Rabu, 14 Agustus 2024

MEMANG TELAH BERAMAL TETAPI BISA JADI TIDAK BERNILAI DI SISI ALLAH

 

MEMANG TELAH BERAMAL TETAPI BISA JADI TIDAK BERNILAI DI SISI ALLAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, kewajiban hamba hamba Alah adalah beribadah atau melakukan amal shalih berlandaskan iman yaitu sebagai  modal atau bekal utama untuk menuju negeri akhirat.

Tidak ada perbedaan pendapat dikalangan ulama bahwa syarat diterimanya ibadah adalah : (1) IKHLAS KARENA ALLAH DAN (2) ITTIBA' YAITU MENGIKUTI PETUNJUK RASULULLAH SALALLAHU 'ALAIHI WASALLAM.  

Ketahuilah bahwa diantara dalil yang  mencakup dua hal ini yaitu tentang ikhlas dan ittiba’  adalah sebagaimana dijelaskan Allah Ta’ala dalam firman-Nya  : 

وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ

Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedangkan dia mengerjakan kebaikan. (Q.S an Nisa’ 125)

Syaikh as Sa’di berkata : Maksudnya, tidaklah ada seorangpun yang paling baik agamanya daripada seorang yang menyatukan antara keikhlasan kepada Dzat yang disembah yaitu penyerahan diri hanya untuk Allah yang menunjukkan akan penyerahan hati, penghadapannya, kembalinya, keikhlasannya dan penghadapan wajah serta seluruh anggota tubuh kepada Allah Ta’ala. 

Sedangkan dia pun disamping keikhlasan dan penyerahan diri tersebut dia mengerjakan kebaikan yaitu mengikuti syariat Allah yang telah Allah utus rasul rasul dengannya dan telah Allah turunkan kitab kitab-Nya dan Allah jadikan hal itu sebagai jalan bagi makhluk makhluk-Nya yang terpilih dan pengikut pengikut mereka. (Kitab Tafsir Karimir Rahman).

Sungguh, amal seseorang bisa  tidak bernilai di sisi Allah Ta'ala tersebab tidak ikhlas dan tidak ittiba'. Allah Ta'ala berfirman :

Pertama : Dalam surat al Kahfi 103 dan 104. Allah Ta'ala berfirman :

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُم بِٱلْأَخْسَرِينَ أَعْمَٰلًا

 ٱلَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا

Katakanlah: Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatan (amal) nya ?.

Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.

Al Imam ath Thabari menjelaskan : Yaitu orang orang yang beramal TIDAK DIATAS PETUNJUK dan istiqamah, bahkan di atas PENYIMPANGAN  DAN KESESATAN. Tersebab mereka beramal tidak berdasarkan apa yang diperintahkan Allah Ta'ala. Sejatinya mereka ingkar terhadap perintah itu. Tetapi mereka menyangka bahwa apa yang mereka lakukan itu sebagai ketaatan. (Jami'ul Bayan).

Kedua : Dalam surat al Furqan 23. Allah Ta'ala berfirman : 

وَقَدِمْنَآ إِلَىٰ مَا عَمِلُوا۟ مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَٰهُ هَبَآءً مَّنثُورًا

Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan. (Q.S al Furqan 23)

Dalam Kitab Tafsir al Muyassar disebutkan : Dan Kami mendatangi segala apa yang mereka perbuat dari kebaikan dan kebajikan yang tampak secara zhahir, kemudian Kami menjadikannya tidak berguna dan tidak berarti, tidak memberikan manfaat kepada mereka, bagaikan debu yang beterbangan, yaitu debu-debu ringan yang terlihat pada pancaran sinar matahari.

Yang demikian itu karena amal  tidak berguna di akhirat, kecuali apabila terpenuhi pada pemiliknya : Iman kepada Allah, berikut ikhlas untuk-Nya dan mengikuti Rasul-Nya, Muhammad Salallahu 'alaihi Wasallam. (Departemen Agama Saudi Arabia).

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di berkata :  “Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan,” maksudnya, (kami bersengaja kepada) amal perbuatan mereka yang mereka harapkan menjadi kebaikan dan mereka telah bersusah payah mengerjakannya : “lalu kami jadikan amal itu bagaikan debu yang berterbangan,” maksudnya, batal lagi sirna.

Mereka telah merugi dan tidak mendapatkan pahalanya (bahkan) mereka disiksa karenanya. Hal yang demikian itu karena amal tersebut tidak ada nilai imannya dan karena bersumber dari seorang yang mendustakan Allah dan para Rasul-Nya. Sebab, amal kebaikan yang diterima Allah adalah yang bersumber dari seorang Mukmin nan tulus lagi membenarkan para rasul dan mengikuti mereka. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Oleh karena itu, hamba hamba Allah hendaklah benar benar memperhatikan amal ibadah yang dilakukannya. Apakah sudah betul betul ikhlas karena Allah dan sudah sesuai dengan petunjuk dari Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam.

Wallahu A'lam. (3.343).

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar