ وَ هَوَاهُ

Jihad yang paling utama adalah seseorang berjihad (berjuang) melawan dirinya dan hawa nafsunya (H.R Ibnu an Najjar, Abu Nu’aim dan ad Dailami, dishahihkan oleh Syaikh al Albani). 

Diantara cara untuk melawan hawa nafsu maka hendaklah manusia itu istiqamah dalam meniti jalan yang lurus dan dalam ibadah. Sungguh istiqamah menjadi benteng  bagi seseorang dari godaan dan gangguan hawa nafsunya.

Kedua : Menjadi benteng dari godaan dan gangguan syaithan.

Syaithan adalah musuh bagi manusia yang harus diwaspadai  agar manusia bisa selamat dari api neraka. Allah berfirman : 

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ

Sungguh syaithan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya  menjadi penghuni neraka yang menyala nyala. (Q.S Faatir 6).

Syaikh as Sa’di berkata : Maksudnya adalah agar permusuhan syaithan terhadap kalian (haruslah)  menjadi perhatian. Janganlah kalian meremehkan serangannya yang bisa terjadi setiap waktu. Dia bisa melihat kalian dan kalian tidak bisa melihatnya dan dia selalu mengintai kalian. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Oleh karena itu seorang hamba haruslah berusaha membentengi dirinya dari  godaan syaithan ini yaitu dengan  berlindung kepada Allah Ta’ala.

Selain itu, dan juga sangat penting dalam hal ini,  maka seorang hamba haruslah istiqamah dalam menempuh jalan yang lurus dan banyak beribadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Ketika seorang hamba istiqamah, terus menerus  dalam beribadah maka tak ada ruang bagi syaithan untuk menyesatkannya.

Wallahu A'lam. (3.432)

 

 

 

 

 

PENGERTIAN HIJRAH SECARA MAKNAWI

 

PENGERTIAN HIJRAH SECARA MAKNAWI

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Salah satu bagian penting dalam hijrah adalah hijrah secara maknawi yaitu HIJRAH ATAU BERPINDAH dari kemaksiatan menuju kepada ketaatan. Dalilnya adalah sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : 

والمهاجر من هجر ما نهى الله عنه

Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang Allah larang. (HR. Bukhari dan Imam Muslim))

Diantara contoh hijrah maknawi   adalah berhenti  dari memakan harta riba, mendengarkan musik, meminum khamr, dan perbuatan maksiat lainnya (Lihat Syarh Al Ushul Ats Tsalatsah,  Ustadz Dr. Firanda Andirja MA).

Kalau dilihat kebutuhan umumnya orang orang di zaman ini maka yang PALING MENDESAK ADALAH HIJRAH SECARA MAKNAWI, yaitu berpindah atau meninggalkan berbagai keburukan, kemaksiatan dan dosa.

Kenapa hijrah secara maknawi ini mendesak bagi sebagian besar manusia di zaman ini adalah karena memang sangat banyak saudara saudara kita  yang masih belum keluar dari ketergelincirannya dari perbuatan maksiat dan dosa. Dan juga lalai dalam melakukan ibadah atau amal shalih yang diperintahkan Allah Ta'ala.

Sungguh, sangat diharapkan mereka segera BERSEMANGAT UNTUK MELAKUKAN HIJRAH SECARA MAKNAWI yaitu berhenti dari berbagai maksiat dan dosa yang dilakukan selama ini  lalu bertaubat memohon  ampun dan  BERSEGERA MENUJU KEPADA KETAATAN. 

Ketahuilah bahwa Allah Ta'ala telah memerintahkan untuk bertaubat sebagaimana  firman-Nya : 

وَتُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang orang yang beriman, agar kamu beruntung.  (Q.S an Nuur 31). 

Tetapi ketahuilah  di awal hijrah sering terasa agak berat bahkan ada yang hijrahnya kepada kebaikan bertahan tidak lama tetapi kemudian gagal. Tidak istiqamah dalam ketaatan setelah berhijrah. Oleh karena itu ada satu sikap YANG PALING UTAMA UNTUK DIKEDEPANKAN KETIKA BERHIJRAH yaitu pasang niat ikhlas karena Allah Ta'ala.

Nah ketika berhijrah dengan niat yang lurus karena Allah Ta'ala maka hijrahnya menjadi semakin kokoh dengan pertolongan Allah Ta'ala. Selain itu, ketahuilah bahwa memang hati sering dan mudah berubah-ubah.

Oleh karena itu dianjurkan untuk banyak membaca doa yang diajarkan Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasalam dalam perkara ini sebagaimana satu hadits dari Abdullah bin ‘Amru bin ‘Ash, dia  berkata bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda : 

إِنَّ قُلُوبَ بَنِي آدَمَ كُلَّهَا بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ كَقَلْبٍ وَاحِدٍ يُصَرِّفُهُ حَيْثُ يَشَاءُ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ

Sesungguhnya hati semua manusia itu berada di antara dua jari dari sekian jari Allah Yang Maha Pemurah. Allah Subhanahhu wa Ta’ala akan membolak balik  hati manusia menurut kehendak-Nya. Setelah itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam berdoa : “Allahumma musharrifal quluub sharrif  quluubanaa ‘ala tha’atik” . Ya Allah, yang membolak balikan hati, arahkan hati kami hanya untuk taat  kepada-Mu. (H.R Imam Muslim)

Wallahu A'lam. (3.431)

 

Minggu, 01 Desember 2024

SUJUD DALAM SHALAT MENDATANGKAN BANYAK KEUTAMAAN

 

SUJUD DALAM SHALAT MENDATANGKAN BANYAK KEUTAMAAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Dari hasil penelitian  ilmiah yang dilakukan oleh para peneliti  tentang manfaat sujud bagi kesehatan fisik, diantaranya yang dilakukan oleh Dr. Ibrahim B. Syed Presiden Islamic Research Foundation International, Profesor Dr. Ahmad Sakri dari Universiti Sains Malaysia dan juga Tim peneliti dari King Abdulaziz University  Arab Saudi, dan yang lainnya,  didapat beberapa penemuan yang bermanfaat. Lima point diantaranya adalah :

Pertama, sujud baik untuk sistem kardiovaskular. Saat sujud, aliran darah ke otak meningkat, membawa lebih banyak oksigen dan nutrisi, serta membantu membersihkan racun. Ini bisa meningkatkan fungsi otak dan menjaga kesehatannya.

Kedua, sujud membantu sistem pencernaan. Tekanan lembut pada perut saat sujud memperlancar pencernaan dan mencegah sembelit. Gerakan ini juga membantu mengurangi gas berlebih.

Ketiga, sujud mendukung kesehatan paru-paru. Paru-paru tertekan secara lembut, membantu mengeluarkan udara yang terperangkap, serta meningkatkan kapasitas pernapasan. Pola napas yang teratur saat sujud juga bisa menenangkan saraf dan mengurangi stres.

Keempat, sujud juga baik untuk mata. Saat sujud, tekanan di dalam bola mata berkurang, sehingga aliran cairan dalam mata lebih lancar. Ini penting untuk mencegah masalah seperti glaukoma dan menjaga kesehatan mata. Gerakan mata saat sujud juga melatih otot mata, membuatnya lebih fleksibel.

Kelima, sujud membantu menjaga keseimbangan hormon. Gerakan ini merangsang kelenjar pineal di otak, yang memproduksi hormon melatonin. Melatonin berperan dalam mengatur siklus tidur dan melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan. Sujud juga dapat menurunkan kadar hormon stres seperti kortisol. (sumber : minanews.net.).

Hasil penelitian ilmiah tentang sujud tersebut diatas tentu memberi kabar gembira dan segala puji bagi Allah yang telah memberikan banyak kebaikan tersebab sujud  bagi kesehatan fisik.

Tetapi ketahuilah tujuan bersujud  bukan untuk mencari kesehatan tetapi  PALING UTAMA adalah dengan ikhlas memenuhi perintah Allah Ta'ala untuk bersujud kepada-Nya.  Sungguh, sujud adalah salah satu rukun dalam shalat.

Sungguh, gerakan sujud memiliki makna yang sangat dalam. Diantaranya  yaitu  bukti atau  pengakuan orang orang beriman  sebagai makhluk ciptaan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang penuh dengan segala kelemahan dan kehinaan di hadapan-Nya. Gerakan ini dilakukan dengan posisi tubuh menunduk serendah-rendahnya, yaitu hingga dahi menyentuh tanah.

Bahkan sujud adalah saat saat paling dekat seorang hamba dengan Rabb-nya. Perkara ini telah dijelaskan Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam dalam sabda beliau :

أَقْرَبُ مَا يَكُوْنُ العَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ ، فَأكْثِرُوا الدُّعَاءَ .

Seorang hamba berada PALING DEKAT dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah doa ketika itu. (H.R Imam Muslim).

Ketahuilah bahwa sujud dalam shalat akan meninggikan  beberapa derajat dan menghapus beberapa dosa sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam dalam sabda beliau, dari Ma'dan bin Abi Thalhah al Ya'muri rahimahullah menceritakan :

لَقِيتُ ثَوْبَانَ مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقُلْتُ لَهُ: حَدِّثْنِي بِحَدِيثٍ عَسَى اللَّهُ أَنْ يَنْفَعَنِي بِهِ، فَقَالَ: عَلَيْكَ بِالسُّجُودِ، فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْجُدُ لِلَّهِ سَجْدَةً، إِلَّا رَفَعَ اللَّهُ لَهُ بِهَا دَرَجَةً، وَحَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةً

Aku pernah menjumpai Tsauban radhiallahu 'anhu, seorang bekas pelayan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Aku berkata kepadanya : Ceritakan padaku suatu hadits yang mudah-mudahan Allah akan memberikan manfaatnya kepadaku dengan hadits tersebut.

Tsauban  menjawab : Hendaklah engkau (bersungguh-sungguh memperbanyak) sujud, karena aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : Tidaklah seorang hamba pun yang bersujud kepada Allah dengan sekali sujud, melainkan Allah akan mengangkatnya beberapa derajat dan menghapuskan beberapa dosa. (H.R Ibnu Hibban, Nasa’i, Ibnu Majah Imam Ahmad, Ibnu Khuzaimah,  Abu Nu’aim dan al Baihaqi).

Selain itu, bersujud dalam shalat MEMBUAT DOSA BERGUGURAN. Oleh karena itu hamba hamba Allah hendaklah tidak tergesa gesa dalam shalat termasuk menjaga ruku’ dan sujud. Ketahuilah bahwa dosa dosa seorang hamba berguguran saat dia ruku’ dan sujud dalam shalatnya. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا قَامَ يُصَلِّي أُتِيَ بِذُنُوبِهِ فَوَضَعَتْ عَلَى رَأْسِهِ أَوْ عَاتِقِهِ فَكُلَّمَا رَكَعَ أَوْ سَجَدَ تساقطت عنه

Sesungguhnya, tatkala seorang hamba berdiri shalat, didatangkanlah seluruh dosanya, kemudian diletakkan di atas kepala dan kedua pundaknya, maka ketika ia ruku’ dan sujud, dosa-dosa tersebut berguguran. (H.R Ibnu Hibban, ath Thabrani, dan yang selainnya. Dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam ash Shahihah).

Kesimpulannya adalah bahwa tujuan bersujud seorang hamba  dalam shalat  adalah dengan niat ikhlas untuk merendahkan diri kepada Allah Ta'ala memenuhi perintah-Nya  dan berharap ridha-Nya. Jadi bukan mencari sehat ataupun yang lainnya.

Wallahu A'lam. (3.430).